MAKAM PARA KAROMAH DAN AULIA DI KEBUMEN
Masjid Kauman Kebumen
Kebumen sebuah daerah yang sarat dengan perjalanan para tokoh dan pahlawan masa lalu. Akan tetapi belum banyak sejarah yang di ketahui oleh para pejabat maupun masyarkat umum. Kini yang tertinggal sebagai alat mengetahui sejarah Kebumen adalah melalui makam-makam para adipati dan senopati agung dari kerajaan mataram yang disemayamkan di Kebumen dan belum diketahui khalayak umum.
Kebumen pantas mendapat title baru sebagai Kota “Seribu Wali”.
Islam boleh jadi sudah tersebar kepada seluruh masyarakat Kebumen bagian Selatan, terutama pada abad ke-XVI. Teori ini bisa dibuktikan dengan adanya makam-makam para penyebar agama Islam yang sangat berpengaruh kala itu. Salah satu makam yang dapat dijadikan barang bukti ini adalah makam Mbah Asnawi. Nama lengkapnya adalah Syekh Maulana Muhammad Asnawi Al-Karim. Seorang da’i yang juga sekaligus pedagang kain dari Purworejo.
Makam yang sepi akan pengunjung ini terletak di Dukun Pandean Desa Jogomertan RT 03 RW 01, Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen.
Islam boleh jadi sudah tersebar kepada seluruh masyarakat Kebumen bagian Selatan, terutama pada abad ke-XVI. Teori ini bisa dibuktikan dengan adanya makam-makam para penyebar agama Islam yang sangat berpengaruh kala itu. Salah satu makam yang dapat dijadikan barang bukti ini adalah makam Mbah Asnawi. Nama lengkapnya adalah Syekh Maulana Muhammad Asnawi Al-Karim. Seorang da’i yang juga sekaligus pedagang kain dari Purworejo.
Makam yang sepi akan pengunjung ini terletak di Dukun Pandean Desa Jogomertan RT 03 RW 01, Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen.
Makam-makam para pelaku sejarah itu tersebar di seluruh kabupaten dan desa di Kabupaten Kebumen seperti:
1. Panembahan Agung Kajoran, Kajoran, Karanggayam
2. Syaikh Pandan Arum, Karangreja, Petanahan
3. Panembahan Kalang Kadirja, Braja, Karangduwur, Petanahan
4. Syech Gesing (Gesing, Adikarso, Kebumen)
2. Syaikh Pandan Arum, Karangreja, Petanahan
3. Panembahan Kalang Kadirja, Braja, Karangduwur, Petanahan
4. Syech Gesing (Gesing, Adikarso, Kebumen)
Desa Klapasawit Dukuh Joho RT 03/02, Buluspesantren Kebumen. Di sana ada makam-makan dengan nama-nama yang tercantum di antaranya:
1. Mbah Patra Leksana / R. Mas Ngabehi Surantika / Mbah Soleh / R. Joko Purna
2. Wangsa Dipa / Kyai Sawunggalih / Syeh Abdurrahman
3. Mbah Soka Pura / Kyai Patah / Kyai Selo / Kyai Soka Leksana / Raden Jaka Umbaran
4. Mbah Singayuda / Kyai Mataram / R. sancang Yuda / R. Setro Jenar
5. Mbah Suliwarni / R. Mas Kalinyamat / R. Soka Nanta
1. Mbah Patra Leksana / R. Mas Ngabehi Surantika / Mbah Soleh / R. Joko Purna
2. Wangsa Dipa / Kyai Sawunggalih / Syeh Abdurrahman
3. Mbah Soka Pura / Kyai Patah / Kyai Selo / Kyai Soka Leksana / Raden Jaka Umbaran
4. Mbah Singayuda / Kyai Mataram / R. sancang Yuda / R. Setro Jenar
5. Mbah Suliwarni / R. Mas Kalinyamat / R. Soka Nanta
Sementara di Desa Sidomukti Ambal (Dukuh Daratan)
1. Syeh Abdul Qodir An-Daratany, Daratan Sidomukti Ambal
2. Syeh Bledug Jagung, Daratan Sidomukti Ambal
3. Mbah Kyai Sodri, Daratan Sidomukti Ambal
4. Eyang Doro Bei, Kradenan Ambal
4. Syekh Maulana Nurul Duhur atau masyarakat sekitar sering mengenalnya dengan sebutan Mbah Duhur, ada juga yang mengenalnya dengan sebutan Mbah Kalen Gunungtugel ini berada di samping atas bukit Gunungtugel, Dukuh Pranji, Desa Entak, Kecamatan Ambal-Kebumen.
1. Syeh Abdul Qodir An-Daratany, Daratan Sidomukti Ambal
2. Syeh Bledug Jagung, Daratan Sidomukti Ambal
3. Mbah Kyai Sodri, Daratan Sidomukti Ambal
4. Eyang Doro Bei, Kradenan Ambal
4. Syekh Maulana Nurul Duhur atau masyarakat sekitar sering mengenalnya dengan sebutan Mbah Duhur, ada juga yang mengenalnya dengan sebutan Mbah Kalen Gunungtugel ini berada di samping atas bukit Gunungtugel, Dukuh Pranji, Desa Entak, Kecamatan Ambal-Kebumen.
Di wilayah Kebumen barat:
1. Panembahan Eyang Sepuh Purnomo Sidik, Candi, Karanganyar
2. Panembahan Duryudana, Sempor
3. Panembahan Eyang Tumenggung Singa Taruna, Tresnorejo, Petanahan
4. Panembahan Eyang Tumenggung Singa Ndanu, Puring
5. Panembahan Eyang Tumenggung Carangnolo, Puring
6. Panembahan Eyang Tumenggung Wono Salam, Sekarteja, Adimulyo
7. Panembahan Eyang Dipawetjana, Sidomulyo, Adimulyo
8. Panembahan Eyang Sepuh Joko Puring, Puring
Syaikh Abbas, Dorowati, Klirong
9. Syekh Anom Sedakarsa, Beningsari Petanahan Kebumen.
10. Makam Mbah Agung di Ds. Kajoran, Karanggayam
11. Makan R. Djojo Murtani makamnya di Gunung Tumpeng.
12. R. Trunojoyo, di desa Kajoran Karanggayam.
13. Makam Eyang Bambang Pujoseno, Pesareyan Gedibrah di Tambakagung, Klirong.
14. Syeh Abdul Awwal di Petanahan
15. Makam mbah Selangking, didorowati, Klirong
1. Panembahan Eyang Sepuh Purnomo Sidik, Candi, Karanganyar
2. Panembahan Duryudana, Sempor
3. Panembahan Eyang Tumenggung Singa Taruna, Tresnorejo, Petanahan
4. Panembahan Eyang Tumenggung Singa Ndanu, Puring
5. Panembahan Eyang Tumenggung Carangnolo, Puring
6. Panembahan Eyang Tumenggung Wono Salam, Sekarteja, Adimulyo
7. Panembahan Eyang Dipawetjana, Sidomulyo, Adimulyo
8. Panembahan Eyang Sepuh Joko Puring, Puring
Syaikh Abbas, Dorowati, Klirong
9. Syekh Anom Sedakarsa, Beningsari Petanahan Kebumen.
10. Makam Mbah Agung di Ds. Kajoran, Karanggayam
11. Makan R. Djojo Murtani makamnya di Gunung Tumpeng.
12. R. Trunojoyo, di desa Kajoran Karanggayam.
13. Makam Eyang Bambang Pujoseno, Pesareyan Gedibrah di Tambakagung, Klirong.
14. Syeh Abdul Awwal di Petanahan
15. Makam mbah Selangking, didorowati, Klirong
Daerah Kebumen Kota
1. Syech Bagus 'Ali (panggel, panjer, Kebumen)
2. Syech Asmorokondi atau Syekh Sirnoboyo (Kuwarisan, panjer, Kebumen)
4. Syekh Ngabdul Kahfi Awwal, pendiri Masjid Somalangu dimakamkan di Candiwulan Kebumen.
5. Syekh Ngabdul Kahfi Tsani, Candiwulan Kebumen.
6. R. Ngabehi Kertawangsa / Ngabehi Kolopaking dimakamkan di Kalijirek Kebumen.
7. Gajah Mada, di kompleks Sarinabati atau PT. Maxole panjer Kebumen.
1. Syech Bagus 'Ali (panggel, panjer, Kebumen)
2. Syech Asmorokondi atau Syekh Sirnoboyo (Kuwarisan, panjer, Kebumen)
4. Syekh Ngabdul Kahfi Awwal, pendiri Masjid Somalangu dimakamkan di Candiwulan Kebumen.
5. Syekh Ngabdul Kahfi Tsani, Candiwulan Kebumen.
6. R. Ngabehi Kertawangsa / Ngabehi Kolopaking dimakamkan di Kalijirek Kebumen.
7. Gajah Mada, di kompleks Sarinabati atau PT. Maxole panjer Kebumen.
Kebumen Timur.
8. Bulupitu; di Desa Tunjungseto Kutowinangun bukanlah makam, tapi petilasan, tempat bertapa Joko Sangkrib. Konon setelah semedi 72 hari, ia diberi senjata cambuk oleh Dewi Nawangwulan, bekal untuk mengabdi ke Keraton Mataram. Putra Demang Kutowinangun itu menjadi sakti dan karena prestasinya itu diberi jabatan menjadi Adipati Kebumen sebagai Arungbinang 1. Makanya ada yang mengisahkan, Dewi Nawangwulan itu "kekasih gelap" Joko Sangkrib menurut lakon-lakon di ketoprak.
9. Joko Sangkrib sendiri dimakamkan di dukuh Kebejen Kuwarisan Kutowinangun.
10. Pangeran Bumi Dirja didesa Lundong Kutowinangun
8. Bulupitu; di Desa Tunjungseto Kutowinangun bukanlah makam, tapi petilasan, tempat bertapa Joko Sangkrib. Konon setelah semedi 72 hari, ia diberi senjata cambuk oleh Dewi Nawangwulan, bekal untuk mengabdi ke Keraton Mataram. Putra Demang Kutowinangun itu menjadi sakti dan karena prestasinya itu diberi jabatan menjadi Adipati Kebumen sebagai Arungbinang 1. Makanya ada yang mengisahkan, Dewi Nawangwulan itu "kekasih gelap" Joko Sangkrib menurut lakon-lakon di ketoprak.
9. Joko Sangkrib sendiri dimakamkan di dukuh Kebejen Kuwarisan Kutowinangun.
10. Pangeran Bumi Dirja didesa Lundong Kutowinangun
ziarah Wali di sekitar wilayah Kebumen
1. Syaikh Baribin di Grenggeng Karanganyar,
Syaikh Baribin atau Raden Saputra/ Raden Putra/ Harya Baribin adalah putra dari Prabu Brawijaya IV (Bra Tanjung) dengan isteri Putri Pajang. Dikarenakan tidak diperbolehkan adanya tahta kembar (setelah wafatnya Brawijaya IV/ Bra Tanjung), Raden Putra yang merupakan adik dari Raden Alit /Angkawijaya /Brawijaya V akhirnya meninggalkan kerajaan Majapahit dengan ikhlas. Raden Putra pun pergi ke arah barat untuk menjalani takdir besarnya. Dalam pengembaraannya, beliau sempat singgah di beberapa tempat di wilayah Kebumen, sampai akhirnya beliau pergi ke Pajajaran. Di Pajajaran, beliau kemudian menikah dengan salah satu cucu Raja Pajajaran dan dianugerahi empat orang anak.
Singkat cerita, dari Pajajaran Raden Putra kemudian kembali ke timur dan menghabiskan masa hidupnya di Gunung Grenggeng yang hingga kini dikenal oleh masyarakat setempat sebagai Syaikh Baribin. Menurut penuturan masyarakat setempat, beliau adalah tokoh yang awal mengembangkan agama Islam di sekitar Gombong, Karanganyar dan Sempor pada ratusan tahun yang lalu.
Syekh Mubin memiliki nama asli Syekh Muhammad Najmuddin ‘Ali Mubin. Ia adalah seorang buyut dari wali sekaligus ulama sejagat raya yang sering dikirim do’a oleh kaum muslimin ketika bertawassul yakni Syekh Abdul Qadir Al-Jailani. Sykeh Mubin biasa di khaul-kan setiap bulan Rawah Minggu pertama (tepatnya tanggal 1 rawah). Namun, karena tanggal 1 rawah tidak pasti harinya bertepatan, maka untuk memudahkannya adalah dengan menetapkan khaul Syekh Mubin setiap Minggu pertama pada bulan Rawah. Kalau pembaca ada waktu, silakanlah untuk mengikuti khaul Syekh Mubin pada tanggal dan waktu tersebut. Lokasi pemakaman ini berjarak sekitar 1,5 kilometer dari jembatan Desa Pandan Lor, Klirong (Jl. Dendels, Jalur Selatan Kebumen-Yogyakarta) tak disangka terdapat situs Islam yang bersejarah. Tepatnya di Desa Ayam Putih, Kecamatan Buluspesantren, Kabupaten Kebumen. Disana sudah berdiri tegak sebuah lokasi bangunan yang diberi nama “Makam Waliyulloh Syekh Mubin”.
Syaikh Baribin atau Raden Saputra/ Raden Putra/ Harya Baribin adalah putra dari Prabu Brawijaya IV (Bra Tanjung) dengan isteri Putri Pajang. Dikarenakan tidak diperbolehkan adanya tahta kembar (setelah wafatnya Brawijaya IV/ Bra Tanjung), Raden Putra yang merupakan adik dari Raden Alit /Angkawijaya /Brawijaya V akhirnya meninggalkan kerajaan Majapahit dengan ikhlas. Raden Putra pun pergi ke arah barat untuk menjalani takdir besarnya. Dalam pengembaraannya, beliau sempat singgah di beberapa tempat di wilayah Kebumen, sampai akhirnya beliau pergi ke Pajajaran. Di Pajajaran, beliau kemudian menikah dengan salah satu cucu Raja Pajajaran dan dianugerahi empat orang anak.
Singkat cerita, dari Pajajaran Raden Putra kemudian kembali ke timur dan menghabiskan masa hidupnya di Gunung Grenggeng yang hingga kini dikenal oleh masyarakat setempat sebagai Syaikh Baribin. Menurut penuturan masyarakat setempat, beliau adalah tokoh yang awal mengembangkan agama Islam di sekitar Gombong, Karanganyar dan Sempor pada ratusan tahun yang lalu.
Syekh Mubin memiliki nama asli Syekh Muhammad Najmuddin ‘Ali Mubin. Ia adalah seorang buyut dari wali sekaligus ulama sejagat raya yang sering dikirim do’a oleh kaum muslimin ketika bertawassul yakni Syekh Abdul Qadir Al-Jailani. Sykeh Mubin biasa di khaul-kan setiap bulan Rawah Minggu pertama (tepatnya tanggal 1 rawah). Namun, karena tanggal 1 rawah tidak pasti harinya bertepatan, maka untuk memudahkannya adalah dengan menetapkan khaul Syekh Mubin setiap Minggu pertama pada bulan Rawah. Kalau pembaca ada waktu, silakanlah untuk mengikuti khaul Syekh Mubin pada tanggal dan waktu tersebut. Lokasi pemakaman ini berjarak sekitar 1,5 kilometer dari jembatan Desa Pandan Lor, Klirong (Jl. Dendels, Jalur Selatan Kebumen-Yogyakarta) tak disangka terdapat situs Islam yang bersejarah. Tepatnya di Desa Ayam Putih, Kecamatan Buluspesantren, Kabupaten Kebumen. Disana sudah berdiri tegak sebuah lokasi bangunan yang diberi nama “Makam Waliyulloh Syekh Mubin”.
2. Syaikh Abdul Kahfi di Somalangu,
Sayyid Muhammad Ishom al-Hasani atau Syaikh Abdul Kahfi Awal adalah pendiri Pondok Pesantren Somalangu yang konon dibangun semenjak tahun 879 H /1475 M. Ayahnya bernama Sayid Abdul Rasyid bin Abdul Majid Al Hasani, yang nasabnya bersambung sampai ke Rasulullah SAW melalui Sayyidina Hasan RA. Konon beliau awalnya senang mengembara dari gua ke gua sehingga dijuluki Abdul Kahfi. Beliau yang berasal dari Hadramaut, Yaman, mendarat pertama kali di Pantai Karangbolong Kebumen pada 852H /1448 M, yaitu pada masa pemerintahan Prabu Kertawijaya Majapahit atau Prabu Brawijaya I (1447 – 1451 M). Beliau wafat pada malam Jumat 15 Sya’ban 1018 H atau 12 November 1609 M. Konon beliau merupakan orang pertama yang dimakamkan di perbukitan Lemah Lanang di Desa Sumberadi, Kecamatan Kebumen, Kebumen. Syaikh Abdul Kahfi dianggap sebagai peletak dasar berkembangnya agama Islam di wilayah Kebumen. Keberadaan Pondok Pesantren di Somalangu berpengaruh besar pada perkembangan kemajuan Islam di Kebumen, bahkan pengaruhnya juga menyebar sampai ke daerah lain di Jawa dan bahkan sampai luar Jawa.
Sayyid Muhammad Ishom al-Hasani atau Syaikh Abdul Kahfi Awal adalah pendiri Pondok Pesantren Somalangu yang konon dibangun semenjak tahun 879 H /1475 M. Ayahnya bernama Sayid Abdul Rasyid bin Abdul Majid Al Hasani, yang nasabnya bersambung sampai ke Rasulullah SAW melalui Sayyidina Hasan RA. Konon beliau awalnya senang mengembara dari gua ke gua sehingga dijuluki Abdul Kahfi. Beliau yang berasal dari Hadramaut, Yaman, mendarat pertama kali di Pantai Karangbolong Kebumen pada 852H /1448 M, yaitu pada masa pemerintahan Prabu Kertawijaya Majapahit atau Prabu Brawijaya I (1447 – 1451 M). Beliau wafat pada malam Jumat 15 Sya’ban 1018 H atau 12 November 1609 M. Konon beliau merupakan orang pertama yang dimakamkan di perbukitan Lemah Lanang di Desa Sumberadi, Kecamatan Kebumen, Kebumen. Syaikh Abdul Kahfi dianggap sebagai peletak dasar berkembangnya agama Islam di wilayah Kebumen. Keberadaan Pondok Pesantren di Somalangu berpengaruh besar pada perkembangan kemajuan Islam di Kebumen, bahkan pengaruhnya juga menyebar sampai ke daerah lain di Jawa dan bahkan sampai luar Jawa.
3. Mbah Lancing di Mirit,
Menurut silsilahnya disebutkan bahwa Brawijaya V dengan Dewi Penges (Reksolani) berputra Ario Damar (Adipati Palembang). Ario Damar dengan Putri Cempo (Campa) berputra Ario Timbal (Raden Kusen, Adipati Terung). Raden Kusen berputra Ki Ageng Yudotaligrantung dan Raden Carangnolo. Raden Carangnolo berputra Wonoyudo Inggil (Wongsojoyo I, Kyai Wirotanu). Wongsoyudo Inggil berputra Kyai Ketijoyo, Wonoyudo Lante (Wongsojoyo II), dan Wonoyudo Pamecut (Wongsojoyo III). Kyai Ketijoyo adalah ayah dari Mbah Lancing.
Menurut silsilahnya disebutkan bahwa Brawijaya V dengan Dewi Penges (Reksolani) berputra Ario Damar (Adipati Palembang). Ario Damar dengan Putri Cempo (Campa) berputra Ario Timbal (Raden Kusen, Adipati Terung). Raden Kusen berputra Ki Ageng Yudotaligrantung dan Raden Carangnolo. Raden Carangnolo berputra Wonoyudo Inggil (Wongsojoyo I, Kyai Wirotanu). Wongsoyudo Inggil berputra Kyai Ketijoyo, Wonoyudo Lante (Wongsojoyo II), dan Wonoyudo Pamecut (Wongsojoyo III). Kyai Ketijoyo adalah ayah dari Mbah Lancing.
4. Syaikh Mubin di Ayam Putih,
Syaikh Maulana Muhammad Najmuddin 'Ali Mubin di desa Ayam Putih kec. Buluspesantren.
Syaikh Maulana Muhammad Najmuddin ‘Ali Mubin atau dikenal dengan Syekh Mubin atau Mbah Mubin adalah seorang Ulama yang berasal dari Gujarat India. Beliau datang ke tanah Jawa pada abad ke-XVII. Menurut sejarah, Syaikh Mubin datang ke Jawa dengan menggunakan Kapal melalui Samudera Hindia dan mendarat di Pantai Ambal, Kebumen.
Beliau dikirim oleh gurunya ke tanah Jawa untuk berdakwah menyebarkan ajaran agama Islam di tanah Jawa tepatnya diantara sungai Progo di Kulon Progo dengan sungai Serayu, Cilacap. Sekitar tahun 1646 M Syaikh Mubin menyebarkan dakwahnya di tanah Kebumen ini, khususnya dibagian pesisir pantai selatan Desa Ayam Putih, Buluspesantren. Menurut silsilahnya, Syaikh Mubin adalah salah satu buyut dari Sulthanul Auliya Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani. Urutan silsilahnya adalah Syaikh Muhammad Najmudin Ali Mubin bin Syaikh Musa bin Syaikh Wahab bin Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani.
Syaikh Maulana Muhammad Najmuddin 'Ali Mubin di desa Ayam Putih kec. Buluspesantren.
Syaikh Maulana Muhammad Najmuddin ‘Ali Mubin atau dikenal dengan Syekh Mubin atau Mbah Mubin adalah seorang Ulama yang berasal dari Gujarat India. Beliau datang ke tanah Jawa pada abad ke-XVII. Menurut sejarah, Syaikh Mubin datang ke Jawa dengan menggunakan Kapal melalui Samudera Hindia dan mendarat di Pantai Ambal, Kebumen.
Beliau dikirim oleh gurunya ke tanah Jawa untuk berdakwah menyebarkan ajaran agama Islam di tanah Jawa tepatnya diantara sungai Progo di Kulon Progo dengan sungai Serayu, Cilacap. Sekitar tahun 1646 M Syaikh Mubin menyebarkan dakwahnya di tanah Kebumen ini, khususnya dibagian pesisir pantai selatan Desa Ayam Putih, Buluspesantren. Menurut silsilahnya, Syaikh Mubin adalah salah satu buyut dari Sulthanul Auliya Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani. Urutan silsilahnya adalah Syaikh Muhammad Najmudin Ali Mubin bin Syaikh Musa bin Syaikh Wahab bin Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani.
5. Syaikh Abdul Awal
Syaikh Abdul Awal dahulu bernama Mangkurat Mas, dari Yogyakarta, putra R. Pemanahan dari istri padmi. Pada saat ayahnya mangkat, terjadi perselisihan perebutan kekuasaan antara dirinya dengan pamannya yaitu Ki Ageng Giring yang bermukim di Cirebon. Hal ini menjadikan Mangkurat Mas akhirnya memutuskan untuk pergi dari keraton. Dia berprinsip bahwa kekuasaan hanya akan akan menjadikan seseorang mempertaruhkan segalanya, bahkan akhir ajal sekalipun dipertaruhkan demi kekuasaan.
Syaikh Abdul Awal dahulu bernama Mangkurat Mas, dari Yogyakarta, putra R. Pemanahan dari istri padmi. Pada saat ayahnya mangkat, terjadi perselisihan perebutan kekuasaan antara dirinya dengan pamannya yaitu Ki Ageng Giring yang bermukim di Cirebon. Hal ini menjadikan Mangkurat Mas akhirnya memutuskan untuk pergi dari keraton. Dia berprinsip bahwa kekuasaan hanya akan akan menjadikan seseorang mempertaruhkan segalanya, bahkan akhir ajal sekalipun dipertaruhkan demi kekuasaan.
Suatu ketika Mangkurat Mas atau Syaikh Abdul Awal berhasil menyembuhkan istri Ki Ageng Giring yang sakit, sebagai imbalannya, beliau meminta tanah seluas serban, yaitu bumi Mataram yang di kemudian hari ditempati, yaitu Kedungamba. Oleh karenanya kemudian Kedungamba dijadikan sebagai tanah Kaputihan oleh kerajaan Mataram, dengan Syaikh Abdul Awal diberi kewenangan sebagai Lurah Kedungamba. Daerah inilah yang sekarang ini menjadi bagian dari desa Kebonsari.
Syaikh Abdul Awal diperkirakan datang ke kedungamba atau Kebonsari pada tahun 1551 M dan wafat pada tahun 1598 M. Saat mengembara ke wilayah Kebumen, sebelumnya Syaikh Abdul Awal telah menamatkan ilmu dari pesantren dan menikah dengan seorang putri keraton Surakarta yang bernama Nyai Jonggrang. Beliau juga mempunyai seorang putra yang bernama Abdul Rauf, konon dia selalu berusaha untuk mengungguli kedigdayaan dan kesaktian ayahnya. Di deretan makam, makam Abdul Rauf berada di sebelah barat makam Syaikh Abdul Awal.
Saat bermukim di Kebonsari, Syaikh Abdul Awal berdakwah menyebarkan agama Islam hingga sampai Cilacap dan Banyumas.
6. Syaikh Anom Sidakarsa di Petanahan
Syaikh Anom Sidakarsa di dukuh Wadas desa Grogol Beningsari, Petanahan
Syaikh Anom Sidakarsa adalah salah seorang wali yang ikut berperan serta dalam penyebaran agama Islam di wilayah Kebumen. Dari silsilahnya, beliau masih keturunan ke 5 dari Raden Patah, Sultan Demak. Beliau bernama asli Dullah Sidiq dan hidup pada zaman Hamengku Buwono ke- IV. Meskipun berdarah biru, beliau lebih memilih untuk menyebarkan Agama Islam daripada mementingkan jabatan.
Syaikh Anom Sidakarsa di dukuh Wadas desa Grogol Beningsari, Petanahan
Syaikh Anom Sidakarsa adalah salah seorang wali yang ikut berperan serta dalam penyebaran agama Islam di wilayah Kebumen. Dari silsilahnya, beliau masih keturunan ke 5 dari Raden Patah, Sultan Demak. Beliau bernama asli Dullah Sidiq dan hidup pada zaman Hamengku Buwono ke- IV. Meskipun berdarah biru, beliau lebih memilih untuk menyebarkan Agama Islam daripada mementingkan jabatan.
Sebelum singgah di wilayah Petanahan, sebelumnya beliau pernah babad alas di daerah Demak. Selain itu beliau juga pernah singgah di daerah Sumpyuh, Banyumas, dan sempat kembali ke Demak. Namun kemudian beliau melanjutkan dakwahnya menyebarkan Islam hingga sampai wilayah Petanahan Kebumen dan akhirnya menetap di tempat yang sekarang termasuk desa Grogol Beningsari sampai beliau wafat.
Demikian catatan kecil tantang Makam karomah di daerah Kebumen. Bagi Anda yang hobi ziarah mungkin bisa menjadi pengembang kazanah Anda. Terima kasih
terimakasih atas respon anda. admin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar