Kamis, 31 Januari 2019

KILOMETER NOL BATAS JABAR - JATENG / JATENG - JABAR

 akan segera dibuat tugu ini

PONDOK PESANTREN PETANI NUSANTARA
“SANG CIPTA RASA”
DUSUN CIBADAK, DESA PALEDAH
KEC. PADAHERANG, KAB. PANGANDARAN.

FAKTA SEJARAH PERTANIAN DI DESA DENGAN SWADAYA BUKAN PENCITRAAN,
Pondok Pesantren Petani Nusantara "Sang Cipta Rasa" Pusat PUSDIKLAT Regenerasi Petani Di Dusun Cibadak, Desa Paledah, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran Didirikan 10 November 2017, Jauh Sebelum Lounching "SANTRI TANI MILENIAL" Oleh MENTAN Di Tasikmalaya 25 Januari 2019.

Bagi Pemuda Usia 17 - 39 Tahun Bisa Mengikuti Pendidikan & Pelatihan Wirausaha Agribisnis Dengan Komoditas Sesuai Minat & Bakat Masing - Masing. Biaya DIKLAT GRATIS.
MATERI DIKLAT WIRAUSAHA AGRIBISNIS :
1. Agribisnis Ruminansia (Sapi, Domba & Kambing);
2. Agribisnis Unggas (Entog & Ayam)
3. Agribisnis Hortikultura (Buah - Buahan & Sayuran);
4. Agribisnis Ikan Air Tawar;
5. Agribisnis PAJALE (Padi, Jagung & Kedelai)
6. Agribisnis SAPRODI (Sarana Produksi Pertanian, Peternakan & Perikanan);
7. Agribisnis Makanan & Minuman Olahan.

terimakasih atas respon anda. admin

PUSDIKLAT REGENERASI PETANI PONTREN PETANI NUSANTARA


Bagi Pemuda Usia 17 - 39 Tahun Bisa Mengikuti Pendidikan & Pelatihan Wirausaha Agribisnis Dengan Komoditas Sesuai Minat & Bakat Masing - Masing. Biaya DIKLAT GRATIS.
MATERI DIKLAT WIRAUSAHA AGRIBISNIS :
1. Agribisnis Ruminansia (Sapi, Domba & Kambing);
2. Agribisnis Unggas (Entog & Ayam)
3. Agribisnis Hortikultura (Buah - Buahan & Sayuran);
4. Agribisnis Ikan Air Tawar;
5. Agribisnis PAJALE (Padi, Jagung & Kedelai)
6. Agribisnis SAPRODI (Sarana Produksi Pertanian, Peternakan & Perikanan);
7. Agribisnis Makanan & Minuman Olahan.
terimakasih atas respon anda. admin

MENELUSURI JEJAK SEJARAH KERAJAAN NUSANTARA




Sejarah Panjang Nusantara ( Meniti jejak-jejak sejarah NUSANTARA
Berikut adalah uraian tentang silsilah Kerajaan-kerajaan Besar
[Kerajaan Induk] di Nuswantara mulai dari Jaman Besar Kali Swara, Kali Yoga, sampai Kali Sangara.
1. Kali Swara [ jaman penuh suara alam ]
Dibagi atas 7 Jaman Sedang [Sapta Kala], yaitu :
Kala Kukila | 0 - 100 Tahun Surya
a kerajaan Keling
b kerajaan Purwadumadi
c kerajaan Purwacarita / Purwakandha
d kerajaan Magadha
e kerajaan Gilingwesi
.f kerajaan Sadha Keling
Kala Budha | 101 - 200 Tahun Surya
.a kerajaan Gilingwesi
b kerajaan Medang Agung
c kerajaan Medang Prawa
d kerajaan Medang Gili / Gilingaya
e kerajaan Medang Gana
f kerajaan Medang Pura
g kerajaan Medang Gora
h kerajaan Grejitawati
i kerajaan Medang Sewanda
Kala Brawa | 201 - 300 Tahun Surya
a kerajaan Medang Sewanda
b kerajaan Medang Kamulyan
c kerajaan Medang Gili / Gilingaya
Kala Tirta | 301 - 400 Tahun Surya
a kerajaan Purwacarita
b kerajaan Maespati
c kerajaan Gilingwesi
d kerajaan Medang Gele / Medang Galungan
Kala Rwabara | 401 - 500 Tahun Surya
a kerajaan Gilingwesi
b kerajaan Medang Kamulyan
c kerajaan Purwacarita
d kerajaan Matswapati
e kerajaan Wiratha Wetan
f kerajaan Gilingwesi
Kala Rwabawa | 501 - 600 Tahun Surya
a kerajaan Galuh
b kerajaan Purwacarita
c kerajaan Wirata Anyar
Kala Purwa | 601 - 700 Tahun Surya
a kerajaan Wirata Kulon
b kerajaan Hastina Pura
2. Kali Yoga [ jaman pertengahan ]
Dibagi atas 7 Jaman Sedang [Sapta Kala], yaitu :
Kala Brata | 701 - 800 Tahun Surya
a kerajaan Hastina Pura
Kala Dwara | 801 - 900 Tahun Surya
a kerajaan Hastina Pura
b kerajaan Malawapati
c kerajaan Dahana Pura
d kerajaan Mulwapati
e kerajaan Medang Penataran
f kerajaan Kertanegara
Kala Dwapara | 901 - 1.000 Tahun Surya
a kerajaan Pengging Nimrata
b kerajaan Galuh
c kerajaan Prambanan
d kerajaan Medang Nimrata
e kerajaan Grejitawati
Kala Praniti | 1.001 - 1.100 Tahun Surya
a kerajaan Purwacarita
b kerajaan Mojopura
c kerajaan Pengging
d kerajaan Kanyuruhan
e kerajaan Kuripan
f kerajaan Kedhiri
g kerajaan Jenggala
h kerajaan Singasari
Kala Teteka | 1.101 - 1.200 Tahun Surya
a kerajaan Kedhiri
b kerajaan Galuh
c kerajaan Magada
d kerajaan Pengging
Kala Wisesa | 1.201 - 1.300 Tahun Surya
a kerajaan Pengging
b kerajaan Kedhiri
c kerajaan Mojopoit (Majapahit)
Kala Wisaya | 1.301 - 1.400 Tahun Surya
a kerajaan Mojopoit
b kerajaan Demak
c kerajaan Giri
3. Kali Sangara [ jaman akhir ]
Dibagi atas 7 Jaman Sedang [Sapta Kala], yaitu :
Kala Jangga | 1.401 - 1.500 Tahun Surya
a kerajaan Pajang
b kerajaan Mataram
Kala Sakti | 1.501 - 1.600 Tahun Surya
a kerajaan Mataram
b kerajaan Kartasura
Kala Jaya | 1.601 - 1.700 Tahun Surya
a kerajaan Kartasura
b Kesultanan Surakarta
c Kesultanan Ngayogyakarta
Kala Bendu | 1.701 - 1.800 Tahun Surya
a Kesultanan Surakarta
b Kesultanan Ngayogyakarta
c Indonesia (Republik)
Kala Suba | 1.801 - 1.900 Tahun Surya
Kala Sumbaga | 1.901 - 2.000 Tahun Surya
Kala Surata | 2.001 - 2.100 Tahun Surya
Minimal mulai dari sekarang sangat penting bagi para anak bangsa untuk mengetahui betapa hebat dan luhurnya peran para leluhur Nuswantara ini, terbukti dengan telah tersusunnya silsilah kerajaan-kerajaan Nuswantara mulai dari peradaban awal sampai saat sekarang, para anak bangsa tidak hanya sekedar mengenal Kerajaan Mataram, Majapahit, Singasari, Kuripan dan Kediri saja; akan tetapi masih banyak kerajaan-kerajaan di peradaban yang lebih lama yang entah oleh sebab apa sekarang ini kebesaran Kerajaan tersebut telah digeser ke cerita mitos. Adalah penting semua kebesaran dan kehebatan leluhur kita jatuh kepada kita sendiri sebagai anak cucu yang seharusnya mewarisinya.
Metode penelitian dan penelusuran yang digunakan selama ini adalah dengan mengkompilasikan studi literasi pada relief-relief, prasasti-prasasti serta rontal-rontal kuno yang dipadukan dengan Sastra Cetha, sastra yang tidak tersurat secara langsung. Sastra Cetha sendiri adalah sebuah informasi tak terbatas yang sudah digambarkan oleh alam semesta secara jelas, sebegitu jelasnya sehingga sampai tidak dapat terlihat kalau kita menggunakan daya penangkapan yang terlalu tinggi dan rumit.
Belajar dari tanah sendiri, belajar dari ajaran Leluhur Nusantara sendiri, belajar banyak dari alam semesta, di mana bumi diinjak, di situ langit dijunjung.

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya (Ir. Soekarno : bapak ploklamator Indonesia)

terimakasih atas respon anda. admin

Rabu, 30 Januari 2019

POHON KELOR

Kelor atau merunggai (Moringa oleifera) adalah sejenis tumbuhan dari suku Moringaceae. Tumbuhan ini memiliki ketinggian pohon 711 meter. Secara karakteristiknya Kelor jenis tanaman yang mudah ditemukan di seluruh daerah di tanah air. Ada beberapa sebutan (nama) lokal untuk tanaman ini. Selain Kelor yang menjadi nama dalam bahasa Indonesia, sebutan tersebut juga oleh masyarakat di Jawa, Sunda, Bali dan Lampung. Sedangkan sebutan lainnya antara lain adalah Marangghi (Madura), Moltong (Flores), Kelo (Gorontalo); Keloro (Bugis), Kawano (Sumba), Ongge (Bima); Hau fo (Timor). Daun kelor berbentuk bulat telur dengan ukuran kecil-kecil bersusun majemuk dalam satu tangkai. Bunganya berwarna putih kekuning-kuningan dan tudung pelepah bunganya berwarna hijau; bunga ini keluar sepanjang tahun dengan aroma bau semerbak. Buah kelor berbentuk segitiga memanjang yang disebut kelentang, juga dapat disayur.
Sedang getahnya yang telah berubah warna menjadi coklat disebut blendok (Jawa). Kelor dapat berkembang biak dengan baik pada daerah yang mempunyai ketinggian tanah 300-500 meter di atas permukaan laut.

[​IMG]
Daun kelor umumnya dimanfaatkan sebagai sayur dan obat tradisional, memiliki bunga sepanjang tahun yang berwarna kuning dalam pelepah dengan bau semerbak. Sementara buahnya berbentuk segitiga memanjang yang akrab disebut dengan “klentang” yang juga bisa dikonsumsi sebagai sayuran. Nama-nama umum pohon kelor : Limaran (jawa) kelor(Indonesia), Moringa(Inggris), marunggai(melayu), dan Malunggay (pilipina). Pohon ini awalnya tumbuh dikaki pegunungan Himalaya di India Utara, juga dibudidayakan di seluruh Amerika Tengah, Selatan dan Afrika karena sangat mudah tumbuh di daerah tropis dan sub-tropis.

Manfaat daun, biji, dan bunga tanaman kelor untuk kesehatan:

Daun kelor merupakan sumber banyak vitamin dan mineral. Satu cangkir daun kelor segar cincang mengandung :

Protein: 2 gram.
Vitamin B6: 19% dari angka kecukupan gizi perhari
Vitamin C: 12% dari angka kecukupan gizi perhari
Zat besi: 11% dari angka kecukupan gizi perhari
Riboflavin (vitamin B2): 11% dari angka kecukupan gizi perhari
Vitamin A (beta-karoten): 9% dari angka kecukupan gizi perhari
Magnesium: 8% dari angka kecukupan gizi perhari
Di negara-negara Barat, daun kelor dikeringkan dan dijual sebagai suplemen makanan, baik dalam bentuk bubuk atau kapsul. Dibandingkan dengan daunnya, bunga polong kelor umumnya lebih rendah mengandung vitamin dan mineral. Namun bunga sangat kaya akan vitamin C. Satu cangkir polong segar cincang (100 gram) mengandung 157% dari angka kecukupan vitamin C harian.

Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa jika Anda mengambil kelor sebagai suplemen tidak akan mendapatkan lebih banyak nutrisi.
Kelor Kaya akan Antioksidan
Antioksidan adalah senyawa yang bekerja melawan radikal bebas dalam tubuh. Tingginya kadar radikal bebas akan menyebabkan stres oksidatif, yang dapat menyumbang kehadiran penyakit kronis seperti penyakit jantung dan diabetes tipe 2. Beberapa senyawa antioksidan telah ditemukan dalam daun kelor, selain vitamin C dan beta-karoten termasuk :
Quercetin: antioksidan kuat ini dapat membantu menurunkan tekanan darah.
Asam klorogenat: Juga juga banyak ditemukan dalam kopi, dapat membantu menurunkan kadar gula darah.

Menurunkan Gula Darah
Gula darah tinggi bisa menjadi masalah kesehatan yang serius, bahkan merupakan karakteristik utama dari penyakit diabetes.

Berbagai Keampuhan Kelor (Moringa oleifera)
Di Jawa, secara tradisional, kelor kerap dibuat tanaman pagar, sedangkan daunnya dibuat sayur. Tapi, banyak pula memanfaatkan bagian dari tanaman yang berasa pahit ini untuk bahan obat tradisional. Menurut beberapa sumber, tanaman Kelor memang bisa dijadikan bahan obat, karena mengandung minyak terbang. Bijinya yang berminyak mengandung myrosine, emulsine, alkaloida pahit tak beracun, serta vitamin A,B1,B2 dan C pada sel-sel tertentu. Sevara farmakologis kandungan kimia pohon Kelor memiliki efek anti-inflamasi, anti-piretik dan anti skorbut.
Secara tradisional pengobatan pemanfaatan akar, daun dan biji Kelor sebagai obat, dianggap manjur untuk beberapa jenis penyakit antara lain:

1. Kurap (Herpes) Luka Bernanah. Cara pengobatan: Tumbuk daun Kelor dengan kapur lalu balurkan pada kurap atau luka.

2. Kurang Nafsu Makan, epilepsi, histeri, sariawan, sulit buang air kecil, badan lemah, sakit kuning, rematik serta pegal linu. Cara pengobatan: Rebus akar kelor sebanyak 1 jari dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas, lalu saring. Minum air rebusan dua kali sehari masing-masing ½ gelas.

3. Beri-Beri dan Udim. Cara pengobatan: Giling akar kelor, akar pepaya, dan kulit lawang atau cengkih masing-masing 1 jari. Tambahkan air, peras, dan saring. Bagi air saringan menjadi 2 bagian yang sama. Minum air hasil saringan sebanyak 2 kali sehari.

4. Biduran dan Alergi. Cara pengobatan: Rebus 3 tangkai daun kelor, 1 siung bawang merah, serta adas dan pulasari secukupnya dalam 3 gelas air sampai tersisa 2 gelas. Saring lalu minum air rebusan dua kali sehari masing-masing satu gelas.

5. Rabun Ayam. Cara pengobatan: Tumbuk 3 tangkai daun kelor sampai halus, lalu seduh dengan 1 cangkir air masak dan saring. Tambahkan madu secukupnya pada air hasil saringan tadi, lalu aduk sampai merata. Minum sebelum tidur.

Penjernih Air
Sejak beberapa tahun silam, pemanfaatan biji Kelor telah dikembangkan di Indonesia, antara lain melalui Program United Nations Development Programme (UNDP) bekerjasama dengan ITB. Melalui program tersebut, biji Kelor diolah menjadi bahan pengendap/koagulator untuk penjernihan air secara cepat, murah dan aman. Karena kandungan senyawa pada serbuk biji Kelor memiliki sifat anti mikroba, khususnya terhadap bakteri, maka bakteri Coli yang terdapat di dalam air yang dijernihkan juga bakal tereduksi atau mati.

Menurut hasil pengujian oleh tim ahli dari UNDP, untuk pengolahan air minum di kawasan pantai atau rawa tidak membutuhkan banyak biji Kelor. Cukup 2-3 pohon dewasa selama setahun dengan keluarga sebanyak 6-8 orang, dengan perhitungan kebutuhan air sekitar 20 liter/hari/ jiwa.

Di beberapa negara, pemanfaatanKelor juga mulai dikembangkan untuk bahan pembuatan kosmetik dan bahan bakar terbarukan. Terbetik informasi, beberapa tahun silam, ada investor Jepang berniat membuka perkebunan Kelor di Musi Banyuasin untuk bahan baku industri di negara Sakura. Sementara di beberapa negara di Benua Afrika, Kelor telah menjadi komoditas yang menjanjikan peluang bisnis yang menggiurkan. (SERASI diolah dari berbagai sumber).

Membuat Bahan Penjernih Air dari Serbuk Biji Tanaman Kelor

1. Biarkan biji Kelor matang/tua di pohon, dan baru dipanen setelah benar-benar setelah kering. Pisahkan sayap bijinya yang ringan serta kulit bijinya sehingga meninggalkan biji yang putih. Bila terlalu kering di pohon, polong biji akan pecah dan bijinya dapat melayang "terbang" ke mana-mana.
2. Biji yang sudah tak berkulit itu kemudian dihancurkan dan ditumbuk sampai halus sehingga menjadi bubuk biji Kelor (Moringa). Jumlah bubuk biji moringa atau kelor yang diperlukan untuk pembersihan air bagi keperluan rumah tangga sangat tergantung pada seberapa jauh kotoran yang terdapat di dalamnya.
3. Untuk menjernihkan air sebanyak 20 liter (1 jeriken), perlu bubuk biji Kelor sebanyak 2 gram atau kira-kira 2 sendok teh (5 mililiter). Tambahkan sedikit air bersih ke dalam bubuk biji sehingga menjadi pasta. Lalu, letakkan pasta itu ke dalam botol yang bersih dan tambahkan ke dalamnya satu cup (200 ml) lagi air bersih, lalu kocok selama lima menit hingga campur sempurna. Dengan cara tersebut, terjadilah proses aktivitasi senyawa kimia yang terdapat dalam bubuk biji kelor.
4. Saringlah larutan yang telah tercampur dengan koagulan biji kelor itu melalui kain kasa dan filtratnya dimasukkan ke dalam air 20 liter (jeriken) yang telah disiapkan sebelumnya, dan kemudian diaduk secara pelan-pelan selama 10-15 menit. Selama pengadukan, butiran biji yang telah dilarutkan akan mengikat dan menggumpalkan partikel-partikel padatan dalam air beserta mikroba dan kuman-kuman penyakit yang terdapat di dalamnya sehingga membentuk gumpalan yang lebih besar yang akan mudah tenggelam mengendap ke dasar air. Setelah satu jam, air bersihnya dapat diisap keluar untuk keperluan keluarga.

Filosofi Kebermanfaatan Kelor
Seperti manfaatnya pohon kelor, semua bagiannya dapat bermanfaat untuk lingkungan sekitar. Baik sebagai obat maupun sebagai filter racun juga sebagai penetralisir tanah, air, udara lingkungan tempat iya tumbuh. Semua bagian pohon ini dipercaya bisa untuk obat. Jika ada orang yang kejang-kejang atau kesurupan atau kena hawa jahat (sawan) dari jenazah, cobalah tengkuknya dan semua persendian tubuhnya digosok dengan remasan daun kelor, biasanya ia segera siuman. Orang yang punya kesaktian tertentu (Black Magic) biasanya juga akan punah bilamana dipukul dengan cabang pohon kelor. Tidak semua pohon kelor memiliki bagian teras yang berwarna hitam yang biasa disebut Galih Kelor/Galeuh kelor, bagian kayu ini sering dicari sebagai jimat karena dipercaya dapat menunjang ilmu kanuragan dan kebal terhadap senjata tajam. Galih Kelor tidak dianjurkan dibawa oleh mereka yang berpembawaan lekas naik darah.
Karena kaya akan manfaatnya pohon kelor, menjadi pohon keseimbangan hayati. Seperti konsep lahir dan batin, pada kehidupan manusia. Pohon kelor juga berfungsi dari segi lahir dan batin nya :). Tuhan memberi fungsi pohon kelor sebagai ragam nya manfaat. Maka berfungsilah pohon tersebut sesuatu sifat dan karakteristiknya bagi kelangsungan kehidupan ekosistem alam :)
Semoga bermanfaat....










Pohon Kelor Sebagai “The Miracle Tree” atau Pohon Ajaib! Apa Keajaibannya?

Pohon Kelor (Moringa oleifera) adalah pohon yang memiliki daun-daun yang kecil. Oleh karenanya sering kali kita mendengar ungkapan “dunia tidak selebar daun Kelor”, yang mengungkapkan bahwa dunia tidak kecil.
Kita juga sering mendengar bahwa daun Kelor dijadikan sebagai “alat” untuk “mematikan” orang yang mempunyai “kesaktian”. The Gurdian, dalam laporannya pernah menyebut tanaman ini sebagai “miracle tree” alias “pohon ajaib”.
“Pohon Kelor seluruh bagiannya bisa dimakan, mulai dari akar sampai kulit kayunya, tumbuh dengan cepat dan tahan kekeringan, dengan benih yang dapat menjernihkan air, ini adalah sumber berharga di banyak tempat, yang oleh Organisasi Pangan dan Pertanian PBB disebut sebagai ‘hasil panen bulan ini’,” tulisnya.
Seperti apa sih tanaman Kelor, mungkin di antara kita banyak yang belum mengenalnya. Tanaman bernama latin Moringa oleifera ini tergolong tanaman tahunan yang biasanya tumbuh liar.
Tumbuhan Kelor diduga asli dari kawasan barat pegunungan Himalaya dan wilayah India, kemudian menyebar hingga ke benua Afrika dan ke Asia-Barat.
Di Jawa, Kelor biasa tumbuh sampai pada ketinggian 300 meter di atas permukaan laut. Tanaman ini sanggup tumbuh di kawasan tropik yang lembap juga di daerah panas, bahkan tanah kering, karena tidak rakus “makan” pupuk (unsur hara).
Karenanya, Kelor cocok sebagai tanaman “pioneer” untuk penghijauan dan pemulihan tanah gersang. Di lahan kebun, tanaman Kelor biasa digunakan sebagai pagar hidup.
Sosok batang pokoknya tidak lurus betul, melainkan sedikit membengkok dan bercabang, dan ini bermanfaat sebagai pohon pendukung untuk tanaman merambat, seperti sirih atau lada.
Cara menanamnya sangat mudah, hanya dengan menancapkan setekan batang atau menyemai bijinya yang sudah tua, akan tumbuh tanaman baru. Kelor tergolong cepat besar alias bongsor. Tingginya bisa mencapai 3 meter. Bila dibiarkan bisa mencapai 8 – 12 meter.
Tanaman multifungsi
Hampir setiap bagian dari tanaman Kelor dapat dimanfaatkan, termasuk akarnya. Bisa sebagai bahan kertas, bahan kosmetik, bahan minyak pelumas, obat tradisional, dan sebagai sumber pangan.
Bunga Kelor pun dapat dimasak, selain menyediakan nektar bagi lebah madu. Di masyarakat kita, daun, bunga, dan buah Kelor muda biasanya dimasak sayur bobor atau sayur bening. Rasanya? Sedap, meski ada sedikit rasa pahitnya.
Di India, buah Kelor sering dimasak menjadi sejenis kari dan diawetkan dalam kaleng untuk dijual di supermarket.
Menurut laporan Michael D. Benge, dari Badan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi AS, di Washington DC, tahun 1987, daun Kelor memiliki kadar vitamin A dan C yang cukup tinggi.
Selain itu, daun Kelor juga dikenal kaya kalsium (Ca) dan zat besi (Fe). Juga sumber fosfor yang baik. Buah mudanya berkadar air tinggi dan kandungan proteinnya tinggi.
Meskipun daun Kelor mengandung zat besi tingkat tinggi, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Federation of American Societies for Experimental Biologymenemukan bahwa bioavailabilitasnya (jumlah yang memasuki sirkulasi tubuh) sangat rendah.
Sebenarnya, kandungan asam phytic-nya “nampaknya sangat menghambat penyerapan zat besi yang ada pada komponen makanan lainnya”. Dari jurnal tersebut juga dikatakan bahwa kualitas anti-inflamasi dari ekstrak daun Kelor, mungkin lebih manjur daripada madu dan kunyit.
Biji buahnya yang tua dan kering menyimpan kadar minyak (lemak) nabati 25 – 40%. Komposisi asam lemaknya meliputi, asam oleat, asam linoleat, asam eiokosanoat, asam palmitat, asam stearat, asam arakhidat, dan lainnya.
Kalau daun dan buah mudanya dapat langsung disayur, biji Kelor tua bisa untuk bahan baku pembuatan obat dan kosmetika. Minyak pelumas yang digunakan oleh tukang arloji pun bisa diproduksi dari biji  Kelor.
Malahan, kalangan masyarakat tertentu memanfaatkan daun Kelor untuk mengobati mata ayam yang terluka sehabis bertarung.
Satu-dua tetes getah Kelor dapat digunakan untuk mempercepat penyembuhan lukanya.
Bahkan, mata kambing yang belekan dan rabun pun bisa normal setelah ditetesi getah Kelor yang berwarna kuning itu.
Bukan hal baru bila daun Kelor dimanfaatkan sebagai tanaman obat, seperti berikut ini pemanfaatannya.
  • Mempercepat penyembuhan luka. Daun Kelor ditumbuk halus lalu ditorehkan pada luka. Ini karena Kelor mengandung semacam zat antibiotik.
  • Penurun panas akibat demam. Daun Kelor ditumbuh lalu digunakan sebagai obat kompres.
  • Obat beri-beri dan bengkak. Daun Kelor dicampur bersama kulit akar pepaya, kemudian dihaluskan, digunakan seabgai obat luar (bobok).
  • Obat kulit. Daun Kelor ditambah kapur sirih, bisa untuk penyakit kurap dan sejenisnya.
  • Air rebusan akarnya konon ampuh untuk obat rematik, epilepsi, antiskorbut, diuretikum, hingga obat kencing nanah. Juga pengobatan malaria, mengurangi rasa sakit, dan menurunkan tekanan darah tinggi.
  • Daun Kelor juga bisa dipakai untuk penurun tekanan darah tinggi, diare, kencing manis, dan penyakit jantung.
  • Sakit kepala dan rematik. Akar Kelor secukupnya dicampur dengan air, kemudian ditumbuk hingga berbentuk pasa. Oleskan pada pelipis dan belakang telinga. Pada penderita rematik, oleskan pasta tersebut pada bagian yang terasa nyeri. Diborehkan 3x sehari.
Menjernihkan air
Seperti pernah dipublikasikan New Scientist (Desember 1983), biji Kelor digunakan untuk menjernihkan air sungai keruh berlumpur di Sudan dan Peru. Biji Kelor juga memiliki kemampuan antibakteri.
Bahkan Jurusan Teknik Lingkungan ITB dan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman di Samarinda pun menggunakannya untuk menjernihkan air permukaan, seperti di sungai, danau atau kolam.
Biji Kelor juga dimanfaatkan sebagai bahan koagulan (bioflokulan) dalam proses pengolahan limbah cair dari pabrik tekstil.
Hal ini dapat dilakukan karena biji Kelor mengandung zat aktif bernama rhamnosyloxy-benzilisothiocyanate.
Zat tersebut mampu mengabsorbsi dan menetralisir partikel-partikel lumpur serta logam dalam air limbah atau air keruh.
Sekalipun air keruh kecokelatan penuh partikel lumpur bisa menjadi jernih dan layak dikonsumsi berkat biji Kelor. Meski aroma khas Kelor masih terasa.
Namun, dengan menambahkan butiran arang (sebaiknya dibungkus kain supaya tidak bertebaran) ke dalam bak penampungan air akan menyerap aroma langu Kelor.
Menangkal ‘Black Magic’
Di sebagian kalangan masyarakat di dunia khususnya di Asia, Afrika dan Amerika Selatan, istilah “dukun” masih dikenal sebagai “ahli” dibidang klenik dalam hal mistis.
Di Indonesia pun masih ada, dan tanaman Kelor sering digunakan juga sebagai campuran air untuk memandikan jenazah disamping daun Bidara. Hal ini dimaksudkan untuk membuang ajimat yang masih melekat pada jasadnya.

Tumbukan halus atau tepung dari biji Pohon Kelor yang dimasukkan dalam kapsul untuk obat.
Manfaat lain dari tanaman Kelor, masih menurut kepercayaan tertentu, bisa sebagai penangkal kekuatan magis, ilmu hitam atau guna-guna, serta sebagai ajimat kesaktian.
Caranya, cukup dengan mengibas-ibaskan setangkai daun Kelor ke bagian muka korban. Atau air rendaman Kelor disiramkan ke sekujur tubuhnya.
Dengan cara itu sebagian masyarakat percaya bahwa “ilmu” yang ada padanya akan luntur oleh kibasan daun atau rendaman dari daun Kelor.
Konon, bersama bahan-bahan lain, seperti pala, bawang merah, bawang putih, dan lainnya, Kelor bisa dibuat bedak pupuk untuk sarana mengobati orang kurang waras, termasuk orang yang kesurupan akan kembali “waras”. Jika Anda tidak percaya? Ya boleh-boleh saja. (IndoCropCircles.com)
terimakasih atas respon anda. admin

TAUHID DAN AQIDAH




Tauhid dan Aqidah, definisi dan cakupan bahasannya

Tauhid dan Akidah merupakan istilah syar’i yang sering kita jumpai baik dalam buku-buku maupun ceramah Islam. Apa perbedaan istilah tersebut dan cakupan bahasannya? Berikut ulasan ringkasnya.

Pembahasan Islam dilihat dari topik bahasannya mencakup 2 bagian:
Aqidah
Amaliyah

Pembahasan aqidah berkenanan dengan keyakinan, adapun amaliyah berkenanan amaliah seorang muslim. Pembahasan tentang Thoharoh, Shalat, Puasa, Dzikir dan seterusnya merupakan amaliah, adapun iman kepada Allah, kepada Malaikat, dan seterusnya merupakan pembahasan Aqidah.

Lalu, apa bedanya antara tauhid dan aqidah?

A. DEFINISI TAUHID DAN AKIDAH

1. Tauhid
Secara bahasa:
Tauhid merupakan masdar/kata benda dari kata wahhada – yuwahhidu, yang artinya menunggalkan sesuatu.

Secara istilah syar’i:
Mengesakan Allah dalam hal-hal yang menjadi kekhususan diri-Nya. Kekhususan itu meliputi perkara rububiyah, uluhiyah dan asma’ wa shifat

2. Aqidah
Secara bahasa:
Diambil dari kata dasar “al-‘aqdu” yaitu ikatan

Secara istilah syar’i:
Aqidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya.

B. CAKUPAN BAHASAN TAUHID DAN AQIDAH
Para ulama telah menulis kitab-kitab Aqidah, ada yang menuangkannya secara rinci, ada pula yang secara pokok-pokoknya saja. Keyakinan para ulama terdahulu adalah sama. Diantara kitab-kitab tentang Aqidah yang ditulis oleh para ulama antara lain:

Ushul Sunnah wa I’tiqad Dien, Abu Zur’ah Ar-Razi (Wafat 264 H) + Abu Hatim (Wafat 277)
Ushul As-Sunnah, Imam Ahmad bin Hambal (164-241 H)
Aqidah Thahawiyah, Imam Abu Ja’far Ath-Thohawi (239-321 H)
Aqidah Salaf Ashabul Hadits, Syaikhul Islam Abu Isma’il Ash-Shabuni (373H – 449 H)
Min Ushul Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, Syaikh DR. Sholeh Fauzan
Dan lain-lain.
CAKUPAN BAHASAN AQIDAH
Syaikh DR. Sholeh Fauzan dalam kitabnya “Min Ushul Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah” memaparkan 9 prinsip pokok dalam Aqidah. Prinsip-prinsip tersebut adalah:

1. Rukun Iman
– Iman kepada Allah
– Iman kepada para malaikat-Nya
– Iman kepada Kitab-kitab-Nya
– Iman kepada para Rasul-Nya
– Iman kepada Hari akhir
– Iman kepada Taqdir yang baik dan buruk

2. Iman mencakup perkataan, perbuatan dan keyakinan, iman bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan sebab kemaksiatan.

3. Perbuatan dosa selain syirik dan kekufuran tidak mengeluarkan pelakunya dari Islam.

4. Wajibnya taat kepada pemerintah Muslim dalam hal yang bukan maksiat.

5. Larangan memberontak kepada pemerintah selama pemerintah masih muslim.

6. Larangan mencela para sahabat Nabi saw

7. Mencintai Ahli Bait Nabi saw

8. Membenarkan adanya karomah para wali

9. Berdalil dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah dan mengikuti apa-apa yang dijalankan oleh para sahabat Nabi saw

Kesembilan pokok aqidah tersebut didasarkan pada dalil-dalil Al-Qur’an dan Al-Hadits sesuai dengan yang dipahami oleh generasi awal umat ini. Aqidah shahihah/yang benar tersebut dikenal dengan Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, adapun aqidah/keyakinan yang menyelisihi aqidah tersebut disebut dengan Aqidahnya Ahlu Bid’ah.

CAKUPAN BAHASAN TAUHID
Adapun bahasan Tauhid merupakan bagian dari pembahasan aqidah, yakni bahasan aqidah khusus yang berkenaan dengan Rukun Iman – Iman kepada Allah.

Cakupan bahasan Tauhid meliputi:
1. Tauhid Rububiyah
2. Tauhid Uluhiyah
3. Tauhid Asma wa Sifaat

C. PENTINGNYA AKIDAH DAN TAUHID
Akidah, terlebih permasalahan tauhid merupakan hal yang sangat penting dan mendasar, dakwah Nabi di mekah 10 tahun hanya terfokus pada penanaman aqidah, baru pada tahun ke 10 kenabian ada perintah Shalat, hal ini menunjukkan bahwa permasalahan aqidah adalah sangat penting dan mendasar. Barangsiapa yang tauhidnya benar, maka baik pula Islamnya, dan barangsiapa tauhidnya rusak, maka sia-sialah amalnya.

embagian yang populer di kalangan ulama adalah pembagian tauhid menjadi tiga yaitu tauhid rububiyah, uluhiyah, dan asma’ wa shifat. Pembagian ini terkumpul dalam firman Allah dalam Al Qur’an:
رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا فَاعْبُدْهُ وَاصْطَبِرْ لِعِبَادَتِهِ هَلْ تَعْلَمُ لَهُ سَمِيّاً
“Rabb (yang menguasai) langit dan bumi dan segala sesuatu yang ada di antara keduanya, maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadah kepada-Nya. Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia (yang patut disembah)?” (Maryam: 65).
Perhatikan ayat di atas:
(1). Dalam firman-Nya (رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ) (Rabb (yang menguasai) langit dan bumi) merupakan penetapan tauhid rububiyah.
(2). Dalam firman-Nya (فَاعْبُدْهُ وَاصْطَبِرْ لِعِبَادَتِهِ) (maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadah kepada-Nya) merupakan penetapan tauhid uluhiyah.
(3). Dan dalam firman-Nya (هَلْ تَعْلَمُ لَهُ سَمِيّاً) (Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia?) merupakan penetapan tauhid asma’ wa shifat.
Berikut penjelasan ringkas tentang tiga jenis tauhid tersebut:
  1. Tauhid rububiyah. Maknanya adalah mengesakan Allah dalam hal penciptaan, kepemilikan, dan pengurusan. Di antara dalil yang menunjukkan hal ini adalah firman Allah:
    أَلاَلَهُ الْخَلْقُ وَاْلأَمْرُ تَبَارَكَ اللهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
    “Ingatlah, menciptakan dan memerintahkan hanyalah hak Allah” (Al- A’raf: 54).
  2. Tauhid uluhiyah atau tauhid ibadah. Disebut tauhid uluhiyah karena penisbatanya kepada Allah dan disebut tauhid ibadah karena penisbatannya kepada makhluk (hamba). Adapun maksudnya ialah pengesaan Allah dalam ibadah, yakni bahwasanya hanya Allah satu-satunya yang berhak diibadahi. Allah Ta’alaberfirman:
    ذَلِكَ بِأَنَّ اللهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَايَدْعُونَ مِن دُونِهِ الْبَاطِلُ
    ”Demikianlah, karena sesungguhnya Allah, Dialah yang hak dan sesungguhnya yang mereka seru selain Allah adalah batil” (Luqman: 30).
  3. Tauhid asma’ wa shifat. Maksudnya adalah pengesaan Allah ‘Azza wa Jalla dengan nama-nama dan sifat-sifat yang menjadi milik-Nya. Tauhid ini mencakup dua hal yaitu penetapan dan penafian. Artinya kita harus menetapkan seluruh nama dan sifat bagi Allah sebgaimana yang Dia tetapkan bagi diri-Nya dalam kitab-Nya atau sunnah nabi-Nya, dan tidak menjadikan sesuatu yang semisal dengan Allah dalam nama dan sifat-Nya. Dalam menetapkan sifat bagi Allah tidak boleh melakukan ta’thil, tahrif, tamtsil, maupun takyif. Hal ini ditegaskan Allah dalam firman-Nya:
    لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ البَصِيرُ
    ”Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan-Nya, dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Asy-Syuura: 11) (Lihat Al-Qaulul Mufiiid  I/7-10).
Sebagian ulama membagi tauhid menjadi dua saja yaitu tauhid dalam ma’rifat wal itsbat (pengenalan dan penetapan) dan tauhid fii thalab wal qasd (tauhid dalam tujuan ibadah). Jika dengan pembagian seperti ini maka tauhid rububiyah dan tauhid asma’ wa shifat termasuk golongan yang pertama sedangkan tauhid uluhiyah adalah golongan yang kedua (Lihat Fathul Majid 18).
Pembagian tauhid dengan pembagian seperti di atas merupakan hasil penelitian para ulama terhadap seluruh dalil-dalil Al-Qur’an dan As-Sunnah. Sehingga pembagian tersebut bukan termasuk bid’ah karena memiliki landasan dalil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Kaitan Antara Tauhid Rububiyah dan Uluhiyah

Antara tauhid rububiyah dan tauhid uluhiyah mempunyai hubungan yang tidak dapat dipisahkan. Tauhid rububiyah mengkonsekuensikan tauhid uluhiyah. Maksudnya pengakuan seseorang terhadap tauhid rububiyah mengharuskan pengakuannya terhadap tauhid uluhiyah. Barangsiapa yang telah mengetahui bahwa Allah adalah Tuhannya yang menciptakannya dan mengatur segala urusannya, maka dia harus beribadah hanya kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya. Sedangkan tauhid uluhiyah terkandung di dalamnya tauhid rububiyah. Maksudnya, tauhid rububiyah termasuk bagian dari tauhid uluhiyah. Barangsiapa yang beribadah kepada Allah semata dan tidak menyekutukan-Nya, pasti dia meyakini bahwa Allahlah Tuhannya dan penciptanya. Hal ini sebagaimana perkatan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam:
قَالَ أَفَرَءَيْتُم مَّاكُنتُمْ تَعْبُدُونَ {75} أَنتُمْ وَءَابَآؤُكُمُ اْلأَقْدَمُونَ {76} فَإِنَّهُمْ عَدُوٌّ لِّي إِلاَّرَبَّ الْعَالَمِينَ {77} الَّذِي خَلَقَنِي فَهُوَ يَهْدِينِ {78} وَالَّذِي هُوَ يُطْعِمُنِي وَيَسْقِينِ {79} وَإِذَامَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ {80} وَالَّذِي يُمِيتُنِي ثُمَّ يُحْيِينِ {81} وَالَّذِي أَطْمَعُ أَن يَغْفِرَ لِي خَطِيئَتِي يَوْمَ الدِّينِ {82}
“Ibrahim berkata: “Maka apakah kamu telah memperhatikan apa yang selalu kamu sembah (75), kamu dan nenek moyang kamu yang dahulu? (76), karena sesungguhnya apa yang kamu sembah itu adalah musuhku, kecuali Tuhan semesta alam (77), (yaitu Tuhan) Yang telah menciptakan aku, maka Dialah yang memberi petunjuk kepadaku (78), dan Tuhanku, Yang Dia memberi makan dan minum kepadaku (79), dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkanku (80), dan Yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali) (81), dan Yang amat aku inginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat (82)” (Asy- Syu’araa’: 75-82).
Tauhid rububiyah dan uluhiyah terkadang disebutkan bersamaan, maka ketika itu maknanya berbeda, karena pada asalnya ketika ada dua kalimat yang disebutkan secara bersamaan dengan kata sambung menunjukkan dua hal yang berbeda. Hal ini sebagaimana dalam firman Allah:
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ {1} مَلِكِ النَّاسِ {2} إِلَهِ النَّاسِ {3}
“Katakanlah;” Aku berlindung kepada Rabb (yang memelihara dan menguasai) manusia (1). Raja manusia (2). Sesembahan manusia (3)” (An-Naas: 1-3).
Makna Rabb dalam ayat ini adalah raja yang mengatur manusia, sedangkan makna Ilaah adalah sesembahan satu-satunya yang berhak untuk disembah.
Terkadang tauhid uluhiyah atau rububiyah disebut sendiri tanpa bergandengan. Maka ketika disebutkan salah satunya mencakup makna keduanya. Contohnya pada ucapan malaikat maut kepada mayit di kubur: “Siapa Rabbmu?”, yang maknanya adalah: “Siapakah penciptamu dan sesembahanmu?” Hal ini juga sebagaimanan firman Allah:
الَّذِينَ أُخْرِجُوا مِن دِيَارِهِم بِغَيْرِ حَقٍّ إِلآَّ أَن يَقُولُوا رَبُّنَا اللهُ
“(yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: ”Tuhan (Rabb) kami hanyalah Allah” (Al-Hajj: 40).
قُلْ أَغَيْرَ اللهِ أَبْغِي رَبًّا
“Katakanlah:”Apakah aku akan mencari Rabb selain Allah” (Al-An’am: 164).
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan “Rabb kami ialah Allah” kemudian mereka istiqamah” (Fushshilat: 30). Penyebutan rububiyah dalam ayat-ayat di atas mengandung makna uluhiyah  ( Lihat Al Irsyad ilaa Shahihil I’tiqad 27-28).

Isi Al-Qur’an Semuanya Tentang Tauhid

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan bahwa isi Al-Qur’an semuanya adalah tentang tauhid. Maksudnya karena isi Al-Qur’an menjelaskan hal-hal berikut:
  1. Berita tentang Allah, nama-nama-Nya, sifat-sifat-Nya, perbuatan-Nya, dan perkataan-Nya. Ini adalah termasuk tauhidul ‘ilmi al khabari (termasuk di dalamnya tauhid rububiyah dan asma’ wa shifat).
  2. Seruan untuk untuk beribadah hanya kepada Allah semata dan tidak mempersekutukan-Nya. Ini adalah tauhidul iraadi at thalabi (tauhid uluhiyah).
  3. Berisi perintah dan larangan serta keharusan untuk taat dan menjauhi larangan. Hal-hal tersebut merupakan huquuqut tauhid wa mukammilatuhu (hak-hak tauhid dan penyempurna tauhid).
  4. Berita tentang kemuliaan orang yang bertauhid, tentang balasan kemuliaan di dunia dan balasan kemuliaan di akhirat. Ini termasuk jazaa’ut tauhid (balasan bagi ahli tauhid).
  5. Berita tentang orang-orang musyrik, tentang balasan berupa siksa di dunia dan balasan azab di akhirat. Ini termasuk balasan bagi yang menyelisihi hukum tauhid.
Dengan demikian, Al-Qur’an seluruhnya berisi tentang tauhid, hak-haknya dan balasannya. Selain itu juga berisi tentang kebalikan dari tauhid yaitu syirik, tentang orang-orang musyrik, dan balasan bagi mereka (Lihat  Fathul Majid 19).
Demikianlah sekelumit pembahasan tentang pembagian tauhid. Semoga Allah Ta’ala senantiasa meneguhkan kita di atas jalan tauhid untuk mempelajarinya, mengamalkannya, dan mendakwahkannya.

terimakasih atas respon anda. admin

ERA TASHAWWUF SOCIETY 6.0

Sosialisasi : GENERASI BARU ABAD 21 ERA TASHAWWUF SOCIETY 6.0 (Ki Ageng Sapujagat Al Kajorani Al Jawi) > Revolusi Industri 4.0 mengg...