Rabu, 15 November 2017

DUSUN CIBADAK DESA PALEDAH PONPES PETANI NUSANTARA

Filosofi Badak
Badak adalah bukti satwa dari sisa zaman dinosaurus. Saat kehidupan dinosaurus dan yang lainnya punah akibat perubahan iklim yang sangat drastis, badak dan beberapa satwa lainnya seperti komodo masih terselamatkan dan terpelihara dengan baik keberadaannya. Mereka berevolusi sesuai dengan zamannya tetapi tidak meninggalkan bentuk dan ciri dari nenek moyang mereka. Badak purba dahulunya berbadan cukup besar dan burbulu lebat, hal ini masih dapat kita lihat pada jenis badak Sumatera dengan adanya bulu yang ada di sekujur tubuhnya walaupun mempunyai tubuh yang lebih kecil.
Badak terkenal dengan dengan tubuhnya yang tegap dan kuat dengan cula yang ada di kepalanya. Dengan kekuatan dan ketegapan yang dia miliki, badak dapat berjalan berkilo-kilo jauhnya dalam sehari untuk mencari makan demi memenuhi kebutuhannya. Makanan yang dicari adalah pucuk-pucuk daun muda dan secara tidak langsung mereka berfungsi membuat regenerasi hutan dengan tumbuhnya pucuk-pucuk daun baru bekas makanannya. Mereka berjalan mengitari hutan dengan tenang dan tanpa pamrih serta tentu saja tanpa ada terlihat suatu kesombongan. Mereka berjalan dengan menunduk dengan tenang terkesan merendah (tidak congkak). Tidak pernah ada fakta diketahui badak menyerang satwa lain walaupun lebih kecil darinya. Selain itu mereka membawa manfaat yang tak tertandingi bagi keberlangsungan suatu hutan.
Badak yang sangat suka berkubang menjadi agen penyebar benih dan membawa biji-biji hutan yang melekat ditubuhnya. Kemampuannya untuk berjalan sampai berkilo-kilo jauhnya sangat berarti dalam menyemaikan benih-benih di lantai-lantai hutan sebagai media tumbuh yang menguntungkan bagi “Sang Benih”. Benih pun yang tanpa sengaja mendapatkan singgasana untuk membuktikan kefertilannya, segera memecahkan masa dormansi sehingga bisa mengalami Germination (perkecambahan). Yang akhirnya tumbuh menjadi pohon besar, gagah, dengan akar mencengkeram bumi, siap mencegah segala bentuk bencana banjir atau longsor di muka bumi, sekaligus sebagai Nature Wind Break (pemecah angin alami).
Suatu kebesaran tuhan yang sangat tidak ternilai dan tidak tergantikan harganya!!! Pepatah yang menyebutkan bahwa belajarlah dari alam merupakan hal yang sangat tepat. Banyak rahasia alam yang sebenarnya kalau digali dan dipelajari dengan seksama dengan arif oleh manusia, banyak kegunaannya bagi kehidupan ini. Seperti halnya seekor badak yang tanpa sombong dan rendah diri terus menerus membuat hutan menjadi baru. Badak sangat mengerti bahwa cula yang ada padanya tidak akan berguna dan hanya sebagai alat pembantunya saja dalam menjalankan tugas mulia sebagai agen penyebar benih bagi kelangsungan suatu ekosistem. Badak sangat berpengaruh terhadap masa depan alam dan hal ini perlu kita singkapi dengan arif dan bijaksana.
Sebagai manusia, betapa indah dan membanggakan, jika kita tidak pernah congkak dengan segala apa yang kita miliki, tapi merasa sangat bahagia ketika hidup ternyata banyak bermanfaat bagi orang lain. Andai sosok manusia juga bisa diibaratkan sang badak tadi, bekerja tanpa mengharap suatu yang lebih daripada haknya dan tidak berpikir untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Cukup Tuhan saja yang mencatat sebagai amal ibadah di sisi-Nya.
Keahlian khusus pada makhluk hidup adalah bukti nyata bahwa Allah telah menciptakan mereka. Kebenaran ini dinyatakan dalam Alquran, “Dan pada penciptaan kamu dan pada binatang-binatang yang melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk kaum yang meyakini.” (QS Al Jaatsiyah[45]:4)
Setiap hal baru tentang badak memperlihatkan kebenaran yang sama: binatang darat besar di bumi, beserta ciri istimewanya, telah diciptakan Allah, Tuhan Yang Mahaagung!
terimakasih atas respon anda. admin

Tidak ada komentar:

ERA TASHAWWUF SOCIETY 6.0

Sosialisasi : GENERASI BARU ABAD 21 ERA TASHAWWUF SOCIETY 6.0 (Ki Ageng Sapujagat Al Kajorani Al Jawi) > Revolusi Industri 4.0 mengg...