SILSILAH DARI RAJA BRAWIJAYA V :
>Brawijaya V
>Bondan Kejawen + Nawangsih binti Jaka Tarub
>Kyai Ageng Getas Pandowo + Rara Kasihan
>Kyai Ageng Sela / Kyai Ageng Abdurrahman + Nyai Ageng Sela Binti Kyai Ageng Ngerang I
>Kyai Ageng Anis
>Kyai Ageng Pemanahan / Kyai Ageng Mataram
>Jeng Senopati Ngalaga
>Jaka Umbaran / Panembahan Purbaya I
>Panembahan Purbaya II
>Panembahan Purbaya III
>Ki Ageng Wanontara / Ki Ageng Senthong
>Pangeran Kajoran / Mbah Agung Kajoran
>Mbah Drewak
>Mbah Kedungpane (Mbah Nayadiwangsa)
>Mbah Anggadiwangsa
>Mbah Wagen
>Mbah Do
>Mbah Nawintana
>Mbah Wanadirana
>Mbah Jemasih Binti Wanadirana + Mbah Sakarya Bin Wangsa Karya
>Warino Ma'ruf Abdulloh Zakarya
>Bondan Kejawen + Nawangsih binti Jaka Tarub
>Kyai Ageng Getas Pandowo + Rara Kasihan
>Kyai Ageng Sela / Kyai Ageng Abdurrahman + Nyai Ageng Sela Binti Kyai Ageng Ngerang I
>Kyai Ageng Anis
>Kyai Ageng Pemanahan / Kyai Ageng Mataram
>Jeng Senopati Ngalaga
>Jaka Umbaran / Panembahan Purbaya I
>Panembahan Purbaya II
>Panembahan Purbaya III
>Ki Ageng Wanontara / Ki Ageng Senthong
>Pangeran Kajoran / Mbah Agung Kajoran
>Mbah Drewak
>Mbah Kedungpane (Mbah Nayadiwangsa)
>Mbah Anggadiwangsa
>Mbah Wagen
>Mbah Do
>Mbah Nawintana
>Mbah Wanadirana
>Mbah Jemasih Binti Wanadirana + Mbah Sakarya Bin Wangsa Karya
>Warino Ma'ruf Abdulloh Zakarya
→ Nabi Muhammad SAW .
→ Sayyidah Fathimah Az-Zahra .
→ Al-Imam Sayyidina Hussain
→ Sayyidina ‘Ali Zainal ‘Abidin
→ Sayyidina Muhammad Al Baqir
→ Sayyidina Ja’far As-Sodiq .
→ Sayyid Al-Imam Ali Uradhi .
→ Sayyid Muhammad An-Naqib .
→ Sayyid ‘Isa Naqib Ar-Rumi
→ Ahmad al-Muhajir .
→ Sayyid Al-Imam ‘Ubaidillah .
→ Sayyid Alawi Awwal .
→ Sayyid Muhammad Sohibus Saumi’ah .
→ Sayyid Alawi Ats-Tsani .
→ Sayyid Ali Kholi’ Qosim .
→ Muhammad Sohib Mirbath .
→ Sayyid Alawi Ammil Faqih .
→ Al Imam Abdul Malik Azmatkhan
→ Sayyid Abdullah Azmatkhan .
→ Sayyid Ahmad Shah Jalal .
→ Sayyid Syaikh Jumadil Qubro al-Husaini or Syekh Jamaluddin Akbar al-Husaini .
→ Syeikh Maulana Malik Ibrahim Asmara Qandi
→ Sayyid Ampel Denta Surabaya
→ Sayyid Kalkum Wotgaleh / Pangeran Tumapel / Pangeran Lamongan
→ Sayyidah Fathimah Az-Zahra .
→ Al-Imam Sayyidina Hussain
→ Sayyidina ‘Ali Zainal ‘Abidin
→ Sayyidina Muhammad Al Baqir
→ Sayyidina Ja’far As-Sodiq .
→ Sayyid Al-Imam Ali Uradhi .
→ Sayyid Muhammad An-Naqib .
→ Sayyid ‘Isa Naqib Ar-Rumi
→ Ahmad al-Muhajir .
→ Sayyid Al-Imam ‘Ubaidillah .
→ Sayyid Alawi Awwal .
→ Sayyid Muhammad Sohibus Saumi’ah .
→ Sayyid Alawi Ats-Tsani .
→ Sayyid Ali Kholi’ Qosim .
→ Muhammad Sohib Mirbath .
→ Sayyid Alawi Ammil Faqih .
→ Al Imam Abdul Malik Azmatkhan
→ Sayyid Abdullah Azmatkhan .
→ Sayyid Ahmad Shah Jalal .
→ Sayyid Syaikh Jumadil Qubro al-Husaini or Syekh Jamaluddin Akbar al-Husaini .
→ Syeikh Maulana Malik Ibrahim Asmara Qandi
→ Sayyid Ampel Denta Surabaya
→ Sayyid Kalkum Wotgaleh / Pangeran Tumapel / Pangeran Lamongan
→ Panembahan Agung Kajoran / Pangeran Maulana Mas / Sunan Kajoran
Panembahan Agung Kajoran / Pangeran Maulana Mas / Sunan Kajoran lebih di kenal dengan julukkan MBAH AGUNG hidup pada abad 14 – 15
Panembahan Agung Kajoran adalah Murid dari Sunan Gunung Jati Cirebon dan sering disebut sebut dalam Babad Cirebon dan Naskah Naskah Kuno Cirebon.
Panembahan Agung Kajoran adalah cikal bakal seluruh wangsa Kajoran di Pulau Jawa. Beliau
Menikah dgn 2 Putri Sunan Pandanaran II / Sunan Tembayat yaitu Nyai Ageng Panembahan
Agung dan Nyai Ageng Biting ( bekas janda Ki Ageng Biting dari Pajang ).
Sumber :
Kitab Kitab Kuno Pangeran Kajoran 1677, Kitab Kuno Sunan Tembayat 1443 Saka, Kitab Sujarah
Giring, Ranji Silsilah Pangeran Kajoran 1677, Ranji Silsilah Pajang, Babad Cirebon dan Naskah
Naskah kuno cirebon, Serat Tjandrakanta karya Ngabehi Tjandrapradanta pujangga kraton solo
1926, serat padmosusastro pujangga kraton solo 1898.
• K. Drewak
• K. Kedungpane (Nayadiwangsa)
• NY. Anggadiwangsa
• NY. Wagen
• NY. Do
• NY. Nawintana
• NY. Wanadirana
• NY Jemasih
• Warino Ma'ruf Abdullah / Warino SiKepis
Panembahan Agung Kajoran adalah Murid dari Sunan Gunung Jati Cirebon dan sering disebut sebut dalam Babad Cirebon dan Naskah Naskah Kuno Cirebon.
Panembahan Agung Kajoran adalah cikal bakal seluruh wangsa Kajoran di Pulau Jawa. Beliau
Menikah dgn 2 Putri Sunan Pandanaran II / Sunan Tembayat yaitu Nyai Ageng Panembahan
Agung dan Nyai Ageng Biting ( bekas janda Ki Ageng Biting dari Pajang ).
Sumber :
Kitab Kitab Kuno Pangeran Kajoran 1677, Kitab Kuno Sunan Tembayat 1443 Saka, Kitab Sujarah
Giring, Ranji Silsilah Pangeran Kajoran 1677, Ranji Silsilah Pajang, Babad Cirebon dan Naskah
Naskah kuno cirebon, Serat Tjandrakanta karya Ngabehi Tjandrapradanta pujangga kraton solo
1926, serat padmosusastro pujangga kraton solo 1898.
Menurut cerita masyarakat yang ditulis oleh De Graaf dalam buku Sejarah Kajorandisebutkan, Pangeran Kajoran merupakan keturunan dari Panembahan Agung yang memiliki silsilah dari Sunan Bayat yang disegani oleh raja dan bangsawan di Keraton Demak, Pajang, dan Mataram Islam.
Pangeran Kajoran merupakan seorang muslim Kejawen yang terkenal memiliki kesaktian dalam ilmu kanuragan. “Aktivitas olah fisik dan batin beliau sangat menonjol. Beliau menjadi tempat bertanya dan dituakan di kalangan masyarakat. Masyarakat menjadikan beliau sebagai imam, karena itu masyarakat menyebutnya dengan Panembahan Rama,” kata pemerhati sejarah kebudayaan Klaten, Nur Tjahjono.
Menurut Tjahjono, Panembahan Rama memiliki peran penting dalam pergerakan menentang Amangkurat I yang menjadi pemicu munculnya konfliks dalam Dinasti Mataram. Kebijakan Amangkurat I dinilai tidak sejalan dengan cita-cita Sultan Agung yang menginginkan kehancuran kolonialisme atau penjajah dari tanah Jawa, serta membangun bangsa yang berkeadilan, berketuhanan dengan semangat kegotongroyongan.
Dikatakan Tjahjono, nilai-nilai perjuangan menentang kezaliman dan kolonialisme telah tertanam dari generasi terdahulu seperti Pangeran Kajoran. Namun begitu, diakuinya, nama Pangeran Kajoran jarang terukir dalam dokumen-dokumen sejarah. “Akan lebih baik jika Makam Pangeran Kajoran dimasukkan dalam paket wisata agar namanya tidak terlupakan di kalangan generasi muda,” harapnya.
Hingga kini, Makam Pangeran Kajoran masih kerap dikujungi peziarah. Mereka tak hanya datang dari Klaten, tetapi juga luar daerah. Setiap perayaan Hari Jadi Klaten, makam Kiai Kajoran juga menjadi rujukan ziarah rombongan para petinggi Kabupaten Klaten.
Menilik sejarahnya,konon Beliau adalah bagian dari Laskar Diponegoro yg karena kekalahan laskar P. Diponegoro,maka seluruh laskar melarikan diri. Ada yg ke timur,utara,barat. Menurut sang juru kunci,beliau menetap di desa Kajoran Kec.Karanggayam Kebumen sampai akhir hayatnya. Beliau dimakamkan di Utara balai desa Kajoran.
Pangeran Kajoran merupakan seorang muslim Kejawen yang terkenal memiliki kesaktian dalam ilmu kanuragan. “Aktivitas olah fisik dan batin beliau sangat menonjol. Beliau menjadi tempat bertanya dan dituakan di kalangan masyarakat. Masyarakat menjadikan beliau sebagai imam, karena itu masyarakat menyebutnya dengan Panembahan Rama,” kata pemerhati sejarah kebudayaan Klaten, Nur Tjahjono.
Menurut Tjahjono, Panembahan Rama memiliki peran penting dalam pergerakan menentang Amangkurat I yang menjadi pemicu munculnya konfliks dalam Dinasti Mataram. Kebijakan Amangkurat I dinilai tidak sejalan dengan cita-cita Sultan Agung yang menginginkan kehancuran kolonialisme atau penjajah dari tanah Jawa, serta membangun bangsa yang berkeadilan, berketuhanan dengan semangat kegotongroyongan.
Dikatakan Tjahjono, nilai-nilai perjuangan menentang kezaliman dan kolonialisme telah tertanam dari generasi terdahulu seperti Pangeran Kajoran. Namun begitu, diakuinya, nama Pangeran Kajoran jarang terukir dalam dokumen-dokumen sejarah. “Akan lebih baik jika Makam Pangeran Kajoran dimasukkan dalam paket wisata agar namanya tidak terlupakan di kalangan generasi muda,” harapnya.
Hingga kini, Makam Pangeran Kajoran masih kerap dikujungi peziarah. Mereka tak hanya datang dari Klaten, tetapi juga luar daerah. Setiap perayaan Hari Jadi Klaten, makam Kiai Kajoran juga menjadi rujukan ziarah rombongan para petinggi Kabupaten Klaten.
Menilik sejarahnya,konon Beliau adalah bagian dari Laskar Diponegoro yg karena kekalahan laskar P. Diponegoro,maka seluruh laskar melarikan diri. Ada yg ke timur,utara,barat. Menurut sang juru kunci,beliau menetap di desa Kajoran Kec.Karanggayam Kebumen sampai akhir hayatnya. Beliau dimakamkan di Utara balai desa Kajoran.
Yang masih menjadi misteri,karena di daerah lainpun ada makam Pangeran Kajoran,seperti di Klaten, dengan nama mirip. Apakah makam Pangeran Kajoran yang asli di Klaten atau di Kebumen,itu masih misteri.
Tetapi,dengan berziarah ke makam beliau,hanya memanjatkan do'a semoga amal beliau sebagai pejuang laskar diponegoro mendapat pahala disisi Allah SWT. Amiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar