Kelor atau merunggai (Moringa oleifera) adalah sejenis tumbuhan dari suku Moringaceae. Tumbuhan ini memiliki ketinggian pohon 711 meter. Secara karakteristiknya Kelor jenis tanaman yang mudah ditemukan di seluruh daerah di tanah air. Ada beberapa sebutan (nama) lokal untuk tanaman ini. Selain Kelor yang menjadi nama dalam bahasa Indonesia, sebutan tersebut juga oleh masyarakat di Jawa, Sunda, Bali dan Lampung. Sedangkan sebutan lainnya antara lain adalah Marangghi (Madura), Moltong (Flores), Kelo (Gorontalo); Keloro (Bugis), Kawano (Sumba), Ongge (Bima); Hau fo (Timor). Daun kelor berbentuk bulat telur dengan ukuran kecil-kecil bersusun majemuk dalam satu tangkai. Bunganya berwarna putih kekuning-kuningan dan tudung pelepah bunganya berwarna hijau; bunga ini keluar sepanjang tahun dengan aroma bau semerbak. Buah kelor berbentuk segitiga memanjang yang disebut kelentang, juga dapat disayur.
Sedang getahnya yang telah berubah warna menjadi coklat disebut blendok (Jawa). Kelor dapat berkembang biak dengan baik pada daerah yang mempunyai ketinggian tanah 300-500 meter di atas permukaan laut.
![[IMG]](https://beautyhealthtips.in/wp-content/uploads/2013/10/drumstick.jpg)
Daun kelor umumnya dimanfaatkan sebagai sayur dan obat tradisional, memiliki bunga sepanjang tahun yang berwarna kuning dalam pelepah dengan bau semerbak. Sementara buahnya berbentuk segitiga memanjang yang akrab disebut dengan “klentang” yang juga bisa dikonsumsi sebagai sayuran. Nama-nama umum pohon kelor : Limaran (jawa) kelor(Indonesia), Moringa(Inggris), marunggai(melayu), dan Malunggay (pilipina). Pohon ini awalnya tumbuh dikaki pegunungan Himalaya di India Utara, juga dibudidayakan di seluruh Amerika Tengah, Selatan dan Afrika karena sangat mudah tumbuh di daerah tropis dan sub-tropis.
Manfaat daun, biji, dan bunga tanaman kelor untuk kesehatan:
Daun kelor merupakan sumber banyak vitamin dan mineral. Satu cangkir daun kelor segar cincang mengandung :
Protein: 2 gram.
Vitamin B6: 19% dari angka kecukupan gizi perhari
Vitamin C: 12% dari angka kecukupan gizi perhari
Zat besi: 11% dari angka kecukupan gizi perhari
Riboflavin (vitamin B2): 11% dari angka kecukupan gizi perhari
Vitamin A (beta-karoten): 9% dari angka kecukupan gizi perhari
Magnesium: 8% dari angka kecukupan gizi perhari
Di negara-negara Barat, daun kelor dikeringkan dan dijual sebagai suplemen makanan, baik dalam bentuk bubuk atau kapsul. Dibandingkan dengan daunnya, bunga polong kelor umumnya lebih rendah mengandung vitamin dan mineral. Namun bunga sangat kaya akan vitamin C. Satu cangkir polong segar cincang (100 gram) mengandung 157% dari angka kecukupan vitamin C harian.
Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa jika Anda mengambil kelor sebagai suplemen tidak akan mendapatkan lebih banyak nutrisi.
Kelor Kaya akan Antioksidan
Antioksidan adalah senyawa yang bekerja melawan radikal bebas dalam tubuh. Tingginya kadar radikal bebas akan menyebabkan stres oksidatif, yang dapat menyumbang kehadiran penyakit kronis seperti penyakit jantung dan diabetes tipe 2. Beberapa senyawa antioksidan telah ditemukan dalam daun kelor, selain vitamin C dan beta-karoten termasuk :
Quercetin: antioksidan kuat ini dapat membantu menurunkan tekanan darah.
Asam klorogenat: Juga juga banyak ditemukan dalam kopi, dapat membantu menurunkan kadar gula darah.
Menurunkan Gula Darah
Gula darah tinggi bisa menjadi masalah kesehatan yang serius, bahkan merupakan karakteristik utama dari penyakit diabetes.
Berbagai Keampuhan Kelor (Moringa oleifera)
Di Jawa, secara tradisional, kelor kerap dibuat tanaman pagar, sedangkan daunnya dibuat sayur. Tapi, banyak pula memanfaatkan bagian dari tanaman yang berasa pahit ini untuk bahan obat tradisional. Menurut beberapa sumber, tanaman Kelor memang bisa dijadikan bahan obat, karena mengandung minyak terbang. Bijinya yang berminyak mengandung myrosine, emulsine, alkaloida pahit tak beracun, serta vitamin A,B1,B2 dan C pada sel-sel tertentu. Sevara farmakologis kandungan kimia pohon Kelor memiliki efek anti-inflamasi, anti-piretik dan anti skorbut.
Secara tradisional pengobatan pemanfaatan akar, daun dan biji Kelor sebagai obat, dianggap manjur untuk beberapa jenis penyakit antara lain:
1. Kurap (Herpes) Luka Bernanah. Cara pengobatan: Tumbuk daun Kelor dengan kapur lalu balurkan pada kurap atau luka.
2. Kurang Nafsu Makan, epilepsi, histeri, sariawan, sulit buang air kecil, badan lemah, sakit kuning, rematik serta pegal linu. Cara pengobatan: Rebus akar kelor sebanyak 1 jari dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas, lalu saring. Minum air rebusan dua kali sehari masing-masing ½ gelas.
3. Beri-Beri dan Udim. Cara pengobatan: Giling akar kelor, akar pepaya, dan kulit lawang atau cengkih masing-masing 1 jari. Tambahkan air, peras, dan saring. Bagi air saringan menjadi 2 bagian yang sama. Minum air hasil saringan sebanyak 2 kali sehari.
4. Biduran dan Alergi. Cara pengobatan: Rebus 3 tangkai daun kelor, 1 siung bawang merah, serta adas dan pulasari secukupnya dalam 3 gelas air sampai tersisa 2 gelas. Saring lalu minum air rebusan dua kali sehari masing-masing satu gelas.
5. Rabun Ayam. Cara pengobatan: Tumbuk 3 tangkai daun kelor sampai halus, lalu seduh dengan 1 cangkir air masak dan saring. Tambahkan madu secukupnya pada air hasil saringan tadi, lalu aduk sampai merata. Minum sebelum tidur.
Penjernih Air
Sejak beberapa tahun silam, pemanfaatan biji Kelor telah dikembangkan di Indonesia, antara lain melalui Program United Nations Development Programme (UNDP) bekerjasama dengan ITB. Melalui program tersebut, biji Kelor diolah menjadi bahan pengendap/koagulator untuk penjernihan air secara cepat, murah dan aman. Karena kandungan senyawa pada serbuk biji Kelor memiliki sifat anti mikroba, khususnya terhadap bakteri, maka bakteri Coli yang terdapat di dalam air yang dijernihkan juga bakal tereduksi atau mati.
Menurut hasil pengujian oleh tim ahli dari UNDP, untuk pengolahan air minum di kawasan pantai atau rawa tidak membutuhkan banyak biji Kelor. Cukup 2-3 pohon dewasa selama setahun dengan keluarga sebanyak 6-8 orang, dengan perhitungan kebutuhan air sekitar 20 liter/hari/ jiwa.
Di beberapa negara, pemanfaatanKelor juga mulai dikembangkan untuk bahan pembuatan kosmetik dan bahan bakar terbarukan. Terbetik informasi, beberapa tahun silam, ada investor Jepang berniat membuka perkebunan Kelor di Musi Banyuasin untuk bahan baku industri di negara Sakura. Sementara di beberapa negara di Benua Afrika, Kelor telah menjadi komoditas yang menjanjikan peluang bisnis yang menggiurkan. (SERASI diolah dari berbagai sumber).
Membuat Bahan Penjernih Air dari Serbuk Biji Tanaman Kelor
1. Biarkan biji Kelor matang/tua di pohon, dan baru dipanen setelah benar-benar setelah kering. Pisahkan sayap bijinya yang ringan serta kulit bijinya sehingga meninggalkan biji yang putih. Bila terlalu kering di pohon, polong biji akan pecah dan bijinya dapat melayang "terbang" ke mana-mana.
2. Biji yang sudah tak berkulit itu kemudian dihancurkan dan ditumbuk sampai halus sehingga menjadi bubuk biji Kelor (Moringa). Jumlah bubuk biji moringa atau kelor yang diperlukan untuk pembersihan air bagi keperluan rumah tangga sangat tergantung pada seberapa jauh kotoran yang terdapat di dalamnya.
3. Untuk menjernihkan air sebanyak 20 liter (1 jeriken), perlu bubuk biji Kelor sebanyak 2 gram atau kira-kira 2 sendok teh (5 mililiter). Tambahkan sedikit air bersih ke dalam bubuk biji sehingga menjadi pasta. Lalu, letakkan pasta itu ke dalam botol yang bersih dan tambahkan ke dalamnya satu cup (200 ml) lagi air bersih, lalu kocok selama lima menit hingga campur sempurna. Dengan cara tersebut, terjadilah proses aktivitasi senyawa kimia yang terdapat dalam bubuk biji kelor.
4. Saringlah larutan yang telah tercampur dengan koagulan biji kelor itu melalui kain kasa dan filtratnya dimasukkan ke dalam air 20 liter (jeriken) yang telah disiapkan sebelumnya, dan kemudian diaduk secara pelan-pelan selama 10-15 menit. Selama pengadukan, butiran biji yang telah dilarutkan akan mengikat dan menggumpalkan partikel-partikel padatan dalam air beserta mikroba dan kuman-kuman penyakit yang terdapat di dalamnya sehingga membentuk gumpalan yang lebih besar yang akan mudah tenggelam mengendap ke dasar air. Setelah satu jam, air bersihnya dapat diisap keluar untuk keperluan keluarga.
Filosofi Kebermanfaatan Kelor
Seperti manfaatnya pohon kelor, semua bagiannya dapat bermanfaat untuk lingkungan sekitar. Baik sebagai obat maupun sebagai filter racun juga sebagai penetralisir tanah, air, udara lingkungan tempat iya tumbuh. Semua bagian pohon ini dipercaya bisa untuk obat. Jika ada orang yang kejang-kejang atau kesurupan atau kena hawa jahat (sawan) dari jenazah, cobalah tengkuknya dan semua persendian tubuhnya digosok dengan remasan daun kelor, biasanya ia segera siuman. Orang yang punya kesaktian tertentu (Black Magic) biasanya juga akan punah bilamana dipukul dengan cabang pohon kelor. Tidak semua pohon kelor memiliki bagian teras yang berwarna hitam yang biasa disebut Galih Kelor/Galeuh kelor, bagian kayu ini sering dicari sebagai jimat karena dipercaya dapat menunjang ilmu kanuragan dan kebal terhadap senjata tajam. Galih Kelor tidak dianjurkan dibawa oleh mereka yang berpembawaan lekas naik darah.
Karena kaya akan manfaatnya pohon kelor, menjadi pohon keseimbangan hayati. Seperti konsep lahir dan batin, pada kehidupan manusia. Pohon kelor juga berfungsi dari segi lahir dan batin nya
. Tuhan memberi fungsi pohon kelor sebagai ragam nya manfaat. Maka berfungsilah pohon tersebut sesuatu sifat dan karakteristiknya bagi kelangsungan kehidupan ekosistem alam ![Smile :) :)](https://www.kebunpedia.com/styles/default/xenforo/clear.png)
Semoga bermanfaat....
Seperti apa sih tanaman Kelor, mungkin di antara kita banyak yang belum mengenalnya. Tanaman bernama latin Moringa oleifera ini tergolong tanaman tahunan yang biasanya tumbuh liar.
Di India, buah Kelor sering dimasak menjadi sejenis kari dan diawetkan dalam kaleng untuk dijual di supermarket.
Malahan, kalangan masyarakat tertentu memanfaatkan daun Kelor untuk mengobati mata ayam yang terluka sehabis bertarung.
Biji Kelor juga dimanfaatkan sebagai bahan koagulan (bioflokulan) dalam proses pengolahan limbah cair dari pabrik tekstil.
Sedang getahnya yang telah berubah warna menjadi coklat disebut blendok (Jawa). Kelor dapat berkembang biak dengan baik pada daerah yang mempunyai ketinggian tanah 300-500 meter di atas permukaan laut.
![[IMG]](https://beautyhealthtips.in/wp-content/uploads/2013/10/drumstick.jpg)
Daun kelor umumnya dimanfaatkan sebagai sayur dan obat tradisional, memiliki bunga sepanjang tahun yang berwarna kuning dalam pelepah dengan bau semerbak. Sementara buahnya berbentuk segitiga memanjang yang akrab disebut dengan “klentang” yang juga bisa dikonsumsi sebagai sayuran. Nama-nama umum pohon kelor : Limaran (jawa) kelor(Indonesia), Moringa(Inggris), marunggai(melayu), dan Malunggay (pilipina). Pohon ini awalnya tumbuh dikaki pegunungan Himalaya di India Utara, juga dibudidayakan di seluruh Amerika Tengah, Selatan dan Afrika karena sangat mudah tumbuh di daerah tropis dan sub-tropis.
Manfaat daun, biji, dan bunga tanaman kelor untuk kesehatan:
Daun kelor merupakan sumber banyak vitamin dan mineral. Satu cangkir daun kelor segar cincang mengandung :
Protein: 2 gram.
Vitamin B6: 19% dari angka kecukupan gizi perhari
Vitamin C: 12% dari angka kecukupan gizi perhari
Zat besi: 11% dari angka kecukupan gizi perhari
Riboflavin (vitamin B2): 11% dari angka kecukupan gizi perhari
Vitamin A (beta-karoten): 9% dari angka kecukupan gizi perhari
Magnesium: 8% dari angka kecukupan gizi perhari
Di negara-negara Barat, daun kelor dikeringkan dan dijual sebagai suplemen makanan, baik dalam bentuk bubuk atau kapsul. Dibandingkan dengan daunnya, bunga polong kelor umumnya lebih rendah mengandung vitamin dan mineral. Namun bunga sangat kaya akan vitamin C. Satu cangkir polong segar cincang (100 gram) mengandung 157% dari angka kecukupan vitamin C harian.
Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa jika Anda mengambil kelor sebagai suplemen tidak akan mendapatkan lebih banyak nutrisi.
Kelor Kaya akan Antioksidan
Antioksidan adalah senyawa yang bekerja melawan radikal bebas dalam tubuh. Tingginya kadar radikal bebas akan menyebabkan stres oksidatif, yang dapat menyumbang kehadiran penyakit kronis seperti penyakit jantung dan diabetes tipe 2. Beberapa senyawa antioksidan telah ditemukan dalam daun kelor, selain vitamin C dan beta-karoten termasuk :
Quercetin: antioksidan kuat ini dapat membantu menurunkan tekanan darah.
Asam klorogenat: Juga juga banyak ditemukan dalam kopi, dapat membantu menurunkan kadar gula darah.
Menurunkan Gula Darah
Gula darah tinggi bisa menjadi masalah kesehatan yang serius, bahkan merupakan karakteristik utama dari penyakit diabetes.
Berbagai Keampuhan Kelor (Moringa oleifera)
Di Jawa, secara tradisional, kelor kerap dibuat tanaman pagar, sedangkan daunnya dibuat sayur. Tapi, banyak pula memanfaatkan bagian dari tanaman yang berasa pahit ini untuk bahan obat tradisional. Menurut beberapa sumber, tanaman Kelor memang bisa dijadikan bahan obat, karena mengandung minyak terbang. Bijinya yang berminyak mengandung myrosine, emulsine, alkaloida pahit tak beracun, serta vitamin A,B1,B2 dan C pada sel-sel tertentu. Sevara farmakologis kandungan kimia pohon Kelor memiliki efek anti-inflamasi, anti-piretik dan anti skorbut.
Secara tradisional pengobatan pemanfaatan akar, daun dan biji Kelor sebagai obat, dianggap manjur untuk beberapa jenis penyakit antara lain:
1. Kurap (Herpes) Luka Bernanah. Cara pengobatan: Tumbuk daun Kelor dengan kapur lalu balurkan pada kurap atau luka.
2. Kurang Nafsu Makan, epilepsi, histeri, sariawan, sulit buang air kecil, badan lemah, sakit kuning, rematik serta pegal linu. Cara pengobatan: Rebus akar kelor sebanyak 1 jari dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas, lalu saring. Minum air rebusan dua kali sehari masing-masing ½ gelas.
3. Beri-Beri dan Udim. Cara pengobatan: Giling akar kelor, akar pepaya, dan kulit lawang atau cengkih masing-masing 1 jari. Tambahkan air, peras, dan saring. Bagi air saringan menjadi 2 bagian yang sama. Minum air hasil saringan sebanyak 2 kali sehari.
4. Biduran dan Alergi. Cara pengobatan: Rebus 3 tangkai daun kelor, 1 siung bawang merah, serta adas dan pulasari secukupnya dalam 3 gelas air sampai tersisa 2 gelas. Saring lalu minum air rebusan dua kali sehari masing-masing satu gelas.
5. Rabun Ayam. Cara pengobatan: Tumbuk 3 tangkai daun kelor sampai halus, lalu seduh dengan 1 cangkir air masak dan saring. Tambahkan madu secukupnya pada air hasil saringan tadi, lalu aduk sampai merata. Minum sebelum tidur.
Penjernih Air
Sejak beberapa tahun silam, pemanfaatan biji Kelor telah dikembangkan di Indonesia, antara lain melalui Program United Nations Development Programme (UNDP) bekerjasama dengan ITB. Melalui program tersebut, biji Kelor diolah menjadi bahan pengendap/koagulator untuk penjernihan air secara cepat, murah dan aman. Karena kandungan senyawa pada serbuk biji Kelor memiliki sifat anti mikroba, khususnya terhadap bakteri, maka bakteri Coli yang terdapat di dalam air yang dijernihkan juga bakal tereduksi atau mati.
Menurut hasil pengujian oleh tim ahli dari UNDP, untuk pengolahan air minum di kawasan pantai atau rawa tidak membutuhkan banyak biji Kelor. Cukup 2-3 pohon dewasa selama setahun dengan keluarga sebanyak 6-8 orang, dengan perhitungan kebutuhan air sekitar 20 liter/hari/ jiwa.
Di beberapa negara, pemanfaatanKelor juga mulai dikembangkan untuk bahan pembuatan kosmetik dan bahan bakar terbarukan. Terbetik informasi, beberapa tahun silam, ada investor Jepang berniat membuka perkebunan Kelor di Musi Banyuasin untuk bahan baku industri di negara Sakura. Sementara di beberapa negara di Benua Afrika, Kelor telah menjadi komoditas yang menjanjikan peluang bisnis yang menggiurkan. (SERASI diolah dari berbagai sumber).
Membuat Bahan Penjernih Air dari Serbuk Biji Tanaman Kelor
1. Biarkan biji Kelor matang/tua di pohon, dan baru dipanen setelah benar-benar setelah kering. Pisahkan sayap bijinya yang ringan serta kulit bijinya sehingga meninggalkan biji yang putih. Bila terlalu kering di pohon, polong biji akan pecah dan bijinya dapat melayang "terbang" ke mana-mana.
2. Biji yang sudah tak berkulit itu kemudian dihancurkan dan ditumbuk sampai halus sehingga menjadi bubuk biji Kelor (Moringa). Jumlah bubuk biji moringa atau kelor yang diperlukan untuk pembersihan air bagi keperluan rumah tangga sangat tergantung pada seberapa jauh kotoran yang terdapat di dalamnya.
3. Untuk menjernihkan air sebanyak 20 liter (1 jeriken), perlu bubuk biji Kelor sebanyak 2 gram atau kira-kira 2 sendok teh (5 mililiter). Tambahkan sedikit air bersih ke dalam bubuk biji sehingga menjadi pasta. Lalu, letakkan pasta itu ke dalam botol yang bersih dan tambahkan ke dalamnya satu cup (200 ml) lagi air bersih, lalu kocok selama lima menit hingga campur sempurna. Dengan cara tersebut, terjadilah proses aktivitasi senyawa kimia yang terdapat dalam bubuk biji kelor.
4. Saringlah larutan yang telah tercampur dengan koagulan biji kelor itu melalui kain kasa dan filtratnya dimasukkan ke dalam air 20 liter (jeriken) yang telah disiapkan sebelumnya, dan kemudian diaduk secara pelan-pelan selama 10-15 menit. Selama pengadukan, butiran biji yang telah dilarutkan akan mengikat dan menggumpalkan partikel-partikel padatan dalam air beserta mikroba dan kuman-kuman penyakit yang terdapat di dalamnya sehingga membentuk gumpalan yang lebih besar yang akan mudah tenggelam mengendap ke dasar air. Setelah satu jam, air bersihnya dapat diisap keluar untuk keperluan keluarga.
Filosofi Kebermanfaatan Kelor
Seperti manfaatnya pohon kelor, semua bagiannya dapat bermanfaat untuk lingkungan sekitar. Baik sebagai obat maupun sebagai filter racun juga sebagai penetralisir tanah, air, udara lingkungan tempat iya tumbuh. Semua bagian pohon ini dipercaya bisa untuk obat. Jika ada orang yang kejang-kejang atau kesurupan atau kena hawa jahat (sawan) dari jenazah, cobalah tengkuknya dan semua persendian tubuhnya digosok dengan remasan daun kelor, biasanya ia segera siuman. Orang yang punya kesaktian tertentu (Black Magic) biasanya juga akan punah bilamana dipukul dengan cabang pohon kelor. Tidak semua pohon kelor memiliki bagian teras yang berwarna hitam yang biasa disebut Galih Kelor/Galeuh kelor, bagian kayu ini sering dicari sebagai jimat karena dipercaya dapat menunjang ilmu kanuragan dan kebal terhadap senjata tajam. Galih Kelor tidak dianjurkan dibawa oleh mereka yang berpembawaan lekas naik darah.
Karena kaya akan manfaatnya pohon kelor, menjadi pohon keseimbangan hayati. Seperti konsep lahir dan batin, pada kehidupan manusia. Pohon kelor juga berfungsi dari segi lahir dan batin nya
![Smile :) :)](https://www.kebunpedia.com/styles/default/xenforo/clear.png)
![Smile :) :)](https://www.kebunpedia.com/styles/default/xenforo/clear.png)
Semoga bermanfaat....
Pohon Kelor Sebagai “The Miracle Tree” atau Pohon Ajaib! Apa Keajaibannya?
Pohon Kelor (Moringa oleifera) adalah pohon yang memiliki daun-daun yang kecil. Oleh karenanya sering kali kita mendengar ungkapan “dunia tidak selebar daun Kelor”, yang mengungkapkan bahwa dunia tidak kecil.
Kita juga sering mendengar bahwa daun Kelor dijadikan sebagai “alat” untuk “mematikan” orang yang mempunyai “kesaktian”. The Gurdian, dalam laporannya pernah menyebut tanaman ini sebagai “miracle tree” alias “pohon ajaib”.
“Pohon Kelor seluruh bagiannya bisa dimakan, mulai dari akar sampai kulit kayunya, tumbuh dengan cepat dan tahan kekeringan, dengan benih yang dapat menjernihkan air, ini adalah sumber berharga di banyak tempat, yang oleh Organisasi Pangan dan Pertanian PBB disebut sebagai ‘hasil panen bulan ini’,” tulisnya.
![](https://indocropcircles.files.wordpress.com/2018/01/daun-kelor-moringa-leaf.jpg?w=240&h=240)
Tumbuhan Kelor diduga asli dari kawasan barat pegunungan Himalaya dan wilayah India, kemudian menyebar hingga ke benua Afrika dan ke Asia-Barat.
Di Jawa, Kelor biasa tumbuh sampai pada ketinggian 300 meter di atas permukaan laut. Tanaman ini sanggup tumbuh di kawasan tropik yang lembap juga di daerah panas, bahkan tanah kering, karena tidak rakus “makan” pupuk (unsur hara).
Karenanya, Kelor cocok sebagai tanaman “pioneer” untuk penghijauan dan pemulihan tanah gersang. Di lahan kebun, tanaman Kelor biasa digunakan sebagai pagar hidup.
Sosok batang pokoknya tidak lurus betul, melainkan sedikit membengkok dan bercabang, dan ini bermanfaat sebagai pohon pendukung untuk tanaman merambat, seperti sirih atau lada.
Cara menanamnya sangat mudah, hanya dengan menancapkan setekan batang atau menyemai bijinya yang sudah tua, akan tumbuh tanaman baru. Kelor tergolong cepat besar alias bongsor. Tingginya bisa mencapai 3 meter. Bila dibiarkan bisa mencapai 8 – 12 meter.
Tanaman multifungsi
Hampir setiap bagian dari tanaman Kelor dapat dimanfaatkan, termasuk akarnya. Bisa sebagai bahan kertas, bahan kosmetik, bahan minyak pelumas, obat tradisional, dan sebagai sumber pangan.
Bunga Kelor pun dapat dimasak, selain menyediakan nektar bagi lebah madu. Di masyarakat kita, daun, bunga, dan buah Kelor muda biasanya dimasak sayur bobor atau sayur bening. Rasanya? Sedap, meski ada sedikit rasa pahitnya.
![](https://indocropcircles.files.wordpress.com/2018/01/pohon-kelor-moringa-oleifera.jpg?w=236&h=300)
Menurut laporan Michael D. Benge, dari Badan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi AS, di Washington DC, tahun 1987, daun Kelor memiliki kadar vitamin A dan C yang cukup tinggi.
Selain itu, daun Kelor juga dikenal kaya kalsium (Ca) dan zat besi (Fe). Juga sumber fosfor yang baik. Buah mudanya berkadar air tinggi dan kandungan proteinnya tinggi.
Meskipun daun Kelor mengandung zat besi tingkat tinggi, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Federation of American Societies for Experimental Biologymenemukan bahwa bioavailabilitasnya (jumlah yang memasuki sirkulasi tubuh) sangat rendah.
Sebenarnya, kandungan asam phytic-nya “nampaknya sangat menghambat penyerapan zat besi yang ada pada komponen makanan lainnya”. Dari jurnal tersebut juga dikatakan bahwa kualitas anti-inflamasi dari ekstrak daun Kelor, mungkin lebih manjur daripada madu dan kunyit.
Biji buahnya yang tua dan kering menyimpan kadar minyak (lemak) nabati 25 – 40%. Komposisi asam lemaknya meliputi, asam oleat, asam linoleat, asam eiokosanoat, asam palmitat, asam stearat, asam arakhidat, dan lainnya.
Kalau daun dan buah mudanya dapat langsung disayur, biji Kelor tua bisa untuk bahan baku pembuatan obat dan kosmetika. Minyak pelumas yang digunakan oleh tukang arloji pun bisa diproduksi dari biji Kelor.
![](https://indocropcircles.files.wordpress.com/2018/01/daun-kelor-ditumbuk-morninga-leaf-flipped.jpg?w=236&h=226)
Satu-dua tetes getah Kelor dapat digunakan untuk mempercepat penyembuhan lukanya.
Bahkan, mata kambing yang belekan dan rabun pun bisa normal setelah ditetesi getah Kelor yang berwarna kuning itu.
Bukan hal baru bila daun Kelor dimanfaatkan sebagai tanaman obat, seperti berikut ini pemanfaatannya.
- Mempercepat penyembuhan luka. Daun Kelor ditumbuk halus lalu ditorehkan pada luka. Ini karena Kelor mengandung semacam zat antibiotik.
- Penurun panas akibat demam. Daun Kelor ditumbuh lalu digunakan sebagai obat kompres.
- Obat beri-beri dan bengkak. Daun Kelor dicampur bersama kulit akar pepaya, kemudian dihaluskan, digunakan seabgai obat luar (bobok).
- Obat kulit. Daun Kelor ditambah kapur sirih, bisa untuk penyakit kurap dan sejenisnya.
- Air rebusan akarnya konon ampuh untuk obat rematik, epilepsi, antiskorbut, diuretikum, hingga obat kencing nanah. Juga pengobatan malaria, mengurangi rasa sakit, dan menurunkan tekanan darah tinggi.
- Daun Kelor juga bisa dipakai untuk penurun tekanan darah tinggi, diare, kencing manis, dan penyakit jantung.
- Sakit kepala dan rematik. Akar Kelor secukupnya dicampur dengan air, kemudian ditumbuk hingga berbentuk pasa. Oleskan pada pelipis dan belakang telinga. Pada penderita rematik, oleskan pasta tersebut pada bagian yang terasa nyeri. Diborehkan 3x sehari.
Menjernihkan air
Seperti pernah dipublikasikan New Scientist (Desember 1983), biji Kelor digunakan untuk menjernihkan air sungai keruh berlumpur di Sudan dan Peru. Biji Kelor juga memiliki kemampuan antibakteri.
Bahkan Jurusan Teknik Lingkungan ITB dan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman di Samarinda pun menggunakannya untuk menjernihkan air permukaan, seperti di sungai, danau atau kolam.
![](https://indocropcircles.files.wordpress.com/2018/01/biji-kelor-wingless-moringa-seeds.jpg?w=239&h=264)
Hal ini dapat dilakukan karena biji Kelor mengandung zat aktif bernama rhamnosyloxy-benzilisothiocyanate.
Zat tersebut mampu mengabsorbsi dan menetralisir partikel-partikel lumpur serta logam dalam air limbah atau air keruh.
Sekalipun air keruh kecokelatan penuh partikel lumpur bisa menjadi jernih dan layak dikonsumsi berkat biji Kelor. Meski aroma khas Kelor masih terasa.
Namun, dengan menambahkan butiran arang (sebaiknya dibungkus kain supaya tidak bertebaran) ke dalam bak penampungan air akan menyerap aroma langu Kelor.
Menangkal ‘Black Magic’
Di sebagian kalangan masyarakat di dunia khususnya di Asia, Afrika dan Amerika Selatan, istilah “dukun” masih dikenal sebagai “ahli” dibidang klenik dalam hal mistis.
Di Indonesia pun masih ada, dan tanaman Kelor sering digunakan juga sebagai campuran air untuk memandikan jenazah disamping daun Bidara. Hal ini dimaksudkan untuk membuang ajimat yang masih melekat pada jasadnya.
Manfaat lain dari tanaman Kelor, masih menurut kepercayaan tertentu, bisa sebagai penangkal kekuatan magis, ilmu hitam atau guna-guna, serta sebagai ajimat kesaktian.
Caranya, cukup dengan mengibas-ibaskan setangkai daun Kelor ke bagian muka korban. Atau air rendaman Kelor disiramkan ke sekujur tubuhnya.
Dengan cara itu sebagian masyarakat percaya bahwa “ilmu” yang ada padanya akan luntur oleh kibasan daun atau rendaman dari daun Kelor.
Konon, bersama bahan-bahan lain, seperti pala, bawang merah, bawang putih, dan lainnya, Kelor bisa dibuat bedak pupuk untuk sarana mengobati orang kurang waras, termasuk orang yang kesurupan akan kembali “waras”. Jika Anda tidak percaya? Ya boleh-boleh saja. (IndoCropCircles.com)
terimakasih atas respon anda. admin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar