Kamis, 30 Agustus 2018

NGAJI ALAM DI PONTREN PETANI NUSANTARA : FILOSOFI MANGGA


NGAJI ALAM DI PONDOK PESANTREN PETANI NUSANTARA
Pohon Manggaku yang dibelakang saung Paseban Agung Petani, Pontren Petani Nusantara "Sang Cipta Rasa" Keluar Tiga Tangkai Bunganya Unik, Di Batang pohon Langsung. Nyulayani Adat. Keluar Dari Kebiasaan. Fakta & Realita, Masih Mau Membantah ???
Tiga Itu Simbol :
1. Islam, Iman, Ikhsan (Wali songo = 3 x 3),
2. Sejarah, Nasionalis, Religius (Tiga Serangkai Ernest Douwes Dekker, Dr. Tjipto Mangunkusumo dan Ki Hadjar Dewantara).
3. TRI SAKTI
(Presiden pertama Republik Indonesia Soekarno dalam Pidato Trisakti tahun 1963 menegaskan: 1. Berdaulat secara politik; 2. berdikari secara ekonomi; 3. berkepribadian secara sosial budaya.
Dalam bidang kemandirian politik, Soekarno telah berhasil memperjuangkan Pancasila sebagai kemandirian bangsa Indonesia dengan memiliki ideologi negara sendiri.
Sedangkan dalam kemandirian secara ekonomi ditegaskan Soekarno, bahwa lebih baik potensi sumberdaya alam Indonesia dibiarkan, hingga para putra bangsa mampu untuk mengelolanya. Bung Karno menolak eksploitasi atau penjajahan oleh kekuatan asing.
Dalam kemandirian sosial budaya, Soekarno secara tegas menolak budaya asing, Mempertahankan Budaya Nusantara)
FILOSOFI MANGGA
Proses Tumbuh:
Pohon Mangga berasal dari bibit biji mangga, kemudian pohon itu tumbuh besar, kemudian berbunga, kemudian bunga itu menjadi buah mangga.
Proses Rasa:
mangga harus berjerih payah, menunggu tempo untuk menjadi manis rasanya. Ketika mentah dia pahit, lalu kecut, lalu menjadi manis.
kalau kita mau berfikir lebih dalam, betapa secara tak sadar selera instan orang modern sedang "dikritik" oleh proses mangga. Mangga yang berkualitas (bukan karbitan) adalah yang berdiam lama di pohon, menjalani proses simbiosis (atau apapun istilah saintifiknya) yang tak mudah: pahit, kecut, manis, lalu dimakan, dan bijinya akan menjadi bibit - bibit pohon mangga pada masa selanjutnya.
Selamat belajar pada pohon mangga...

Coba ambil pelajaran dari buah mangga, hanya buah mangga manis yang dihujani lemparan batu, tetapi walaupun dia disakiti tetap selalu saja dia memberikan buah yang manis dan enak dimakan untuk si pelempar batu. Bahkan walau dihujani batu pohon mangga selalu melindungi orang-orang yang berteduh dibawah nya.

 jadilah seperti pohon mangga, dilempar batu malah memberikan buah. Mereka melempari pohon mangga dengan sandal, batu, atau semisalnya, eh, yang jatuh justru buahnya.

Di dalam kehidupan kita terkadang diperlakukan dengan buruk oleh sesama. Entah, karen
a kesalahan yang ada dalam diri kita, atau dirinya, yang jelas hal itu pasti ada. Nabi, sebagai manusia paling mulia saja pernah disakiti, dicaci, dimaki, dituding yang bukan - bukan. Apalagi kita ?

Tapi, ada satu akhlak yang luar biasa terpuji saat menerima hal yang tak menyenangkan dari orang sekitar: membalasnya dengan kebaikan. Seperti pohon mangga tadi. Diejek, kita justru memaafkan. Difitnah, kita justru memberi hadiah. Dicaci, kita malah memuji. Memang benar, membalas keburukan yang paling baik adalah dengan kebaikan.

Mari kita meneladani Nabi, saat dilempari batu oleh penduduk Thaif hingga berlumur darah, beliau berlari menjauh dari kerumunan. Saat itu, malaikat gunung datang menawarkan bantuan. Apa kata Nabi? “Saya berharap dari mereka akan lahir sekelompok manusia yang mengesakan Allah…” Bahkan beliau memanjatkan doa, “Ya Allah, ampunilah kaumku karena mereka tidak sejatinya tidak tahu.”

Belum lagi kisah penaklukkan Mekah. Beliau tidak membalas rakyat Mekah yang pernah mengusirnya dari kampung halamannya. Nabi justru hadir membawa kedamaian, ketika beliau mampu dan kuasa untuk membalas dendam. Benar - benar sosok yang patut di-IKUTI. Membalas keburukan dengan kebaikan. Membalas pesakitan dengan kemaafan. Yuk, belajar dari sekarang. Tak akan mudah jika tidak dipraktikkan.

Pohon mangga bila ditimpuk dengan batu, ia akan membalasnya dengan memberikan buah mangga yang manis. Bila pohon mangga sudah tua dan tidak berbuah lagi, kayunya bisa digunakan untuk membuat kayu bakar. Pohon ini bermanfaat hingga akhir hayatnya.

Seda
ngkan pohon cemara yang tinggi menjulang akan selalu mengikuti arah angin. Bila angin berhembus ke utara pohon cemara mengikuti ke arah utara, bila ke selatan ia juga mengikuti ke selatan. Pohon cemara tidak punya pendirian dan selalu mengikuti arah angin yang berhembus.

Jadilah seperti pohon mangga yang selalu bisa memberi banyak manfaat kepada sesama, dan hingga akhir hayat pun selalu dikenang walaupun telah tiada.

Ternyata diri lebih buruk dari pada pohon mangga. Tahukah kenapa kok lebih buruk? Coba bayangkan, di depan rumah ada pohon mangga yang rimbun buahnya. Sudah mulai masak beberapa buahnya. Dan tetap kukuh tumbuh tanpa memperhatikan orang yang lalu lalang. Tanpa meperhatikan ayam yang lalu lalang. Tanpa memperhatikan anak-anak yang suka mengintai buah mangga itu, kemudian melemparinya dengan batu.

Terus saja si pohon mangga melanjutkan fasenya, yaitu berbuah. Entah itu nanti buahnya rontok atau rimbun, yang penting berbuah dulu. Juga entah itu nanti buahnya dilempari manusia, yang penting berbuah dulu. Sungguh bila dipikir betapa mulia si pohon mangga. Dia tidak pernah protes setelah diperlakukan semena-mena oleh manusia atau binatang yang lainnya.

Si pohon mangga terus memberikan manfaat. Bila panas dia merimbuni siapa saja yang berteduh di bawahnya. Tanpa memandang siapa yang berteduh itu. Bila kambing-kambing lapar, dia dengan rela dipotong beberapa tangkainya untuk daunnya dimakan oleh kambing-kambing itu. Bila malam tiba, dia dengan sabar melindungi ayam-ayam dari gangguan binatang buas. Iya, ayam-ayam itu berlindung dengan naik ke pohon mangga. Betapa tidak sopannya ayam. Minta tolong malah menginjak-injak kepala si pohon mangga.

Sungguh dia sangat tawadu’. Hanya melambai-lambai seakan mengundang siapa saja yang membutuhkan pertolongannya. Sungguh mulia arti sebuah pohon mangga ini.

Sedangkan kita manusia. Bagaimana kelakuan kita?
Brutal, rakus, congkak, egois, bodoh.
Manusia seakan ingin menghabiskan pohon-pohon yang sebenarnya jadi penolong manusia itu sendiri. Mereka hanya memikirkan perut, yaitu keuntungan uang yang tidak terbatas jumlahnya.

Kita seharusnya malu. Filosofi pohon mangga. Sebuah arti ketawadu’an dan “nrimo” serta selalu menolong tanpa pamrih. Kenapa tidak terpikir ini dari dulu? Apakah karena hal kecil begini hanya dianggap kata-kata klise yang setiap orang bisa menemukan dan meraba?
Betapa dangkal otak kebanyakan manusia……
Selalu ingin dipuji dengan semua kelakuan buruk mereka.

berwirausaha adalah sebuah proses, seperti filosofi pohon Mangga, jangan berpikir bahwa berwirausaha itu Instan untuk berhasil, namun ibarat pohon mangga, di awal mula ia hanyalah bibit yang kemudian akan tumbuh akar di sekitar bibit tersebut, sedikit menyembul berwarna kehijauan yang kelak ia akan berubah menjadi batang, semakin bertambah waktu, ia akan bertambah tinggi, dan muncullah daun yang semakin terlihat membesar, dari daun ini, maka ia akan berfotosintesis, sehingga dengan cepat pohon akan membesar. Ketika membesar, ia pun akan bercabang dan memiliki ranting…pada saatnya pohon itu akan berbuah yang buahnya akan bisa dinikmati oleh orang-orang di sekitarnya..dan ia pun juga mampu digunakan untuk berteduh.

kalau mau meneliti, darimana asal manis tidaknya buah mangga itu... Kita semakin dibingungkan dengan tidak adanya bagian didalam buah itu sebagai sumber "manisnya". " kabeh sing neng njero kui, yo sing ndadekne manis lan ora ne'.. " ( Semua unsur didalamnya yang menyebabkan manis tidaknya buah itu ).

Demikian juga baik & tidaknya seseorang...sesungguhnya juga berasal dari seluruh unsur dalam diri kita sendiri. Kalau semuanya baik, ( pikirannya, logikanya, prasangkanya, perilakunya, sopan santunya, tutur katanya, dan terutama adalah hatinya...) selalu , selalu & selalu berisi kebaikkan , pasti juga akan menjadikan kita menjadi orang baik.

Berpikir baik, untuk berkata & bertindak baik..mudah - mudahan nantinya menjadikan kita orang yang baik pula. Biarlah orang lain yang menilai baik dan tidaknya kita...

Satu pohon mangga yang tumbuh dengan suburnya di pinggir jalan, setiap hari dipanjat dan dilempari oleh anak – anak karena ingin mendapatkan buahnya. Pohon mangga tahu dia dipanjat dan dilempar setiap hari karena buahnya, namun pohon mangga tetap saja berbuah walaupun terus dilempari oleh anak – anak, karena dia tahu manfa’atnya hidup hanya karena buahnya. Untuk itu dia terus berbuah agar hidupnya tetap memberi manfaat buat manusia.

Satu pohon mangga saja siap berkorban agar terus memberi manfaat kepada setiap manusia, bagaimana dengan manusia itu sendiri apakah hidup berusaha untuk memberi manfa’at kepada setiap manusia atau hidup hanya 
merepotkan setiap orang, semuanya tergantung pada manusia itu sendiri.
Manusia perlu merenung dan bertanya pada hati nuraninya sendiri, sudah sejauh mana manfa’at kehadirannya untuk semua orang terutama yang ada dilingkungannya, apakah kehadiran sudah berarti atau sebaliknya.

Manusia tidak dapat hidup sendiri, perlu bantuan dari orang lain buktinya kita makan ikan yang ada dilaut sementara kita bukalah seorang nelayan, kita makan daging sementara kita bukanlah seorang peternak, kita maka sayur walaupun kita tidak pernah bertanam sayur atau bertani. Jadi siapapun kita dalam hidup ini kita butuh bantuan orang lain, kita adalah makhluk social yang senantiasa berhubungan antara satu dengan lainnya bahan bukan hanya dengan sesama manusia tetapi juga dengan alam sekitarnya.

Benarlah apa yang dikatakan oleh Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam satu sabdanya beliau berkata : “ Sebaik-baik manusia adalah manusia yang memberi manfaat kepada manusia lain”. Inilah ucapan seorang Rasul Allah yang sudah dikatakan didalam kitab suci bahwa ia tidak akan bicara melainkan setelah mendapat wahyu dari Allah. Ucapannya satu kebenaran yang perlu diimani dan diikuti.
Untuk itu … berbuatlah, berkorbanlah dalam hidup ini agar hidup memiliki arti dan bermanfaat untuk semua orang, jadilah sperti pohon mangga yang tumbuh di pinggir jalan, terus berbuah walaupun harus dilempar setiap hari oleh karena buahnya




terimakasih atas respon anda. admin

Kasepuhan Cipta Gelar

https://www.youtube.com/watch?v=ZV0NkADi2dc&feature=share 

terimakasih atas respon anda. admin

Rabu, 29 Agustus 2018

Air Minum Bio Energi KAROMAH HEALTH WATER


Air Minum Bio Energi KAROMAH HEALTH WATER, pola penyehatan dengan air hidup untuk gairah hidup, stabilisator ribuan fungsi dan kadar 70% cairan tubuh dengan kemampuan sampai batas mustahil, jauh melampaui fungsi cairan tubuh biasa dalam menguras segala biang penyakit sampai ke dalam inti sel jaringan dan organ tubuh. Terapi kejut paling ganas untuk pasien penyakit kronis dan perokok berat. Terapi progresif (bertahap) untuk pasien jantung / darah tinggi, komplikasi kronis, akut dan sakit lansia. Mampu untuk penyakit turunan / bawaan, bahkan dapat batalkan vonis operasi. untuk salon kulit dan rambut. Terapi rajin menuju bugar dan awet muda. Ampuh dan aman, tak tertandingi dalam mengembalikan harapan sembuh yang hilang. Rekor bukti 95% efektif.
Bagaimana Air Minum Bio Energi KAROMAH HEALTH WATER Bekerja?
70 % dari berat badan manusia adalah air, tipe dasar bentuk air dalam cairan tubuh manusia : Air Minum Bio Energi KAROMAH HEALTH WATER.
Air Minum Bio Energi KAROMAH HEALTH WATER dengan ikatan yang kecil dan stabil dapat langsung dengan mudah masuk kedalam sel untuk mengangkut nutrisi, membuang racun (sampah buangan dari metabolisme sel, makanan dan minuman sehari-hari) dan menjaga kelangsungan regenerasi sel.
Air Minum Bio Energi KAROMAH HEALTH WATER dalam 60 detik dapat mencukupi seluruh kebutuhan cairan tubuh manusia.
Air Minum Bio Energi KAROMAH HEALTH WATER merupakan air konsep aktif yang lebih super unggul dibandingkan kandungan air di dalam tubuh manusia, sayur-sayuran dan buah-buahan.
Air Minum Bio Energi KAROMAH HEALTH WATER memiliki 4 fungsi nyata :
1. Dapat menampung volume oksigen terlarut melampaui tingkat kejenuhan maksimum, yang akan menyediakan banyak oksigen ke dalam air bagi sel-sel tubuh secara langsung dan cepat sehingga metabolisme sel dapat diproses dengan sempurna.
2. Memperlambat proses penuaan, membantu pencegahan dan pengobatan penyakit kanker dan meningkatkan daya penyembuhan alami dan kekebalan tubuh manusia.
3. Terstrukturisasinya ion-ion mineral yang terlarut di dalam air akan mengaktifkan tubuh secara keseluruhan.
4. Karena memiliki daya penetrasi yang kuat, maka air heksagonal yang terdiri atas kluster molekul yang lebih kecil akan membantu pembuangan limbah dan racun keluar dari tubuh secara total dan cepat.
Bagaimana Air Minum Bio Energi KAROMAH HEALTH WATER menyehatkan sel-sel tubuh kita
Manfaat Air Minum Bio Energi KAROMAH HEALTH WATER Terhadap sel :
1. Menjaga kelangsungan regenerasi sel, dimana lebih kurang 53 trilyun sel-sel hidup membentuk satu tubuh manusia dewasa.
2. Meningkatkan kualitas cairan di lingkungan sel.
3. Memberikan energi pada sel dan menjaga kelangsungan regenerasi sel.
4. Memberikan perlindungan inti sel dari asam racun buangan.
5. Meningkatkan kemampuan sel untuk membuang toksin dan asam racun buangan.
6. Meningkatkan oksigen dan daya serap atas nutrisi.
7. Memberikan vitalitas untuk perbaikan sel itu sendiri.
8. Terciptanya kesehatan sel, sehingga penyakit tidak bisa berkembang dalam sel dengan lingkungan air heksagonal.
Kondisi Homeostatis & Peningkatan Imunitas pengaruhnya pada Tubuh
Dengan proses penyehatan alami sampai tingkat masing-masing sel dalam tubuh kita, maka proses penyehatan jaringan dan masing-masing organ tubuh kita berjalan secara alamiah & otomatis.
Secara mengagumkan, konsumsi secara rutin Air Minum Bio Energi KAROMAH HEALTH WATER mampu mengembalikan kesehatan tubuh secara prima, sehingga tubuh akan mampu menyehatkan dirinya sendiri secara alamiah (Natural Healing)
Dari konsumsi Air Minum Bio Energi KAROMAH HEALTH WATER yang sudah dilakukan, mampu memberikan efek penyembuhan pada beberapa penderita penyakit-penyakit sebagaimana tersebut di bawah ini :
Infertilitas (tidak subur), Impotensi, ginjal, Maag (lambung), liver, Diabetes Melitus, Tekanan darah tinggi, Penyakit jantung, ProstatMigrain (sakit kepala), Penyakit umum orang tua, Sembelit, Penyakit bisul, Osteoporosis, epilepsy, Bintik-bintik merah, Kerontokan rambut, Anemia, Sakit Otot dan Sendi, Lumpuh, Obesitas, Radang Sendi, Flu Menahun, Mabuk, Pusing, Batuk, Asthma, HIV, Bronchitis, TBC Paru-paru, Radang Otak, Batu Ginjal, Penyakit Saluran Kencing, Kelebihan Asam Urat, Mencret-mencret, Disentri, Ambeien, Sembelit, Penyakit Mata, Haid Tidak Teratur, Leukimia, segala macam kanker & tumor.
FUNGSI & MANFAAT
Fungsi dan manfaat Air Minum Bio Energi KAROMAH HEALTH WATER sangatlah besar bagi kehidupan makhluk yang ada di alam raya ini. 
Manfaat Utama Air Minum Bio Energi KAROMAH HEALTH WATER :
* Memperbaiki sistem pencernaan
* Menghambat proses penuaan
* Melancarkan proses detoksifikasi
* Mengurangi rasa lemah, letih
* Membantu proses penyembuhan
* Melancarkan peredaran darah
* Meningkatkan stamina
* Meningkatkan daya tahan tubuh dll.
Manfaat Air Minum Bio Energi KAROMAH HEALTH WATER
Bentuk molekul Air Minum Bio Energi KAROMAH HEALTH WATER setelah menerima pancaran energy dari elemen 228 menjadikan bentuk molekulnya adalah hexagonal/ berstruktur 6. Keuntungan manusia mengkonsumsi Air Minum Bio Energi KAROMAH HEALTH WATER yang berstruktur 6/ Hexagonal (berbeda sekali dengan struktur 12 air biasa yang kita konsumsi), memudahkan air menembus membran-membran sel dan celah-celah antar sel karena bentuknya yang lebih kecil, Sekaligus menembus membran sel tubuh dengan mudah dan ada energy bionya, air ini dapat membawa nutrisi, mengeluarkan racun dan kotoran hasil metabolisme memberikan tenaga/energy dan oksigen kepada sel-sel tersebut dengan mudah/ lebih efektif dengan perbandingan:
• Air biasa struktur besar (12-13) dan kaku/ tidak ada energy.
• Air Bio Struktur kecil (6/Hexagonal) dan memiliki energy hidup/Bio.
Terapi Nguras Racun Air Minum Bio Energi KAROMAH HEALTH WATER
Pengganti Molekul Cairan Tubuh
Menggempur segala biang penyakit kemanapun cairan tubuh mengalir sampai ke dalam sel, jaringan, dan organ.
Dear all,
 Air Minum Bio Energi KAROMAH HEALTH WATER Dapat Menyembuhkan Berbagai Penyakit. 
Kami menawarkan terapi alami Air Minum Bio Energi KAROMAH HEALTH WATER, 
Kami juga menawarkan pembukaan Agen Air Minum Bio Energi KAROMAH HEALTH WATER untuk daerah Kabupaten Pangandaran dan untuk seluruh Indonesia
Manfaat Air Minum Bio Energi KAROMAH HEALTH WATER :
– Mencegah, menghambat pertumbuhan sel kanker sekaligus menyembuhkan sampai ke
akar-akarnya
– Mengeluarkan racun dari dalam tubuh ( detoksifikasi )
– Memperlambat penuaan
– Regenerasi sel-sel tubuh untuk memperbaiki fungsi organ tubuh
– Meningkatkan penyerapan nutrisi dalam darah
– Meningkatkan penyerapan oksigen dalam darah
– Meningkatkan kekebalan tubuh
– Mengurangi resiko penyakit jantung, sekaligus menyembuhkannya
– Mengurangi kadar Kolestrol, sekaligus menyembuhkannya
– Mengurangi kadar Diabetes, sekaligus menyembuhkannya
– Mengurangi kadar asam urat, sekaligus menyembuhkannya
– Mampu MEMBATALKAN VONIS OPERASI
– Menyembuhkan berbagai penyakit kronis lainnya : paru-paru, maag,
pencernaan, prostat, ginjal, dll.
terimakasih atas respon anda. admin

Selasa, 28 Agustus 2018

BUKU SIKEPIS 100 TAHUN



SIKEPIS
SOLUSI PETANI CERDAS
100 TAHUN
Motto : “Menanam Hari Ini Untuk 100 Tahun Kedepan”
Yel yel : “Maju Terus, Jaya, Sukses
“ Memupuk Kesuburan, Menebar Kemakmuran”
 


















Gerakan Regenerasi Petani
“Petani Bangkit, Petani Pengusaha, Petani Sukses”
 




 WARINO SIKEPIS
2 MEI 2018
PONDOK PESANTREN PETANI NUSANTARA
 DEDIKASI HIDUPKU
 Dedikasi hidupku hanya untuk sebuah pengabdian, pengabdian pada Sang Pencipta dan pengabdian pada kampong halaman, tanah tumpah darah, mengimplementasikan TRISAKTI dan PANCASILA 1 Juni 1945 dengan membangun lima pondasi rumah petani :
 1)      Pondok Pesantren Petani Nusantara,
2)      Kampoeng Petrokimia Gresik Sikepis ( Demfarm SIKEPIS ),
3)      Waroeng Tani Nusantara,
4)      Pelatihan Anak Tani Remaja ( PATRA )  Taruna Tani Nusantara,
5)      Sikepis Institute.
Walau dalam proses merintis dan memulainya dengan tergopoh – gopoh dan terseok – seok, merangkak penuh keringat darah, swadaya modal dengkul, berdikari, namun dengan jiwa pengabdian, semua lebih berarti dalam hidupku dan bernilai ibadah, semangat bergelora tak pernah padam penuh kebeningan jiwa, gotong royong bersama petani di perdesaan.
Pangandaran, 26 Maret 2018
WARINO SIKEPIS

LIMA PONDASI RUMAH PETANI

1.      Pondok Pesantren Petani Nusantara
Pusat Ngaji Agribisnis, Ngaji Religi, Ngaji Seni Budaya
2.      Kampoeng Petrokimia Gresik Sikepis
Demfarm Komoditi Sikepis Sebagai Agrowisata Edukasi
3.      Waroeng Tani Nusantara
Badan Usaha Milik Petani BUMP Agribisnis sebagai penampung hasil pertanian dan penyedia saprodi, saprotan, sapronak dan alsintan
4.      PATRA Taruna Tani Nusantara
Pelatihan Anak Tani Remaja PATRA sebagai Pusat Pendidikan dan Pelatihan Regenerasi Petani
5.      Sikepis Institute / PUSDIKLAT LPPNU
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama ( PUSDIKLAT LPPNU ) Sebagai lembaga pendidikan Petani Agribisnis, Wirausahawan Muda Profesional, Pendidikan dan Pelatihan Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Swadaya ( PPPKS ).

DAFTAR ISI
SAMBUTAN
BAB I             
PENDAHULUAN
BAB II            
SEJARAH SIKEPIS LAHIR
BAB III           
PROFIL SIKEPIS
1.      Rintisan SIKEPIS
2.      Kondisi SIKEPIS Sekarang
3.      Harapan SIKEPIS Kedepan
BAB IV          
MENCERDASKAN PETANI SIKEPIS
1.      Ketekunan dan Ketulusan Petani SIKEPIS
2.      Mendidik Petani Tanpa Pamrih
3.      Mencetak Regenerasi Petani Agribisnis
BAB V            
MEMBANGUN KESWADAYAAN
1.      Petani Bangkit Menolong Diri Sendiri
2.      Berdikari, Mandiri Berbasis Kearifan Lokal
3.      Swadaya Sebagai Soko Guru Utama
BAB VI          
TRANSFORMASI INFORMASI DAN TEKNOLOGI
1.      Menciptakan Akselerasi Informasi dan Teknologi
2.      Pusat Pelayanan Informasi dan Teknologi
3.      Pusan Pendidikan, Pelatihan dan Konsultasi Petani
BAB VII         
SISTEM KEBERSAMAAN EKONOMI BERDASARKAN MANAJEMEN KEMITRAAN
1.      Sistem Kebersamaan Ekonomi Berdasarkan Manajemen Kemitraan
2.      Pendidikan Orang Dewasa
BAB VIII        
PEMBERDAYAAN PETANI SIKEPIS
1.      Memberdayakan Potensi Masyarakat
2.      Model Pemberdayaan Petani Kecil
3.      Pusat Pemberdayaan Agribisnis Perdesaan
4.      Pemberdayaan Komunitas  
BAB IX          
SIKEPIS SEBAGAI SOLUSI PETANI 100 TAHUN
1.      Pondok Pesantren Petani Nusantara
2.      Kampoeng Sikepis
3.      Waroeng Tani Nusantara
4.      Pelatihan Anak Tani Remaja Sebagai Regenerasi Petani
5.      Sikepis Institute
6.      Dasa Usaha Tani
BAB X            
PENUTUP

BAB I
PENDAHULUAN
Pemberdayaan SDM pertanian khususnya para petani pada hakekatnya adalah upaya menempatkan petani secara wajar, sebagai manusia yang mempunyai aspirasi, keinginan, cita – cita, kebutuhan, kelemahan dan kelebihannya masing – masing.
Upaya tersebut dilakukan secara terarah dan sistematis antara lain melalui peningkatan kompetensi petani dengan pendekatan “belajar melalui bekerja” di pondok pesantren petani nusantara melalui Sikepis Institute dan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama PUSDIKLAT LPPNU dan Sikepis Institute.
Keberadaan PUSDIKLAT LPPNU Pondok Pesantren Petani Nusantara sebagai lembaga pelatihan swadaya yang tumbuh dan berkembang dari, oleh dan untuk petani di perdesaan.
Diharapkan Pondok Pesantren Petani Nusantara melalui PUSDIKLAT LPPNU menjadi pusat keteladanan dalam membumikan Petani Bangkit, Petani Pengusaha Agribisnis, Petani Sukses dan menjadi Pusat Regenerasi Petani serta menjadi agen perubahan sector pertanian, perikanan, dan kehutanan di perdesaan kearah yang lebih baik, maju, sejahtera dan bermartabat.

BAB II
SEJARAH SIKEPIS LAHIR
Perjalanan sejarah lahirnya SIKEPIS ( Sistem Integrasi Kakao Entog Padi Itik Sapi )
Tahun 1999
Mendirikan Musholla Darul Huda di RT 24/08 Dusun Cibadak, Desa Paledah, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.
Tahun 2000
Mendirikan Forum Ikatan Remaja Islam Kreatif ( FIKRI KREATIF ) tingkat Kecamatan Padaherang dengan kegiatan rutin pengajian setiap Ahad Manis secara bergiliran setiap DKM Masjid dan Musholla antar Desa.
Tahun 2002
Mendirikan Yayasan Kesejahteraan Amal Bakti Pendidikan Islam ( YaKABPI ) Bani Akhyar
Tahun 2004
Mendirikan Kelompoktani Kakao Sejahtera di Dusun Cibadak Desa Paledah Kecamatan Padaherang
Tahun 2005
Mendirikan Lembaga Swadaya Masyarakat Forum Peduli Masyarakat Ciamis Selatan ( LSM FOPMAS )
Tahun 2006
Membuat konsep pertanian Sistem Integrasi SIKEPIS ( Sistem Integrasi Kakao, Entog, Padi, Itik, Sapi )
Tahun 2007 – 2008
Membangun Kampoeng Agribisnis SIKEPIS dengan Mendirikan Gapura Kampoeng Agribisnis SIKEPIS
Tahun 2009
Merintis One Man One Product
Tahun 2010
Mengembangkan Budidaya Sapi SIKEPIS
Tahun 2011
Mendirikan Karang Taruna SIKEPIS
Tahun 2013
Mendirikan Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan ( KTNA ) Kabupaten Pangandaran
Tahun 2014
Membuat konsep Zonasi Desa Sentra Komoditi One Village One Product 93 Desa, 10 Kecamatan
Tahun 2015
Membuat Gerakan Membumikan SIKEPIS di Kabupaten Pangandaran
Tahun 2016
Merintis Pusat Pendidikan dan Pelatihan SIKEPIS
Tahun 2017
Tanggal 10 November 2017 mendirikan Pondok Pesantren Petani Nusantara, Mendirikan Kelompok Wanita Tani KWT Kartini Nusantara
Tahun 2018
Mendirikan Miniatur Kampoeng Petani Nusantara Di Dusun Cibadak, Desa Paledah Dengan Mendirikan :
1.      Mendirikan Pondok Pesantren Petani Nusantara;
2.      Mendirikan Waroeng Tani Nusantara;
3.      Mendirikan Kampoeng Petrokimia Gresik SIKEPIS (Demfarm SIKEPIS),
4.      Mendirikan Pelatihan Anak Tani Tani Remaja PATRA Jawa Barat Atas Rekomendasi Presiden PATRA Indonesia;
5.      Mendirikan Sikepis Institute;
6.      Mendirikan Kelompok Usaha Bersama PANCIMAS;
7.      Mendirikan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama ( PUSDIKLAT LPPNU ) Kabupaten Pangandaran,
8.      Membuat Demfarm Agribisnis SIKEPIS FARM komoditas Unggulan :
a.       Tanaman Pangan ( Koordinator Mahpud )
b.      Hortikultura / Sayuran dan Buah – Buahan ( Koordinator Iman Sakiran )
c.       Peternakan Kambing dan Domba ( Koordinator Muhalim )
d.      Peternakan Sapi ( Koordinator Titor Lesmana )
e.       Perikanan Air Tawar ( Koordinator Sutarmo )
f.        Makanan dan Minuman Olahan ( Koordinator Suhadi )
g.       Sanggar Seni Sikepis Lintang Trenggono ( Koordinator Fredy )

BAB III
PROFIL SIKEPIS
1.      Rintisan SIKEPIS
Tahun 2004
Tahun 2004 para petani yang tergabung dalam kelompoktani sejahtera dengan dimotori oleh para pemuda tani di Dusun Cibadak, Desa Paledah, Kecamatan Padaherang, dengan komoditas yang dikelola hanya padi sawah, mulai merintis komoditi kakao secara swadaya.
Tahun 2005
Kelompoktani kakao Sejahtera dengan swadaya kelompok memulai membuat konsep pertanian sistem integrasi dengan komoditas unggulan Kakao – Padi – Itik – Entog. Dengan nama program KPIE.
Tahun 2006
Tanggal 25 Januari 2006 kelompoktani kakao Sejahtera bersama kelompoktani kakao yang lain di Kecamatan Padaherang mendirikan Gabungan Kelompoktani ( GAPOKTAN ) Banyu Metu Sejahtera, dengan Motto : “Tak Kan Kuwariskan Air Mata, Tapi Akan Kuwariskan Mata Air dan Mata Pencaharian Untuk Kesejahteraan Anak Cucu”. Slogan : ‘Tak Kusisakan Walau Sejengkal Tanah Untuk Ditanami Komoditas SIKEPIS.
Tahun 2007
Awal 2007 Gapoktan Banyu Metu Sejahtera melakukan pembinaan kelompoktani secara swadaya di Kecamatan Padaherang yang tersebar di 14 Desa (Paledah, Maruyungsari, Sukanagara, Cibogo, Pasirgeulis, Karangmulya, Kedungwuluh, Karangpawitan, Padaherang, Ciganjeng, Sindangwangi, Karangsari, Bojongsari, Panyutran), sebanyak 14 kelompoktani kakao, dengan program pertanian Sistem Integrasi Kakao – Kambing – Padi – Itik – Entog ( KKPIE ), di integrasikan dengan Ternak Sapi, sehingga menjadi Sistem Integrasi Kakao – Kambing – Entog – Padi – Itik – Sapi (SIKEPIS).
Tahun 2008 Tahun Prestasi
Awal tahun 2008 Ketua Kelompoktani Sejahtera Warino Ma’ruf Abdulloh yang sekaligus sebagai ketua Gapoktan Banyu Metu Sejahtera Sebagai Kelompoktani Berprestasi Bidang Perkebunan tingkat Kecamatan Padaherang dan menjadi utusan lomba petani berprestasi tingkat kabupaten. Tanggal 13 Juni 2008 mendapat penghargaan dari Bupati Ciamis dengan Nomor Piagam : 002/Kpts-417-Huk/2008.
Dilanjutkan dengan lomba tingkat Provinsi Jawa Barat. Tanggal 18 Juli 2008 mendapat Piagam Penghargaan dari Gubernur Jawa Barat sebagai Ketua Kelompoktani berprestasi tingkat Provinsi yang mengintegrasikan Kakao, Ternak dan Pangan, dengan nomor piagam : 002/Kep.366-Kepeg/2008.
Dilanjutkan dengan lomba tingkat Nasional. tanggal 18 Desember 2008 mendapat piagam penghargaan Ketahanan Pangan dari Menteri Pertanian RI atas Prakarsanya dan Prestasinya Dalam Upaya Pengembangan Ketahanan Pangan Melalui Pengembangan Agribisnis Pangan Tahun 2008, serta diundang ke Istana Presiden untuk menerima Piala Penghargaan Ketahanan Pangan Tingkat Nasional.
2.      Kondisi SIKEPIS Sekarang
Konsep SIKEPIS yang awalnya merupakan program Gapoktan Banyu Metu Sejahtera, saat ini SIKEPIS menjadi Program Keluarga Petani, Setiap Keluarga Petani Melakukan Kegiatan Usaha Tani SIKEPIS, yang awalnya SIKEPIS adalah Sistem Integrasi Kakao-Entog-Padi-Itik-Sapi, sekarang dikembangan dengan komoditas spesifik lokal, K tidak lagi bermakna Kakao tapi semua komoditas unggulan yang berawalan huruf K seperti Kakao, Kambing, Kelapa, Kacang, Kapol, dll. E tidak lagi hanya Entog, tapi komoditas yang berawalan huruf E, begitu juga komoditas yang berawalan huruf P, I, dan S.
SIKEPIS sekarang diterapkan untuk demfarm SIKEPIS FARM di Dusun Cibadak RT 24, RT 25, RT 26, RT 27, RT 28 Desa Paledah, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Dengan Pendampingan Oleh Tim PUSDIKLAT LPPNU Pondok Pesantren Petani Nusantara.
3.      Harapan SIKEPIS Kedepan
Dengan keterbatasan kepemilikan lahan petani perdesaan di Indonesia, yang rata-rata hanya 0,2 Ha per KK, maka kedepan diharapkan SIKEPIS menjadi solusi program swadaya petani di Desa-Desa di Indonesia. Dengan SIKEPIS diharapkan setiap keluarga petani dengan keterbatasan lahan pertanian, tapi tetap mempu produktif dengan usaha tani SIKEPIS, sehingga memiliki pendapatan Harian, Mingguan, Bulanan, Caturwulanan, Semesteran, dan Tahunan. Sehingga Kemakmuran dan Kesejahteraan Petani Tidak Lagi Hanya Wacana tapi benar-benar terwujud.

BAB IV
MENCERDASKAN PETANI SIKEPIS
1.      Ketekunan dan Ketulusan Petani SIKEPIS
Pondok Pesantren Petani Nusantara yang dikelola oleh petani SIKEPIS sebagai Pusat Pendidikan dan Pelatihan Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama PUSDIKLAT LPPNU, berfungsi untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Insani pertanian di perdesaan, baik kualitas fisik maupun non fisik. Kualitas fisik menyangkut ciri kualitas yang bersifat lahiriah dan bathiniyah. Kualitas ini melekat pada diri pribadi seorang petani. Sedangkan kualitas non fisik menyangkut ciri kualitas yang bersifat bathiniyah dan kejiwaan. Kualitas non fiisik tercermin dalam etos kerja produktivitas, disiplin kerja, keswadayaan, dan berwawasan kemasa depan.
Petani SIKEPIS pendiri dan pengelola Pondok Pesantren Petani Nusantara dan PUSDIKLAT LPPNU dalam membagi pengalaman, pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya kepada sesama petani lainnya lebih mengedepankan kualitas non fisik yang melekat pada dirinya. Kualitas non fisik yang menonjol dalam pendampingan dan pembimbingan kepada sesama petani adalah ketekunan dan ketulusan hati untuk menjelaskan secara rinci dalam bahasa sederhana tentang pengalaman keberhasilan dan pengetahuan yang diperolehnya dalam agribisnis SIKEPIS pada lahan Usaha Tani yang menjadi tempat belajar petani.
Petani pendiri dan pengelola Pondok Pesantren Petani Nusantara dan PUSDIKLAT LPPNU, dalam menyuguhkan informasi pada petani yang mengikuti pelatihan atau pemagangan, biasanya dijelaskan tanpa menyembunyikan sedikitpun pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya.
Ketulusan untuk pintar dan cerdas bersama dalam pengelolaan Usaha Tani sudah menjadi kebiasaan dan budaya yang mengakar dikalangan petani SIKEPIS. Kondisi seperti ini juga mewarnai kelahiran dan keberadaan Pondok Pesantren Petani Nusantara dan PUSDIKLAT LPPNU, sehingga mendapat julukan “Mencerdaskan Petani Tanpa PAmrih”.
Dalam kontek pemberdayaan petani, nilai ketekunan dan ketulusan pendiri dan pengelola Pondok Pesantren Petani Nusantara dan PUSDIKLAT LPPNU sangatlah penting, mengingat keberagaman kondisi ekonomi dan tingkat pendidikan petani. Sebagian besar petani di perdesaan merupakan PETANI KECIL dengan kepemilikan lahan rata-rata hanya 0,2 hektar. Umumnya petani di perdesaan masih berusaha tani untuk kepentingan keluarga dan masih berorientasi produksi. Dengan kondisi yang demikian, peran Pondok Pesantren Petani Nusantara dan PUSDIKLAT LPPNU dalam mencerdaskan petani sangat dibutuhkan dalam merubah pola pikir, perilaku dan sikap petani agar mampu meningkatkan kesejahteraannya untuk mendapatkan kehidupan yang layak.
Ketekunan dan ketulusan petani SIKEPIS dalam pendampingan dan pembimbingan petani kecil merupakan kunci keberhasilan dalam mewujudkan kesejahteraan mereka.
2.      Mendidik Petani Tanpa Pamrih
Pendirian Pondok Pesantren Petani Nusantara dan PUSDIKLAT LPPNU di inisiasi oleh petani SIKEPIS yakni, Warino (Penggagas/Konseptor), Muhalim (Peternakan Domba / Kambing), Mahfud (Tanaman Pangan), Iman Sakiran (Hortikultura), Titor Lesmana (Peternakan Sapi), Suhadi (Makanan Olahan), Sutarmo (Perikanan Lele dan Gurame), dan yang lainnya, struktur organisasi Pondok Pesantren Petani Nusantara dan PUSDIKLAT LPPNU dibuat sesederhana mungkin, pengaturan tugas dan fungsi disesuaikan potensi unggulan dan kemampuan yang dimiliki pengelolanya untuk dikembangkan kepada petani lainnya. Standar biaya operasional termasuk biaya pelatihan dan pemagangan tidak ditentukan dan dipatok besarannya oleh pengelola Pondok Pesantren Petani Nusantara dan PUSDIKLAT LPPNU. Biaya pelaksanaan pelatihan dan pemagangan lebih banyak menganut prinsip musyawarah dan mufakat.
Dengan kondisi seperti diatas, dapat dimaknai bahwa pada dasarnya pelatihan dan pemagangan yang dilaksanakan oleh Pondok Pesantren Petani Nusantara dan PUSDIKLAT LPPNU menganut system pembiayaan Verry Low Cost dengan kata lain “Mendidik Petani Tanpa Pamrih”.
Suatu hal yang tidak bisa dipungkiri, bahwa di Pondok Pesantren Petani Nusantara dan PUSDIKLAT LPPNU kita akan menemukan Insan Manusia yang berakhlak Mulia dan berkarakter. Insan berakhlak mulia biasanya mempunyai keyakinan kuat bahwa “Sebaik-baiknya Manuusia Adalah Yang Paling Banyak Manfaatnya Untuk Orang Lain”.
Karakter oleh Edi Sudewo (2011) dikatagorikan dalam 3 karakter dengan nilai 19 nilai-nilai kebaikan yakni :
a)      Karakter Dasar dengan 3 nilai kebaikan, yakni : Tidak Egois, Jujur dan Disiplin;
b)      Karakter Unggul dengan 7 nilai kebaikan, yakni : Ikhlas, Sabar, Syukur, Bertanggungjawab, Berkorban, Perbaiki Diri, dan Sungguh-Sungguh, dan;
c)      Karakter Pemimpin dengan 9 nilai kebaikan, yakni : Adil, Arif, Bijaksana, Ksatria/Berani, Tawadlu, Sederhana, Visioner, Solutif, Komunikatif, dan Inspiratif.
3.      Mencetak Regenerasi Petani Agribisnis
Peningkatan kompetensi SDM petani melalui pelatihan teknis dan kewirausahaan, dan kepemimpinan serta moral etika dalam berbangsa dan bernegara adalah sebuah keharusan. Peningkatan kualitas SDM petani, merupakan masalah pelik yang dihadapi pemerintah dewasa ini, mengingat kurang lebih 75% SDM petani memiliki tingkat pendidikan SD. Kondisi ini menyulitkan untuk memacu peningkatan kompetensi dalam penerapan ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap dengan cepat dan tepat. Masalah pelik lainnya adalah bagaimana menanamkan kepercayaan dan keyakinan kepada generasi muda, bahwa ber Usaha Tani yang berwawasan agribisnis dilahan mereka sendiri jauh lebih baik dan menguntungkan serta lebih menjanjikan masa depan, dibandingkan dengan menjadi pelaku urban di perkotaan dan migrasi ke Negara lain.
Upaya menarik minat dan memikat generasi muda pertanian untuk mewarisi tradisi orang tuanya sebagai petani, bukanlah hal yang mudah, karena memerlukan konsep, pemikiran, kearifan, kreatifitas dan perencanaan yang matang.
Regenerasi petani selama ini sudah berlangsung secara alamiah, tetapi regenerasi tersebut hanya diwarisi oleh petani muda yang juga pendidikannya tergolong rendah, sehingga kemampuannya untuk mengembangkan Usaha Tani yang berorientasi Agribisnis sangat terbatas.
Untuk mencetak generasi muda pertanian dalam rangka regenerasi petani kedepan, peran Pondok Pesantren Petani Nusantara dan PUSDIKLAT LPPNU melalui Pelatihan Anak Tani Remaja ( PATRA ) sangat strategis dalam pemberdayaan petani petani remaja yang pendidikannya lebih tinggi setingkat SLTA, Diploma, dan Sarjana.
Untuk meyakinkan mereka yang pendidikannya lebih tinggi atau SLTA keatas, perlu diciptakan iklim yang kondusif melalui pemberdayaan secara terencana dan berkelanjutan dengan melaksanakan model model pembelajaran yang dapat memberikan contoh contoh kongkrit usaha agribisnis skala kecil dan menengah untuk dikembangkan sesuai potensi dan kemampuan yang mereka miliki.
Contoh kongkrit paling sederhana adalah SIKEPIS FARM. Salah satu  upaya yang dilakukan oleh SIKEPIS FARM adalah melalui kegiatan Pondok Pesantren Petani Nusantara dan PUSDIKLAT LPPNU dengan pola Agri Training Camp Pelatihan Anak Tani Remaja ATC PATRA. ATC PATRA pada dasarnya merupakan kegiatan untuk memperkenalkan pertanian agribisnis secara menarik, nyata, aktif dan menantang dilapangan guna menumbuh kembangkan minat bagi generasi muda agar mereka mempunyai pengetahuan, keterampilan dan sikap terhadap usaha pertanian agribisnis secara komprehensif. Kegiatan pada ATC PATRA dimulai dengan pengenalan Tanaman/Ternak/Ikan yang bernilai ekonomi, pengenalan alat pertanian tradisional dan modern, pengelolaan lahan dan air, pengenalan budidaya (dilahan dan tanpa lahan), panen, pasca penen, pengolahan bahan baku dan produk hasil jadi, pengolahan limbah pertanian, perikanan dan peternakan, dialog dengan pelaku usaha, pembinaan mental spiritual.
Disamping pengenalan secara visual, juga para peserta ATC PATRA diharapkan melakukan praktek kerja nyata langsung di lahan usaha tani Pondok Pesantren Petani Nusantara dan PUSDIKLAT LPPNU agar mereka merasakan sendiri proses dalam berusaha tani dan beragribisnis.
Dengan pendampingan dari fasilitator (petani instruktur) yang terlatih, diharapkan para generasi muda memiliki kepekaan dan tumbuh rasa cinta serta minat untuk tertarik dan menekuni usaha pertanian dan agribisnis di perdesaan.
Agar generasi muda yang mengikuti ATC PATRA tidak monoton dan jenuh mengikuti materi pelatihan, setiap sesi kegiatan diselingi dengan ice breaking, dinamika kelompok bahkan out bound untuk membangun capacity building.
Pelatihan ATC PATRA tidak sekedar pelatihan dikelas dan observasi dilapangan, tetapi juga kerja nyata dengan melakukan sendiri, sehingga proses pelatihan ini betul betul berjalan produktif, efisien dan efektif.
Adapun sasaran pesertanya adalah siswa SLTP, SLTA, Madrasah Tsanawiyah, dan Aliyah serta masyarakat pertanian lainnya. Pemilihan sasaran seperti ini, dimaksudkan untuk memperkenalkan secara dini tentang prospek usaha pertanian agribisnis dimasa depan sekaligus meyakinkan kepada generasi muda bahwa berusaha tani agribisnis itu bukanlah pekerjaan kotor, tidak hanya dalam batas budidaya dan panen, tetapi generasi muda perlu diyakinkan bahwa dengan berusaha tani secara terencana disertai inovasi teknologi tepat guna, maka akan memberi hasil yang optimal dan menguntungkan serta dapat menjadi pilihan pekerjaan yang mampu mensejahterakan mereka dimasa depan.
Materi ATC PATRA dirancang sesuai dengan kualifikasi generasi muda, terutama dari usia dan tingkat pendidikannya. Oleh karena itu, aktivitas pada ATC PATRA, materinya tidak digeneralisir tetapi disesuaikan dengan usia sasarannya. Berdasarkan sasarannya pembinaan dan pemberdayaan petani secara umum, dibagi dalam 3 (tiga) kelompok pendekatan yaitu :
1.      Petani Dewasa
2.      Taruna Tani
3.      Petani Remaja
Focus utama sasaran ATC PATRA adalah Taruna Bumi dan Taruna Tani dengan pertimbangan kedua katagori tersebut masih tergantung kepada orang tua dan belum menetapkan pilihan dan keputusan untuk kehidupan masa depannya. Dengan demikian kedua katagori ini mempunyai peluang untuk diberi motivasi dan keyakinan tentang prospek usaha tani agribisnis yang menjanjikan kehidupan yang layak, adapun petani muda merupakan generasi muda pertanian yang sudah mandiri dan berhasil dalam usaha taninya dan dapat dijadikan mitra dalam program ATC PATRA ini, sebagai tempat kunjungan karena keberhasilannya dalam berusaha tani dan beragribisnis di pedesaan.

BAB V
MEMBANGUN KESWADAYAAN
1.      Petani Bangkit Menolong Diri Sendiri
Hampir 60% dari jumlah Penduduk Indonesia adalah Petani. Dalam kondisi nyata, sebagian masyarakat perdesaan yang masuk dalam katagori petani gurem digolongkan miskin karena mereka tidak memiliki penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan kehidupan kesejahteraannya. Terkadang pula masyarakat perdesaan mempunyai peluang untuk membuka usaha kecil kecilan tetapi mereka tidak memiliki modal finansial untuk mewujudkannya. Bencana alam, pergeseran cuaca dan iklim yang tidak menentu, menjadi pelengkap kemiskinan tersebut.
Solusi untuk memecahkan permasalahan diatas tidak semudah membalikan tangan, karena mata rantai permasalahannya sangat kompleks dan pemecahannya harus dilakukan secara terpadu, terintegrasi, dan terkoordinasi dengan baik. Upaya pengentasan kemiskinan, penyediaan lapangan kerja, perbaikan kualitas SDM dan perbaikan sarana dan prasarana infrastruktur perdesaan perlu ditangani secara lebih substantif dan mendasar serta pelaksanaannya mengedepankan proses yang menganut prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan simplikasi / penyederhanaan oleh semua instansi terkait, disertai niat tulus ikhlas untuk memiliki kepedulian dan keberpihakan kepada keberdayaan masyarakat perdesaan, khususnya petani kecil yang berpredikat “The Have Little”.
Sedang solusi implementasi adalah mengembangkan upaya - upaya khusus yang dapat mengantar masyarakat dan petani untuk Bangkit Menolong Dirinya Sendiri, sehingga mampu berswadaya dan menumbuh kembangkan kemandiriannya.
Peran PUSDIKLAT LPPNU dan PATRA dipandang sangat penting untuk mendorong perubahan secara terencana dalam upaya penanaman nilai nilai positif guna tumbuh kembangnya semangat Bangkit Menolong Dirinya Sendiri agar dapat terwujud kehidupan layak yang pada gilirannya dapat mengantarakan mereka ke jenjang kesejahteraan yang lebih baik.
2.      Berdikari, Mandiri Berbasis Kearifan Lokal
Petani SIKEPIS berdikari dalam ekonomi, agenda ini menekankan pada sikap petani mewujudkan berdikari di bidang ekonomi, ini adalah antithesa terhadap melunturnya kemandirian ekonomi petani sebagaimana berlangsung saat ini.
Dalam kontek keluarga petani, maka keluarga petani yang mandiri adalah keluarga petani yang bergantung pada orang atau individu petani lain untuk mendorong kemajuan dan keberlangsungan hidupnya dimasa mendatang. Disamping itu, keluarga petani dapat juga disebut memiliki kemandirian apabila memiliki kekuatan bertahan terhadap berbagai perubahan dan dinamika yang terjadi diluar dirinya.
Untuk mencapai keluarga petani yang mandiri maka langkah awal yang harus dipenuhi adalah memenuhi kebutuhan dasar, yang meliputi :
1.      Pangan;
2.      Layanan kesehatan;
3.      Layanan pendidikan;
4.      Pekerjaan dan ber-Usaha;
5.      Perumahan;
6.      Air bersih yang aman dan sanitasi baik;
7.      Lahan Usaha Tani;
8.      Sumber Daya Alam dan lingkungan hidup;
9.      Keamanan;
10.  Partisipasi.
Berbagai upaya dapat dilakukan oleh PUSDIKLAT LPPNU Pondok Pesantren Petani Nusantara dalam meningkatkan kemandirian petani dan keluarganya guna memenuhi kebutuhan dasarnya.
Upaya yang utama adalah fokus pada pemberdayaan potensi yang dimiliki oleh petani itu sendiri dengan mensinergikan pemanfaatan Sumber Daya Lokal (Kearifan Lokal), baik yang berbentuk fisik maupun non fisik. Potensi fisik seperti lahan/tanah, tanaman (Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan), ternak dan ikan, dapat dioptimalkan pada produksi dan produktivitasnya oleh petani itu sendiri melalui penerapan teknologi anjuran atau teknologi temuan petani, dengan pendampingan dan bimbingan dari PUSDIKLAT LPPNU Pondok Pesantren Petani Nusantara. Sementara itu, potensi non fisik seperti keamanan, kemampuan, kreatifitas, pengetahuan dan keterampilan yang sudah dimiliki oleh petani sebelumnya dapat ditingkatkan melalui Pemagangan secara periodik dengan menggunakan methode dan materi sesuai permasalahan dan kebutuhan nyata dari petani yang bersangkutan.
3.      Swadaya Sebagai Soko Guru Utama
Kelembagaan petani (Kelompoktani, Gapoktan, Asosiasi Komoditas, dan Badan Usaha Milik Petani BUMP) dan kelembagaan PUSDIKLAT LPPNU Pondok Pesantren Petani Nusantara merupakan dua lembaga yang ditumbuh kembangkan oleh, dari, dan untuk petani, mempunyai misi dan tujuan yang sama, yaitu mensejahterakan masyarakat petani di perdesaan melalui peningkatan kompetensi pengetahuan dan keterampilan dalam usaha agribisnis. Tetapi kedua lembaga itu berbeda atau tak sama dalam wujud pengelolaannya. Meskipun serupa tapi tak sama, kedua lembaga itu dalam melaksanakan peran dan fungsinya selalu mengedepankan SWADAYA SEBAGAI SOKO GURU UTAMA.
Adapun upaya penguatan kelembagaan Pelatihan Swadaya, dapat dilakukan sesuai dengan latar belakang pembentukannya, yaitu diarahkan untuk mencetak lebih banyak generasi petani terdidik guna mendorong tumbuh kembangnya jiwa kewirausahaan agribisnis melalui proses Pembelajaran – Pemberdayaan – Pemartabatan, antara lain pelatihan keterampilan, kewirausahaan, magang agribisnis, kaji terap teknologi spesiifik lokalita, inkubasi Teknologi (Inkubasi adalah suatu proses pembinaan, pendampingan, dan pengembangan yang diberikan oleh Inkubator teknologi kepada peserta inkubasi), dan teknik agribisnis. Oleh karena itu PUSDIKLAT LPPNU Pondok Pesantren Petani Nusantara perlu mendapatkan penguatan sesuai ciri khasnya sebagai berikut :
a.       PUSDIKLAT LPPNU Pondok Pesantren Petani Nusantara berciri khas kemandirian, sehingga perlu difasilitasi dengan pendampingan usaha agribisnisnya, dalam bentuk pelatihan kepemimpinan dan manajemen serta permagangan teknis, kewirausahaan, akses modal dan pasar;
b.      PUSDIKLAT LPPNU Pondok Pesantren Petani Nusantara berciri khas keswadayaan, sehingga perlu diberdayakan pengelolanya agar mampu mengembangkan informasi teknologi tepat guna dan spesifik lokalita, melakukan desiminasi teknolog. diseminasi dapat diartikan sebagai kegiatan penyebarluasan teknologi pertanian spesifik lokasi. Kegiatan diseminasi teknologi pertanian bertujuan meningkatkan adopsi dan inovasi pertanian hasil litkaji melalui berbagai kegiatan komunikasi, promosi dan komersialisasi serta penyebaran paket teknologi unggul yang dibutuhkan dan menghasilkan nilai tambah bagi berbagai khalayak pengguna dan menyelenggarakan kegiatan penyebarluasan materi penyuluhan baik secara tercetak maupun media elektronik (Sulaiman, 2003). Dalam penyebarluasan itu tersirat adanya harapan atau respon terhadap materi yang disebarluaskan itu. Jadi diseminasi harus merupakan proses penyampaian inovasi yang interaktif, dapat merubah pola pikir dan tindakan orang yang terlibat di dalamnya, termasuk orang yang membawa inovasi itu sendiri (Rogers, 1983). Perubahan yang diharapkan dari kegiatan diseminasi adalah akan terjadi pada aspek kognitif (pengetahuan – P), afektif (sikap – S) dan psikomotorik (keterampilan – K). Perubahan tersebut menuju ke arah yang sesuai dengan konsep dan cara yang benar atau seharusnya.
c.       PUSDIKLAT LPPNU Pondok Pesantren Petani Nusantara sebagai lembaga pelatihan dan permagangan perlu diperkuat agar dapat menjadi lembaga pelatihan dan permagangan secara terstruktur dengan mengembangkan kurikulum, modul, silabus, dan paket paket pembelajaran sesuai potensi komoditas yang dikembangkannya.
d.      PUSDIKLAT LPPNU Pondok Pesantren Petani Nusantara berciri khas beradministrasi sederhana, perlu diperkuat dengan pelatihan atau bimbingan administrasi, antara lain :
a.       Pelatihan administrasi bagi sekretaris ;
b.      Pelatihan administrasi keuangan bagi bendahara;
c.       Bimbingan untuk memperoleh SIUP, TDP, NPWP, dll;
d.      Bimbingan untuk memperoleh status Badan Hukum dari KEMENKUM HAM

BAB VI
TRANSFORMASI INFORMASI DAN TEKNOLOGI
1.      Menciptakan Akselerasi Informasi dan Teknologi
PUSDIKLAT LPPNU Pondok Pesantren Petani Nusantara mempunyai misi dan tujuan, yaitu mensejahterakan petani perdesaan melalui peningkatan kompetensi pengetahuan dan keterampilan dalam usaha agribisnis. Dalam pengelolaannya menciptakan Gerakan Akselerasi Informasi dan Teknologi di bidang Pertanian Agribisnis.
2.      Pusat Pelayanan Informasi dan Teknologi
PUSDIKLAT LPPNU Pondok Pesantren Petani Nusantara menerapkan sistem pembelajaran yang lebih bersifat keterampilan teknis pertanian agribisnis yang ditularkan ke petani lain dan sekitarnya berdasarkan pengalaman, keberhasilan dan keahlian pengelola melalui proses pelatihan dan permagangan. Dengan keunggulan ketersediaan Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Insani, maka PUSDIKLAT LPPNU Pondok Pesantren Petani Nusantara mempunyai peluang untuk menjadi sentra Pelayanan Informasi dan Teknologi dalam rangka pengembangan usaha agribisnis perdesaan sesuai dengan karakteristik agroklimat dan potensi yang dimiliki.
Agroklimat dapat diartikan = klimatologi Pertanian = ilmu iklim pertanian = meteorologi Pertanian = ilmu cuaca pertanian.
Agroklimat adalah ilmu yang memepelajari interaksi antara ilmu klimatologi dan ilmu pertanian untuk mengetahui pengaruh cuaca (iklim) dan manfaat pengaruh-pengaruh tersebut untuk usaha pertanian (World of Meteorology Organization). Agroklimat ini merupakan acuan dalam dasar - dasar bisnis yaitu untuk perencanaan pemilihan tanaman dan menganalisa tempat yang cocok untuk pembudidayaannya. 
Tujuan mempelajari ilmu Agroklimat 
a.       Untuk menegtahui proses pembentukan cuaca 
b.      Pengaruh cuaca dalam pertanian 
c.       Analisis unsur dan pengendali cuaca
d.      Pengklasifikasian iklim 
e.       Iklim di Indonesia 
f.        Pengeloaan cuaca (iklim) untuk bidang pertanian (pemodelan anasir cuaca) 
g.       Pemodelan sistem pertanian 
h.       Dampak perubahan iklim global terhadap pertania 
i.         Pranata mangsa 
Manfaat memepelajari Agroklimat 
a.       Dalam budidaya sebagai pertimbangan dalam perencanaan kultur teknik, misalnya pertimbangan irigasi, jarak tanam, waktu pemupukan, seleksi varietas pemindahan bibit, dll.
b.      Secara umum dapat mewaspadai akibat dari cuca yang buruk
c.       Pemilihan tempat untuk suatu tanaman
d.      Pemilihan tanaman untuk suatu tempat 
Pengembangan agribisnis di perdesaan membutuhkan kelembagaan yang mandiri dan mampu berswadaya sekaligus sebagai sentra pelayanan informasi dan teknologi bagi masyarakat petani perdesaan.
3.      Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Konsultasi Petani
PUSDIKLAT LPPNU Pondok Pesantren Petani Nusantara dapat menjadi titik simpul pemberdayaan petani perdesaan. Selain berfungsi sebagai tempat pelatihan dan pemagangan juga menjadi sentra pelayanan informasi dan teknologi. Peluang lainnya adalah menjadi basis pengembangan teknologi temuan petani.
Dalam kapasitasnya sebagai lembaga pelatihan swadaya, PUSDIKLAT LPPNU Pondok Pesantren Petani Nusantara juga diharapkan dapat membantu mempercepat tranfer teknologi, akses informasi, dan pasar, pemberdayaan Sumber Daya Masyarakat, guna penciptaan lapangan kerja baru dan pengurangan pengangguran dan kemiskinan di perdesaan. Bahkan sebagai pusat komunikasi dan konsultasi petani.
BAB VII
SISTEM KEBERSAMAAN EKONOMI BERDASARKAN MANAJEMEN KEMITRAAN
1.      Sistem Kebersamaan Ekonomi Berdasarkan Manajemen Kemitraan (SKE - BMK)
 Pemberdayaan Petani dan Kelembagaan
 V
Dilaksanakan Melalui
 V
Sistem Kebersamaan Ekonomi (Logis, Ekonomis, Harmonis)
  V
Melalui Aspek      
  V
SDM, KELEMBAGAAN, BUDIDAYA, KEUANGAN, KEMITRAAN
  V
Menggunakan
  V
STRATEGI, 
Berdasarkan Akumulasi Aset, Modal, Keterampilan, Gagasan, Kebutuhan dan Komitmen Petani.
> Petani (individu) dikembangkan dalam kesatuan ekonomi (kelompok produktif)
> Kelompok Produktif menciptakan wadah Kebersamaan Ekonomi (Forum Koordinasi Manajemen Usaha Tani=FKMUT)
> Seluruh Kelompok Produktif bekerjasama dalam Koperasi Pertanian (KOPTAN)             
   V
METODE
> Partisipatif
> Pendidikan Orang Dewasa (POD)
> Spirit Kemitraan 
  V
OUTPUT
> Petani Pandai & Profesional
> Kelembagaan Kuat & Berfungsi
> Produktivitas Tinggi 
> Sistem Keuangan Transparan
> Hubungan Kerjasama Harmonis.
  
BAB VIII
PEMBERDAYAAN PETANI SIKEPIS
1.      Memberdayakan Potensi Masyarakat
Permasalahan utama di masyarakat yang menjadi mitra kegiatan pengabdian adalah tidak termanfaatkanya potensi dan sumber daya lokal dari sisi keterampilan wirausaha, maupun dana untuk membangun kegiatan produktif yang meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga. Tujuan utama kegiatan Pemberdayaan Potensi Masyarakat adalah pemanfaatan lahan kurang produktif melalui pengembangan wirausaha agribisnis bagi masyarakat lokal sebagai mitra untuk meningkatkan nilai tambah perekonomian keluarga. Adapun luaran kegiatan sebagai berikut:
1)      Pemanfaatan lahan tidak produktif melalui wirausaha agribisnis SIKEPIS,
2)      Meningkatkan keterampilan wirausaha agribisnis masyarakat dalam pemberdayaan lahan,
3)      Terbentuknya kelompok usaha agribisnis untuk mengelola wirausaha agribisnis SIKEPIS.
Metode Pemberdayaan yang diterapkan untuk mencapai target luaran adalah
1)      Analisis situasi;
2)      Identifikasi permasalahan utama;
3)      Studi literatur;
4)      Identifikasi solusi yang ditawarkan kepada mitra;
5)      Penyusunan rencana dan jadwal pelaksanaan kegiatan;
6)      Pelatihan teknik dan budidaya SIKEPIS, pengelolaan administrasi keuangan, dan pemasaran;
7)      Pembentukan kelompok usaha bersama untuk pengelolaan agribisnis SIKEPIS, pendampingan usaha bersama, merintis pembentukan koperasi, monitoring kegiatan usaha bersama dan merumuskan tindakan pengembangan wirausaha agribisnis SIKEPIS.
2.      Model Pemberdayaan Petani Kecil
Pembangunan pertanian belum berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani. Sebagian besar petani adalah petani kecil yang berpendapatan rendah dan tergolong miskin. Dari total penduduk miskin sebanyak 29,89 juta jiwa (12,36 persen), sebanyak 19,93 juta jiwa berada di perdesaan dan 13,5 juta adalah petani kecil dengan kondisi kesehatan dan status gizi yang buruk, pendidikan yang rendah, besarnya jumlah tanggungan keluarga, tanah yang tidak produktif dan kecilnya pemilikan lahan (BPS 2011; Saragih 2011; Stamboel 2012).
Kondisi kemiskinan menyebabkan petani kecil di Negara - negara berkembang (termasuk Indonesia) menghadapi masalah ketidaktahanan pangan (FAO, 2003; Spring 2008). Keberpihakan pemerintah terhadap petani lemah diidentifikasi dari:
Ø  Penurunan subsidi input,
Ø  Lemahnya kebijakan agraria dan proteksi pasar,
Ø  Penyediaan informasi dan inovasi,
Ø  Pengembangan Sumber Daya Insani petani yang rendah dan kurangnya sarana prasarana pertanian (Wahono 2011; Machfoedz 2011).
Akibatnya petani sulit mengakses input produksi, informasi dan inovasi, pasar, modal dan sarana prasarana untuk mendukung usaha tani.
Implementasi program pemberdayaan kerap kurang berhasil dalam membangun Sumber Daya Insani petani karena factor :
Ø  Partisipasi rendah,
Ø  Program tidak tepat sasaran karena informasi tidak akurat,
Ø  Intervensi pihak luar menyebabkan petani tidak terlibat dalam pengambilan keputusan,
Ø  Teknologi tidak sesuai kebutuhan,
Ø  Informasi dan inovasi pertanian kurang dipahami dan diterapkan oleh petani karena ketidaksesuaian gaya bahasa,
Ø  Saluran dan media, pihak luar sering merasa lebih tahu sehingga mengabaikan pengetahuan lokal (Ascroft & Masilela 2004; Anyaegbunam et al. 2004).
Pemberdayaan Petani Kecil Wolf (1985) memberikan istilah peasant untuk petani kecil yang dicirikan sebagai penduduk yang secara eksistensial terlibat dalam cocok tanam dan membuat keputusan otonom tentang proses cocok tanam. Mereka bertempat tinggal, bercocok tanam dan beternak di daerah pedesaan dan pinggiran kota, memiliki pekerjaan pokok di bidang pertanian sebagai sumber pendapatan untuk kelangsungan hidup.
Pemberdayaan memiliki arti yang beragam, hakekat pemberdayaan petani kecil adalah upaya meningkatkan kapasitas petani kecil agar mereka memiliki kemampuan, kekuatan dan akses yang lebih besar terhadap sumberdaya pembangunan guna memperbaiki dan meningkatkan kualitas kehidupannya. Petani yang berdaya memiliki pengetahuan dan ketrampilan, berperan dalam mengambil keputusan dan mampu mengelola dan mengatasi masalah usaha tani.
Konsep Proses Pembelajaran Partisipatif Freire (1970) mengkritik metode pembelajaran petani yang tidak partisipatif. Menurutnya dibalik praktek penyuluhan pertanian terdapat suatu ideologi (implicit) struktur hirarkhis, vertikal, kontrol sosial dan hubungan satu arah dari para ahli kepada petani yang pada dasarnya tidak partisipatif.
Tujuan pendidikan adalah “mengisi” petani dengan “pengetahuan” teknis. Freire menyebutnya “Banking Concept Education” yang menganggap pengetahuan adalah entitas yang sudah selesai dan tidak akan dipertemukan dalam dialog subjek, petani sebagai penerima pasif pengetahuan dari pihak luar. “Banking Concept Education” tidak menumbuhkan sikap kritis refleksi terhadap kebenaran pengetahuan.
Freire (1970) juga menyatakan “petani yang sungguh-sungguh belajar hanyalah mereka yang menyetujui apa yang dipelajarinya dan menerapkan apa yang dipelajarinya kepada eksistensial konkret. Sebaliknya petani yang hanya diisi oleh orang dengan “isi” yang tidak disadarinya malah bertentangan dengan cara adanya, tidak dapat belajar karena mereka tidak merasa ditantang dan “digugah”.
Pembelajaran petani melibatkan tiga unsur yakni guru (penyuluh/petugas) dan murid (petani) sebagai subyek yang sadar (cognitive), yang diperantarai oleh obyek yang ingin diketahui dan yang dapat diketahui. Pembelajaran petani diawali dengan penyadaran melalui belajar mengenal masalah, menafsirkan masalah, mereflesikan dan melihat hubungan sebab akibat permasalahan dengan realitas yang dihadapi serta mengambil tindakan mengatasi masalah. Rhoades (1990) dan Leeuwis (2009) mengajukan paradigma baru proses pembelajaran petani melalui penyuluhan dari model linier-top down ke intervensi komunikatif bercirikan komunikasi partisipatif melalui dialog. Pendekatan ini memberikan peran yang tinggi kepada petani untuk bersama-sama penyuluh dan peneliti mengidentifikasi masalah, merencanakan, melaksanakan hingga tahap mengevaluasi berbagai jenis informasi dan teknologi kepada petani. Akses dan Dukungan Lingkungan Usaha Menurut Lionberger dan Gwin (1982) selain komunikasi, variabel esensial untuk mendukung perubahan sosial petani yaitu ketersediaan suplai input, pemasaran, penyediaan kredit, penyediaan informasi, dan ketersedian fasilitas (pergudangan) dan infrastruktur. Sejalan dengan pendapat Lionberger dan Gwin, Mosher (1978) menyatakan bila pertanian hendak dimajukan, maka petani harus didukung dengan fasilitas jasa yang dikenal sebagai syarat pokok pembangunan pertanian, terdiri dari:
Ø  Pasar untuk hasil usaha,
Ø  Teknologi yang senantiasa berubah,
Ø  Tersedianya sarana produksi dan peralatan secara lokal,
Ø  Perangsang produksi bagi petani dan pengangkutan.

ARAH TANTANGAN DI ERA GLOBALISASI
Menurut Saragih (1998), makna terdalam era globalisasi dalam struktur perekonomian adalah perdagangan bebas. Dalam perdagangan bebas berarti ada persaingan. Dalam globalisasi tersebut yang akan bersaing adalah barang sekunder, yaitu produk agroindustri. Di Indonesia bahan baku untuk industri tersedia, tetapi yang menjadi kendala adalah penggunaan dan penguasaan teknologi modern yang memperkuat agribisnis, atau penekanan masalah yang dihadapi dalam era globalisasi adalah pada peningkatan SDM ( termasuk bagi para petani kecil).

Mendasarkan hal di atas, maka arah pengembangan pertanian ke depan adalah agribisnis, yaitu mengembangkan pertanian dan agroindustri atau industri yang mengolah hasil pertanian dan jasa - jasa yang menunjangnya. Termasuk di dalam perikanan, misalnya di Indonesia ini dari sisi penawaran, kita memiliki perairan laut seluas 5,8 juta km2 dan garis pantai sepanjang 90 ribu km, adalah merupakan basis kegiatan ekonomi perikanan yang sangat besar. Hal ini tentu belum termasuk potensi perikanan air tawar, baik perairan umum (sungai dan danau), budidaya kolam, budidaya ikan karamba / jaring apung, budidaya ikan rawa dan budidaya ikan sawah yang juga masih terbuka luas. Khusus tentang arah pembangunan perikanan dengan pendekatan agribisnis adalah dengan membangun dan mengembangkan subsistim industri hulu perikanan ( pembenihan, industri peralatan tangkap ikan, industri pakan ikan), subsistim budidaya pasca panen / tangkap, subsistim pengolahan hasil perikanan dan perdagangan, dan subsistim jasa penunjang ( R and D) dalam suatu sistim yang terintegrasi.

Masih menurut Saragih (1998) pengembangan agribisnis di Indonesia merupakan tuntutan perkembangan yang logis dan harus dilanjutkan sebagai wujud kesinambungan, penganekaragaman dan pendalaman pembangunan pertanian selama ini. Pengembangan agribisnis akan tetap relevan walau telah tercapai setinggi apapun kemajuan suatu negara. Bahkan agribisnis akan menjadi andalan utama bagi suatu negara yang masih sulit melepaskan ketergantungan pembangunan nasionalnya dari sektor pertanian dan pedesaan seperti Indonesia ini.

Beberapa alasan lain untuk memperkuat pilihan pada agribisnis, adalah:
(1)   Tersedianya bahan baku yang tersedia,
(2)   Akan memperluas daya tampung tenaga kerja di sektor pertanian dan pedesaan, dan
(3)   Pengembangan agrobisnis dalam skala kecil lebih mudah diarahkan untuk lebih bersahabat dengan lingkungan (daripada industri besar), sehingga dapat menekan kerusakan lingkungan.

PEMBERDAYAAN MENUJU PETANI DAN NELAYAN KECIL MANDIRI

Konsep pemberdayaan masyarakat secara mendasar berarti menempatkan masyarakat beserta institusi - institusinya sebagai kekuatan dasar bagi pengembangan ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Menghidupkan kembali berbagai pranata ekonomi masyarakat untuk dihimpun dan diperkuat sehingga dapat berperan sebagai lokomotif bagi kemajuan ekonomi merupakan keharusan untuk dilakukan. Ekonomi rakyat akan terbangun bila hubungan sinergis dari berbagai pranata sosial dan ekonomi yang ada didalam masyarakat dikembangkan kearah terbentuknya jaringan ekonomi rakyat.

Dalam rangka mencari solusi masalah ekonomi dan politik serta budaya yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini, semua pihak telah memberikan rambu - rambu untuk tidak terjebak membuat ‘bungkus baru namun isi lama’. Dari berbagai tawaran alternatif model pemberdayaan masyarakat, ‘model ekonomi kerakyatan’ secara teoritik telah berkembang menjadi wacana baru saat ini.

Paradigma pemberdayaan ekonomi rakyat sebenarnya bukan saja berupa tuntutan atas pembagian secara adil aset ekonomi, tetapi juga merupakan keniscayaan ideologis dengan semangat meruntuhkan dominasi - dominasi birokrasi dalam mengatur dan menentukan berbagai bidang kehidupan rakyat. (Sasono, 1999). Untuk itu, maka pemberdayaan ekonomi rakyat ( dalam penerapan untuk petani dan nelayan kecil) berarti menuju kepada terbentuknya kemandirian petani dan nelayan itu, yaitu berperilaku efisien, modern dan berdaya saing tinggi.

Perilaku efisien artinya berpikir dan bertindak serta menggunakan sarana produksi secara tepat guna atau berdaya guna. Berperilaku modern artinya mengikuti dan terbuka terhadap perkembangan dan inovasi serta perubahan yang ada. Sedangkan berdaya saing tinggi yaitu mampu berpikir dan bertindak serta menggunakan sarana produksi atas dasar memperhatikan mutu hasil kerjanya dan kepuasan konsumen yang dilayaninya (Sumardjo, 1999).

Gagasan pemberdayaan ekonomi rakyat menurut Mahmudi (1999) adalah merupakan upaya mendorong dan melindungi tumbuh dan berkembangnya kekuatan ekonomi lokal dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) oleh masyarakat yang berbasiskan pada kekuatan rakyat. Muatan gagasan ini tidak saja dituntut untuk dapat mendayagunakan dan menghasilgunakan potensi sumber daya lokal untuk kepentingan kesejahteraan rakyat, tetapi juga terlindunginya hak - hak rakyat dalam pengelolaan sumberdaya lokal sesuai dengan kepentingan ekonomi dan sosialnya.

Beberapa pendekatan dan strategi dalam pemberdayaan masyarakat (Karsidi, 2001) menuju kemandirian petani dan nelayan kecil, dapat ditempuh dengan berbagai upaya sebagai berikut :
a.       Memulai dengan tindakan mikro dan lokal. Proses pembelajaran rakyat harus dimulai dengan tindakan mikro dan lokal, namun memiliki konteks makro dan global. Dialog mikro - makro harus terus menerus menjadi bagian pembelajaran masyarakat agar berbagai pengalaman mikro dapat menjadi policy input dan policy reform sehingga memiliki dampak yang lebih luas. Petugas pemberdayaan / pendamping masyarakat tani dan nelayan kecil seyogyanya diberikan kebebasan untuk mengembangkan pendekatan dan cara yang sesuai dengan rumusan tuntutan kebutuhan setempat / lokal di wilayah tugasnya masing - masing.
b.      Pengembangan sektor ekonomi strategis sesuai dengan kondisi lokal (daerah). Karena masing - masing daerah potensinya berbeda, maka kebijakan yang akan diberlakukan juga berbeda antar daerah. Pemberlakuan kebijakan secara seragam untuk semua daerah harus ditinggalkan.
c.       Mengganti pendekatan kewilayahan administratif dengan pendekatan kawasan. Pemberdayaan masyarakat tidak mungkin didasarkan atas kewilayahan administratif. Pendekatan kewilayahan administratif adalah pendekatan birokrasi / kekuasaan. Pendekatan kawasan berarti lebih menekankan pada kesamaan dan perbedaan potensi yang dimiliki oleh suatu kawasan tertentu. Dengan pendekatan ini akan memungkinkan terjadinya pemberdayaan masyarakat dalam skala besar dan lebih lanjut akan memungkinkan terjadinya kerjasama antar kawasan yang lebih produktif.
d.      Membangun kembali kelembagaan masyarakat. Peran serta masyarakat menjadi keniscayaan bagi semua upaya pemberdayaan masyarakat, jika tidak dibarengi munculnya kelembagaan sosial, ekonomi dan budaya yang benar - benar diciptakan oleh masyarakat sendiri. Misalnya lumbung desa dan organisasi lokal lainnya dipersilahkan tetap hidup.
e.       Mengembangkan penguasaan pengetahuan teknis. Perlu dipahami bersama bahwa desakan modernisasi telah menggusur ilmu pengetahuan dan teknologi lokal dan menciptakan ketergantungan masyarakat lokal pada input luar serta hilangnya kepercayaan diri yang sangat serius. Temuan - temuan lokal oleh petani dan nelayan setempat harus mendapatkan pengakuan sejajar dan dipersilahkan bebas berkompetisi dengan inovasi baru dari luar. Pola penyuluhan yang bersifat sentralistik, topdown dan linier (Sumardjo, 1998) perlu diubah menjadi pendekatan yang lebih dialogis dan hadap masalah.
f.        Pengembangan kesadaran pelaku ekonomi. Karena peristiwa ekonomi juga merupakan peristiwa politik atau lebih dikenal dengan politik ekonomi, maka tindakan yang hanya ber-orientasi memberikan bantuan teknis jelas tidak memadai. Pemberdayaan yang diperlukan adalah tindakan berbasis pada kesadaran masyarakat untuk membebaskan diri dari belenggu kekuatan ekonomi dan politik yang menghambat proses demokratisasi ekonomi. Komitmen para petugas pemberdayaan masyarakat dan lembaga - lembaga terkait pada pengembangan kemandirian petani dan nelayan kecil merupakan sesuatu yang sangat diperlukan.
g.       Membangun jaringan ekonomi strategis. Jaringan strategis akan berfungsi untuk mengembangkan kerjasama dalam mengatasi keterbatasan - keterbatasan yang dimiliki kelompok ekonomi satu dengan lainnya baik dalam bidang produksi, pemasaran, teknologi dan permodalan. Salah satu yang sudah waktunya dibangun adalah jaringan infrastruktur telekomunikasi dan sistim informasi pendukungnya yang memanfaatkan seperti internet untuk membuka pintu gerbang seluas - luasnya bagi petani dan nelayan atas informasi yang diperlukan bagi pengembangan usahanya ( setidanya memalui mediasi para petugas penyuluh / pendamping pemberdayaan masyarakat).
h.       Kontrol kebijakan. Agar kebijakan pemerintah benar - benar mendukung upaya pemberdayaan masyarakat, maka kekuasaan pemerintah harus dikontrol. Sebagai contoh adalah keikutsertaan organisasi petani dan nelayan dalam proses pengambilan keputusan tentang kebijakan pertanian dan perikanan.

Dengan memperhatikan arah tantangan pertanian dan perikanan yaitu seharusnya dikembangkan ke arah agribisnis, maka perlu mendapat penekanan bahwa sasaran strategis pemberdayaan masyarakat bukanlah sekedar peningkatan pendapatan semata, malainkan juga sebagai upaya membangun basis - basis ekonomi yang bertumpu pada kebutuhan masyarakat dan sumber daya lokal yang handal. Dalam kerangka tersebut, keberhasilan upaya pemberdayaan masyarakat tidak hanya dapat dilihat dari meningkatnya pendapatan masayarakat melainkan juga aspek - aspek penting dan mendasar lainnya.

Beberapa aspek penting yang perlu mendapatkan perhatian dalam pemberdayaan masyarakat petani dan nelayan, antara lain :
a.       Pengembangan organisasi / kelompok masyarakat yang dikembangkan dan berfungsi dalam mendinamisir kegiatan produktif masyarakat, misalnya berfungsinya KTNA, HKTI, HNSI, dan organisasi lokal lainya .
b.      Pengembangan jaringan strategis antar kelompok / organisasi masyarakat yang terbentuk dan berperan dalam pengembangan masyarakat tani dan nelayan, misalnya asosiasi dari organisasi petani dan nelayan, baik dalam skala nasional, wilayah, maupun lokal.
c.       Kemampuan kelompok petani dan nelayan kecil dalam mengakses sumber - sumber luar yang dapat mendukung pengembangan mereka, baik dalam bidang informasi pasar, permodalan, serta teknologi dan manajemen, termasuk didalamnya kemampuan lobi ekonomi. Di sinilah maka perlunya ekonomi jaringan dipembangkan. Ekonomi jaringan adalah suatu perekonomian yang menghimpun para pelaku ekomomi, baik dari produsen, konsumen, service provider, equipment provider, cargo, dan sebagainya di dalam jaringan yang terhubung baik secara elektronik maupun melalui berbagai forum usaha yang aktif dan dinamis. Ekonomi jaringan ini harus didukung oleh jaringan telekomunikasi, jaringan pembiayaan, jaringan usaha dan perdagangan, jaringan advokasi usaha, jaringan saling belajar, serta jaringan lainnya seperti hasil temuan riset dan teknologi / inovasi baru, jaringan pasar, infomasi kebijakan dan pendukung lainnya yang dapat diakses oleh semua dan tidak dimonopoli oleh kelompok tertentu ( Sasono, 2000).
d.      Pengembangan kemampuan - kemampuan teknis dan manajerial kelompok - kelompok masyarakat, sehingga berbagai masalah teknis dan organisasi dapat dipecahkan dengan baik. Di sini, selain masyarakat sasaran (petani dan nelayan), juga para petugas penyuluh / pendamping pemberdayaan masyarakat harus meningkatkan kompetensi diri sebagai petugas yang mampu memberdayakan , karena banyak diantara mereka justru ketinggalan kemampuannya dengan kelompok sasarannya.

Upaya pemberdayaan masyarakat petani dan nelayan kecil merupakan jalan yang masih panjang dan masih penuh tantangan. Model pembangunan ekonomi yang sentralistik dan sangat kapitalistik telah melembaga sangat kuat baik secara ekonomi, politik maupun budaya, sehingga tidak mudah untuk menjebolnya. Hanya dengan komitmen yang kuat dan keberpihakan yang tulus, serta upaya yang sungguh-sungguh, pemberdayaan masyarakat petani dan nelayan kecil tersebut dapat diwujudkan.

Pemberdayaan masyarakat petani dan nelayan kecil agar mampu menjawab tantangan di era globalisasi ( yaitu menuju usaha agrobisnis) membutuhkan komitmen yang kuat dari pemerintah, para pelaku ekonomi, rakyat, lembaga pendidikan, organisasi profesi, serta organisasi-organisasi non pemerintah lainnya. Komitmen itu dapat diwujudkan dalam bentuk memberikan kepercayaan berkembangnya kemampuan-kemampuan lokal atas dasar kebutuhan setempat.

Penguatan peran serta masyarakat petani dan nelayan kecil sebagai pelaku pembangunan, karena harus didorong seluas-luasnya melalui program-program pendampingan menuju suatu kemandirian mereka. Disamping itu pula, perlu pengembangan organisasi, ekonomi jaringan dan faktor-faktor pendukung lainnya. Dengan usaha pemberdayaan masyarakat yang demikian itu, mudah-mudahan dapat membebaskan mereka dari kemiskinan dan keterbelakangan untuk menuju kehidupan yang lebih baik.

3.      Pusat Pemberdayaan Agribisnis Perdesaan
Kawasan agribisnis dikembangkan di wilayah perdesaan, terutama dalam skala kecil dan menengah, dengan memanfaatkan hasil pertanian dan tradisi usaha masyarakat setempat untuk mendukung pernbangunan pertanian, pertumbuhan dan restruksi ekonomi perdesaan.

Pembangunan perdesaan akan dilakukan dengan memberikan perhatian yang lebih besar pada pembangunan pertanian dengan memperhatikan karakteristik wilayah, sehingga kebijakan pembangunan akan makin terarah dan sumber daya yang terbatas dapat dimanfaatkan secara lebih optimal dan terpadu. Dengan demikian diharapkan disparitas pertumbuhan pendapatan desa dan kota dapat diperkecil, serta terciptanya lapangan kerja yang produktif pada gilirannya dapat mengatasi kesenjangan antara daerah perkotaan dan perdesaan, juga terwujudnya kondisi ekononomi rakyat di perdesaan yang kukuh dan mampu tumbuh secara mandiri dan berkelanjutan.

Dengan memprioritaskan pendekatan pemberdayaan masyarakat maka pembangunan pertanian akan tetap menjadi perhatian utama. Sektor pertanian akan tetap menjadi tumpuan pemberdayaan ekonomi rakyat dengan peningkatan kualitas usaha pertanian yang berwawasan agribisnis di daerah perdesaan, dan sekaligus mengembangkan agroindustri yang mampu mendukung proses transformasi struktural. Sehubungan dengan transformasi struktural, pengembangan kawasan agribisnis akan semakin strategis peranannya mengingat alas an - alasan sebagai berikut :

Pertama, kegiatan agribisnis mempunyai basis surnber daya yang kuat dan beraneka ragarn serta merupakan basis kegiatan ekonomi masyarakat yang luas;
Kedua, kegiatan agribisnis dan agroindustri mampu meningkatkan nilai tambah darr menyerap tenaga kerja serta relatif lebih mudah dikendalikan dari penbemaran lingkungan;
Ketiga, produk - produknya menghasilkan komoditas yang diperlukan untuk pemenuhan kebutuhan pokok rakyat serta ekspor secara bersaing.
Pengernbangan agribisnis diperkuat dengan pengembangan lima komponen dasar yaitu :
Pertama, peningkatan kualitas sumber daya manusia yang mencakup kualitas petani pengusaha agribisnis dan aparat pemerintahan.
Kedua, pengembangan teknologi tepat guna yang mendukung produktivitas, mutu dan kelestarian sistem pertanian.
Ketiga, pengembangan kelembagaan pembangunan pertanian dengan memperhatikan simpul - simpul dan jaringan kelembagaan agribisnis serta kelembagaan pendukung lainnya seperti kelembagaan pendanaan dan informasi.
Keempat, pengembangan sumber daya biofisika yang meliputi pengembangan dan pemanfaatan lahan, air, dan sumber daya hayati.
Kelima, pengembangan sistem pendukung pertanian di tingkat lokal yang meliputi prasarana fisik seperti transportasi, komunikasi, tenaga listrik, tata ruang dan tata guna tanah, serta penyediaan berbagai sarana produksi,.pengolahan dan pemasaran hasilnya

Pengembangan agribisnis mernpunyai peranan yang sangat penting dan strategis terutama dalam kaitannya dengan :
1)      Pengembangan agribisnis lebih menjamin peningkatan efisiensi dan produktivitas masyarakat pertanian, terutama bila proses pengembangan sistem agribisnis yang dilakukan dibangun di atas landasan partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan penerapannya, dan
2)      Pengembangan agribisnis dapat berfungsi sebagai jembatan peralihan orientasi ekonomi masyarakat dari sektor pertanian ke sektor industri dan jasa. Artinya, agribisnis bisa menjadi motor penggerak proses industrialisasi perdesaan secara berkelanjutan tanpa harus mengorbankan kepentingan masyarakat serta fungsi sumberdaya alam dan lingkungan.

Namun demikian, pembangunan pertanian yang didasarkan atas pengembangan agribisnis tersebut di atas harus pula bertitik tolak dari kondisi nyata kinerja sistem pertanian nasional. Hal ini sangat penting untuk diintegrasikan mengingat sistem agribisnis menuntut pola baru dalam praktik pembangunan pertanian. Sementara itu sistem pembangunan pertanian nasional memiliki ciri-ciri berikut :
1.      Pusat pembangunan pertanian nasional masih terkonsentrasi di Pulau Jawa telah memiliki tingkat perkembangan ekonomi yang lebih baik daripada pulau - pulau lain Indonesia;
2.      Tingkat urbanisasi masyarakat pertanian perdesaan ke perkotaan lebih didorong oleh lemahnya sistem ekonomi pertanian di perdesaan daripada ditentukan oleh tingginya harapan - harapan kehidupan yang lebih baik di perkotaan;
3.      Sistem produksi pertanian nasional didominasi oleh pola usaha tani'subsisten';
4.      Struktur permodalan di sektor pertanian masih relatif lemah;
5.      Belum berkembangnya penguasaan iptek untuk berbagai komoditas unggulan; dan
6.      Masih ri:ndahnya kualitas Sumber Daya Insani pertanian secara relatif dari Sumber Daya Insani yang berada di sektor industri dan jasa.

Mekanisme pemberdayaan masyarakat menuntut berbagai bentuk pembaharuan pembangunan pertanian dan perdesaan. Perubahan mendasar yang pertama adalah mengintegrasikan agribisnis on farm dan off farm beserta sub-sistem pendukungnya sebagai satu kesatuan sistem yang bisa ditangani penuh oleh masyarakat pertanian. Namun demikian, ada beberapa komponen subsistem pendukung, misalnya pengembangan infrastruktur pertanian dan perdesaan, yang masih harus tetap berada dalam ranah (domain) publik dengan pemerintah sebagai pemegang peran utama" Perubahan ini mempunyai implikasi yang sangat luas dalam praksis pembangunan pertanian karena berbagai aspek agribisnis yang selama ini dipersepsikan sebagai aspek di luar pertanian harus sudah mulai diinternalisasikan ke dalam pembangunan pertanian.

Perubahan mendasar yang kedua adalah perubahan struktur investasi pembangunan. Bila struktur investasi pembangunan nasjonal selama ini lebih bertumpu pada pembangunan perkotaan dan sector - sektor ekonomi perkotaan seperti industri manufaktur, perbankan, dan permukiman, maka pada masa datang investasi pembangunan harus memberi perhatian yang lebih besar ke pertanian dan perdesaan. Hal ini didasarkan atas pemikiran bahwa sektor pertanian dan perdesaan merupakan sektor yang menghidupi lebih dari separuh rumah tangga nasional dan hampir separuh tenaga kerja nasional.

Oleh karenanya, adalah wajar bila investasi pembangunan diarahkan lebih banyak pada sektor ini. Hal ini juga penting artinya untuk merevitalisasi perekonomian perdesaan sehingga urbanisasi yang saat ini sangat tinggi lajunya dapat dikurangi melalui pembangunan pertanian dan perdesaan. Dalam pengertian pemberdayaan ekonorni rakyat, investasi diartikan lebih luas dari yang umumnya dipahami masyarakat. Investasi, dalam pengertian ini, akan berpengaruh terhadap perubahan sistem nilai masyarakat. Investasi di sini bukan saja investasi dalam bentuk modal, tetapi juga meliputi akumulasi modal manusia dan modal sosial. Dengan pengertian ini, perubahan pola inrrestasi pembangunan akan merupakan hal yang fundamental.

Dalam konteks pembangunan ekonomi rakyat, investasi menjadi salah satu instrumen pemberdayaan masyarakat pertanian yang fundamental. Dengan perubahan pola investasi ini sistem agribisnis yang menguntungkan dan terjangkau masyarakat dapat dikembangkan. Perubahan pola investasi pembangunan yang dimaksudkan. juga akan menjadi rirekanisme penting dalam mengatasi kendala-kendala sistem pertanian.

Di samping kedua perubahan mendasar di atas, upaya perwujudan agribisnis sebagai strategi pemberdayaan ekonomi rakyat di perdesaan harus pula disertai dengan pengembangan hal - hal sebagai berikut : Peningkatan kualitas sumberdaya manusia pertanian. Pengembangan sunrberdaya manusia pertanian merupakan pondasi dasar untuk mewujudkan peningkatan produktivitas dan kemandirian masyarakat pertanian. Sumber daya manusia pertanian dan perdesaan yang berkualitas tinggi adalah prasyarat pengembangan agribisnis dan sekaligus prasyarat pengembangan sistem inovasi pertanian, termasuk di dalamnya teknologi dan kelembagaan pertanian beserta perangkat - perangkat pendukungnya. Hanya dengan peningkatan kualitas sumberdaya manusia pertanian dan perdesaan yang tinggi sub-sistem off farm agrobusiness yang selama ini berada di luar domain masyarakat pertanian akan dapat diambil alih.

Pengembangan teknologi masyarakat yang menjamin peningkatan produktivitas dan efisiensi tanpa harus membuat masyarakat pertanian tersisih dari sistem pertanian secara struktural. Pengembangan teknologi pertanian secara partisipatif perlu ditingkatkan. Pengembangan kelembagaan pertanian baik formal maupun informal yang berkaitan dengan penyediaan input, produksi, pengolahan dan peningkatan mutu produk, maupun Pemasaran yang mampu mewadahi perubahan perilaku komponen sistem agribisnis.

Dan, yang lebih penting lagi adalah perlunya pemantapan tata ruang dan tata guna tanah serta kelembagaan pertanahan yang mampu meningkatkan kinerja pertanian dan agribisnis, yang mampu menjamin keamanan dan kenyamanan berusaha di bidang pertanian.

Demikian pula penataan jaringan kelembagaan agribisnis yang meliputi pengembangan kelompok tani yang terintegrasi dalam wadah koperasi pertanian, serta pembinaan kemitraan usaha antara kelembagaan ekonomi petani dengan pelaku ekonomi skala besar BUMN dan swasta, Pemanfaatan, pengembangan, dan peningkatan kualitas sumberdaya alam dan lingkungan sehingga keberlanjutan sistem pertanian dapat dipertahankan dari waktu ke waktu. Hal ini berimplikasi bahwa upaya konservasi sumberdaya alam dan lingkungan merupakan bagian tidak terpisahkan dari sistem agribisnis.

Pengembangan factor - faktor penunjang yang mampu menjamin perilaku optimal komponen - komponen sistem agribisnis dalam mewujudkan visi dan misi yang telah disepakati. Faktor - faktor penunjang ini terutama berupa pengembangan prasarana, pengaturan sistem persaingan dan perdagangan, kelembagaan pendanaan agribisnis, dan lain sebagainya.

Dari upaya pengembangan di atas, pengembangan sumber daya manusia dan kelembagaannya merupakan upaya terpenting dalam pembangunan ekonomi rakyat di perdesaan melalui strategi pengembangan agribisnis. Hal ini penting untuk dilakukan secara terencana dan terpadu karena hanya dengan kualitas sumber daya manusia perdesaan yang tinggi berbagai aspek agribisnis yang selama ini berada di luar kontrol masyarakat pertanian dan perdesaan dapat dikelola dengan baik oleh masyarakat perdesaan. Hal ini juga penting artinya bagi persiapan masyarakat pertanian dan perdesaan dalam menghadapi persaingan yang semakin terbuka baik di dalam negeri maupun dalam arena internasional.

BAB IX
SIKEPIS SEBAGAI SOLUSI PETANI 100 TAHUN

1.      Pondok Pesantren Petani Nusantara

MOTTO : “MENANAM HARI INI UNTUK 100 TAHUN KEDEPAN”

Visi Perjuangan Dakwah
Mewujudkan TRIPONDASI, TRIKARIMAH, TRISAKTI Dalam Kehidupan Seluruh Masyarakat Nusantara

Misi Perjuangan Dakwah
1.      TRIPONDASI
a.       Membumikan Islam Nusantara;
b.      Merawat Tradisi & Budaya Lokal Nusantara;
c.       Mewujudkan Agribisnis & Melestarikan Lingkungan Hidup.
2.      TRIKARIMAH
a.       Moral Karimah;
b.      Keahlian Karimah
c.       Pengabdian Karimah
3.      TRISAKTI
a.       Berdaulat Secara Politik;
b.      Mandiri Bidang Ekonomi;
c.       Berkepribadian Secara Sosial Budaya Nusantara.

Kegiatan Aplikatif
1)      Pembelajaran – Pemberdayaan – Pemartabatan Kelompoktani;
2)      Pembelajaran – Pemberdayaan – Pemartabatan Karang Taruna;
3)      Pembelajaran – Pemberdayaan – Pemartabatan Wanita Tani
4)      Pembelajaran – Pemberdayaan – Pemartabatan Pelajar & Mahasiswa;
5)      Pembelajaran – Pemberdayaan – Pemartabatan UMKM.

Pendidikan dan Pelatihan Aplikatif
a)      Keterampilan IT dan Perbengkelan;
b)      Sekolah Alam ( PAUD, RA/TK, SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA, PT);
c)      Ngaji Religi/Kitab Kuning;
d)      Ngaji Agribisnis Tanaman Pangan;
e)      Ngaji Agribisnis Hortikultura;
f)        Ngaji Agribisnis Peternakan;
g)      Ngaji Agribisnis Perkebunan;
h)      Ngaji Agribisnis Perikanan;
i)        Ngaji Agribisnis Makanan Olahan;
j)        Ngaji Agribisnis Pupuk Dan Obat - Obatan Pertanian Organik;
k)      Ngaji Agribisnis Kerajinan Tangan;
l)        Ngaji Waroeng Tani Nusantara;
m)    Ngaji Koperasi.

SIKEPIS
Solusi Indonesia Kebersamaan Ekonomi Pertanian Insan Semesta

2.      Kampoeng Petrokimia Gresik Sikepis

Visi :
”Dengan Iman dan Taqwa Kampoeng Petrokimia Gresik Sikepis Maju, Amanah, Nyaman, Tangguh, Aman, Produktif  ”MANTAP” Dalam Pengembangan Kewirausahaan Agribisnis Yang Berkelanjutan Melalui Kegiatan Agribisnis Integrasi Kakao Kelapa Kambing Entog Padi Itik Ikan Sapi (SI-KEPIS).

Misi :
1)      Menumbuhkembangkan kewirausahaan Agribisnis Sikepis.
2)      Meningkatkan kualitas kesejahteraan Petani melalui kegiatan Agribisnis Integrasi Kakao – Kelapa – Kambing – Entog – Padi – Itik – Ikan – Sapi (SI-KEPIS).
3)      Membangun jaringan Agribisnis Sikepis di Kabupaten Pangandaran.
4)      Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya hayati Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Perikanan Perdesaan.

Tujuan :
1)      Meningkatkan kesejahteraan Petani melalui kegiatan Agribisnis Sistem Integrasi – Kakao Kelapa Kambing Entog Padi Itik Ikan – Sapi (SI-KEPIS).
2)      Meningkatkan kepemilikan asset produktif Petani
3)      Mewujudkan etos kemandirian dalam komunitas Pertanian, Perkebunan,  Peternakan dan Perikanan Rakyat.
4)      Mengembangkan potensi Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Perikanan.
5)      Membangun sentra produksi Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Perikanan Rakyat untuk memenuhi pasar dalam dan luar negeri.

Strategi :
1)       Pemberdayaan dan pendampingan intensif Petani melalui kegiatan Agribisnis Sistem Integrasi – Kakao – Kelapa – Kambing – Entog – Padi – Itik Ikan – Sapi (SI-KEPIS).
2)        Pemuliaan dan Pengembangan Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Perikanan Rakyat.
3)       Pembangunan Jaringan Pasar (Marketing Board / Bangsal Pemasaran).

3.      Waroeng Tani Nusantara
4.      Pelatihan Anak Tani Remaja PATRA Sebagai Regenerasi Petani
5.      Sikepis Institute
A.     Latar Belakang
Latar Belakang Pemberdayaan Petani adalah proses perubahan pola pikir, perilaku dan sikap petani dari subsisten tradisional menjadi petani modern berwawasan agribisnis melalui proses Pembelajaran – Pemberdayaan – Pemartabatan  yang berkelanjutan. Program ini meliputi tiga aspek, yaitu:
1) Pembelajaran – Pemberdayaan – Pemartabatan Sumber Daya Insani Petani;
2) Pembelajaran – Pemberdayaan – Pemartabatan Kelembagaan Petani; dan
3) Pembelajaran – Pemberdayaan – Pemartabatan Usahatani.

SIKEPIS INSTITUTE sebagai kelembagaan Pembelajaran – Pemberdayaan - Pemartabatan petani diharapkan dapat secara langsung berperan aktif dalam pembangunan pertanian melalui pengembangan Sumber Daya Insani pertanian dalam bentuk permagangan bagi petani dan masyarakat di Nusantara. Hal ini dilandasi oleh adanya fakta keberhasilan petani maju dalam usahanya yang layak dicontoh dan ditiru oleh petani lainnya, sehingga mendorong pemerintah untuk memotivasi petani maju tersebut dalam menumbuhkan kelembagaan permagangan dari, oleh dan untuk petani.

Kelembagaan SIKEPIS INSTITUTE sangat strategis untuk terus diberdayakan, baik dari aspek menajemen permagangan, maupun pengembangan usaha agribisnis, sehingga kontribusinya dalam mempercepat penerapan teknologi baru di bidang pertanian / agribisnis di tingkat petani dan masyarakat perdesaan meningkat secara nyata. Hal ini dipandang penting mengingat kapasitas pengelola SIKEPIS INSTITUTE tersebut masih perlu ditingkatkan kemampuannya melalui pembinaan secara berkesinambungan sehingga mampu membawa SIKEPIS INSTITUTE sebagai mitra kerja pemerintah dalam mengembangkan Sumber Daya Insani pertanian.

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian BPSDMP Pusat dalam melaksanakan tugas umum pemerintahan yang antara lain melaksanakan fungsi pengembangan pelatihan pertanian, secara langsung bertanggung jawab terhadap tumbuh kembangnya SIKEPIS INSTITUTE. Pembinaan SIKEPIS INSTITUTE dimaksudkan sebagai upaya meningkatkan kapasitas SIKEPIS INSTITUTE dalam menyelenggarakan dan / atau melaksanakan permagangan bagi petani dan masyarakat perdesaan. Pembinaan SIKEPIS INSTITUTE antara lain dilakukan melalui bimbingan pelatihan dari aspek kelembagaan, sarana prasarana, ketenagaan, penyelenggaraan permagangan, usaha dan jejaring kerja. Selain itu, Pemerintah melakukan kegiatan klasifikasi SIKEPIS INSTITUTE, guna mendorong pengelola SIKEPIS INSTITUTE untuk meningkatkan kualitas permagangan secara terus menerus, sehingga SIKEPIS INSTITUTE mampu menjadi pusat pelatihan pertanian yang berkualitas.
Pedoman Pembinaan Kelembagaan SIKEPIS INSTITUTE ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pengelola dan pemangku kepentingan lainnya dalam menentukan arah dan langkah - langkah pembinaan, serta memberikan kepastian hukum tentang keberadaan kelembagaan SIKEPIS INSTITUTE.
B.     Tujuan
Tujuan Pembinaan Kelembagaan SIKEPIS INSTITUTE:
1.      Meningkatkan kapasitas pengelola SIKEPIS INSTITUTE dalam menyelenggarakan dan atau melaksanakan permagangan;
2.      Meningkatkan kualitas permagangan yang dilaksanakan oleh kelembagaan pelatihan pertanian swadaya;
3.      Menyediakan acuan dalam menentukan arah dan langkah-langkah pembinaan SIKEPIS INSTITUTE.

C.     Sasaran
Sasaran Pembinaan Kelembagaan SIKEPIS INSTITUTE:
1.      Terbentuknya SIKEPIS INSTITUTE di setiap Kecamatan sebagai mitra kerja Pemerintah dan pemerintah daerah dalam pengembangan sumber daya manusia pertanian;
2.      Terbentuknya Forum Komunikasi (FK) SIKEPIS INSTITUTE di setiap tingkat kabupaten/kota;
3.      Meningkatnya intensitas dan kualitas pelaksanaan permagangan di SIKEPIS INSTITUTE;
4.      Terciptanya kesamaan persepsi dan gerak langkah dalam melaksanakan pembinaan SIKEPIS INSTITUTE diantara pengelola, pembina dan pemangku kepentingan SIKEPIS INSTITUTE lainnya;
5.      Terciptanya kondisi yang mendorong tumbuhkembangnya tanggungjawab sosial pengelola, pembina dan pemangku kepentingan SIKEPIS INSTITUTE lainnya dalam turut memajukan kelembagaan pelatihan swadaya;
6.      Diperolehnya dukungan penguatan kelembagaan SIKEPIS INSTITUTE dari seluruh pemangku kepentingan.

D.     Pengertian
Dalam hal ini yang dimaksud dengan:
1.      SIKEPIS INSTITUTE adalah lembaga permagangan pertanian dan perdesaan yang didirikan, dimiliki, dan dikelola oleh petani secara swadaya, baik perorangan maupun kelompok.
2.      Magang adalah salah satu metodologi pelatihan yang menekankan pada proses belajar sambil bekerja secara langsung di lahan usahatani dengan menerapkan prinsip pembelajaran orang dewasa.
3.      Pengelola SIKEPIS INSTITUTE adalah petani atau kelompoktani yang merencanakan dan menyelenggarakan permagangan bagi petani/ masyarakat di SIKEPIS INSTITUTE.
4.      Forum Komunikasi (FK) SIKEPIS INSTITUTE adalah lembaga berhimpunnya SIKEPIS INSTITUTE yang bersifat independen untuk menjembatani dan memperjuangkan aspirasi anggotanya.

AZAS SIKEPIS INSTITUTE
1.      Keswadayaan, SIKEPIS INSTITUTE dikembangkan dengan tetap mejaga kemandirian melalui kemampuan memecahkan sendiri masalah yang dihadapi baik masalah teknis, sosial maupun ekonomi.
2.      Demokrasi Dalam melaksanakan setiap kegiatan, pengelola SIKEPIS INSTITUTE dan pengguna jasa mengadakan kesepakatan dan keterlibatan bersama secara aktif.
3.      Kekeluargaan, SIKEPIS INSTITUTE tumbuh dan berkembang sebagai satu kesatuan keluarga yang utuh menjalin kekerabatan antara pengelola dan fasilitator dengan peserta yang mengikuti permagangan.
4.      Kemanfaatan, Keberadaan SIKEPIS INSTITUTE dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar dan pengguna jasa lainnya.
5.      Keterpaduan, Penumbuhan dan pengembangan SIKEPIS INSTITUTE merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian dan perdesaan, sehingga tercapai keselarasan, keserasian dan sinergi.
6.      Kesederhanaan, Permagangan di SIKEPIS INSTITUTE dilaksanakan secara sederhana dan bertahap sesuai dengan kebutuhan pengguna jasa.

PRINSIP SIKEPIS INSTITUTE
1.      Kemandirian, Dukungan pihak lain tidak boleh menyebabkan ketergantungan SIKEPIS INSTITUTE, namun sebaliknya harus mampu mendorong tumbuh kembangnya keswadayaan.
2.      Kerakyatan, Penumbuhan dan pengembangan SIKEPIS INSTITUTE dilakukan dari, oleh dan untuk petani serta ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan keluarganya dengan memanfaatkan secara optimal sumberdaya yang dimiliki.
3.      Kemitraan, SIKEPIS INSTITUTE merupakan mitra kerja pemerintah dalam pengembangan Sumber Daya Manusia pertanian, khususnya petani dan masyarakat perdesaan.
4.      Sinergi, Keberadaan SIKEPIS INSTITUTE merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian / perdesaan dan dilakukan dengan mengerahkan segala sumberdaya pada berbagai pemangku kepentingan secara sinergis.
5.      Berkelanjutan, Aktivitas SIKEPIS INSTITUTE dilaksanakan sesuai kemampuan dan kondisi setempat secara berkelanjutan.

PENUMBUHAN
SIKEPIS INSTITUTE yang tumbuh dari, oleh dan untuk petani serta masyarakat luas lebih menekankan pada pengembangan kemandirian dan keswadayaan petani. Untuk itu, proses penumbuhan SIKEPIS INSTITUTE dilakukan melalui serangkaian kegiatan bimbingan dan pelatihan untuk memotivasi dan mendorong terbentuknya SIKEPIS INSTITUTE. Penumbuhan SIKEPIS INSTITUTE dilakukan melalui tahapan identifikasi potensi dan registrasi. Identifikasi potensi dilakukan oleh kelembagaan Pondok Pesantren Petani Nusantara untuk menilai:
1.      Profil petani/kelompoktani dalam pengelolaan usahanya;
2.      Frekuensi dan intensitas kunjungan, konsultasi dan magang yang dilakukan oleh petani/kelompoktani lain ke petani/kelompoktani tersebut.

Hasil identifikasi tersebut digunakan sebagai dasar pertimbangan bagi kelembagaan Pondok Pesantren Petani Nusantara dalam meregistrasi SIKEPIS INSTITUTE. Registrasi dilakukan terhadap SIKEPIS INSTITUTE yang sudah diidentifikasi oleh kelembagaan Pondok Pesantren Petani Nusantara. SIKEPIS INSTITUTE terdaftar dapat membentuk FK- SIKEPIS INSTITUTE sbb:
1.      FK- SIKEPIS INSTITUTE kabupaten/kota dapat dibentuk apabila di wilayah kabupaten/ kota bersangkutan telah terbentuk paling kurang 5 SIKEPIS INSTITUTE terdaftar;
2.      FK- SIKEPIS INSTITUTE provinsi dapat dibentuk apabila dalam provinsi bersangkutan telah terbentuk paling kurang 9 SIKEPIS INSTITUTE terdaftar; Bagi kabupaten/ kota dan atau provinsi yang belum memenuhi syarat pembentukan FK- SIKEPIS INSTITUTE, maka P4S di daerah tersebut berkoordinasi dengan FK- SIKEPIS INSTITUTE provinsi dan atau FK- SIKEPIS INSTITUTE nasional.

PENGEMBANGAN
Pengembangan SIKEPIS INSTITUTE merupakan serangkaian kegiatan pembinaan melalui bimbingan dan pelatihan oleh pembina untuk meningkatkan secara bertahap kapasitas SIKEPIS INSTITUTE dalam menyelenggarakan dan atau melaksanakan permagangan. Bimbingan dan pelatihan pengembangan SIKEPIS INSTITUTE meliputi aspek-aspek :
1.      Kelembagaan, Pengembangan kelembagaan SIKEPIS INSTITUTE ditempuh melalui pengembangan organisasi, manajemen dan administrasi yang menunjang kapasitasnya dalam penyelenggaraan dan atau pelaksanaan permagangan bagi petani dan pengguna jasa lainnya.
2.      Sarana dan prasarana. Pengembangan sarana dan prasarana ditempuh melalui pemenuhan kelengkapan SIKEPIS INSTITUTE secara mandiri sampai memenuhi standar pelayanan minimal. Sarana dan prasarana tersebut tersediri atas: kesekretariatan, dan proses belajar mengajar.
3.      Ketenagaan, Pengembangan kapasitas ketenagaan SIKEPIS INSTITUTE ditempuh melalui pelatihan bagi pengelola, pelatih/ fasilitator, dan sumberdaya manusia lainnya.
4.      Penyelenggaraan dan atau Pelaksanaan Permagangan, Pengembangan penyelenggaraan dan atau pelaksanaan permagangan dilakukan melalui pelatihan, bimbingan, dan konsultasi secara sistematis dan berkelanjutan.
5.      Usaha dan Jejaring Kerja, Pengembangan usaha dilakukan melalui peningkatan skala usaha, teknologi, dan diversifikasi produk serta pemasaran.

Pegembangan jejaring kerja meliputi:
1)      Jejaring kerja usaha,
2)      Jejaring kerja permagangan.
Pengembangan jejaring kerja usaha dapat dilakukan dengan memanfaatkan peluang kerjasama dengan berbagai mitra usaha pengelola SIKEPIS INSTITUTE, maupun dengan kelembagaan permagangan lainnya.


KLASIFIKASI DAN SERTIFIKASI

A.     KLASIFIKASI
Klasifikasi SIKEPIS INSTITUTE merupakan proses penilaian atas pelaksanaan kegiatan usaha SIKEPIS INSTITUTE yang telah didaftar. Penilaian dilaksanakan berdasarkan kriteria atau tolok ukur persyaratan minimal yang harus dipenuhi untuk menentukan klasifikasi SIKEPIS INSTITUTE.
Persyaratan pelayanan minimal yang harus dipenuhi untuk suatu SIKEPIS INSTITUTE sebagai berikut:
1.      Mempunyai lahan/kegiatan usahatani/agribisnis/industri perdesaan yang layak dicontoh, ditiru, dan dipelajari oleh petani atau masyarakat lainnya;
2.      Melayani masyarakat untuk kegiatan magang, berlatih, berkonsultasi, belajar, atau berkunjung;
3.      Mempunyai peralatan pertanian sederhana, sesuai dengan skala dan jenis usahataninya;
4.      Memiliki ruang belajar dan sarana akomodasi bagi peserta, baik di rumah petani pengelola maupun di rumah petani lain di sekitarnya;
5.      Mempunyai fasilitator, baik pengelola SIKEPIS INSTITUTE sendiri maupun dari dinas/ instansi pemerintah/swasta yang terkait;
6.      Memiliki kepengurusan SIKEPIS INSTITUTE yang dilengkapi dengan rincian tugas serta tanggung jawab masing-masing secara jelas;
7.      Melakukan pembukuan administrasi umum SIKEPIS INSTITUTE, antara lain: buku tamu; inventarisasi barang; buku agenda surat masuk dan keluar; buku daftar peserta pelatihan; stempel; buku notulen rapat; buku daftar petani/ kelompoktani binaan; buku nota kerjasama/kemitraan dan buku administrasi keuangan, buku kegiatan;
8.      Memiliki materi/modul pelatihan/permagangan sesuai dengan bidang usaha yang diunggulkan, baik berkaitan dengan agribisnis berbasis tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, peternakan maupun pertanian terpadu;
9.      Mempunyai rencana kegiatan permagangan tahunan;
10.  Memiliki papan nama SIKEPIS INSTITUTE dengan alamat lengkap.

Klasifikasi dilakukan oleh Tim Klasifikasi yang dibentuk oleh Pondok Pesantren Petani Nusantara. Tugas Tim Klasifikasi SIKEPIS INSTITUTE sebagai berikut :
1.      Mengorganisasikan seluruh kegiatan klasifikasi SIKEPIS INSTITUTE;
2.      Melakukan koordinasi dengan Pondok Pesantren Petani Nusantara untuk memperoleh daftar SIKEPIS INSTITUTE yang akan diklasifikasi;
3.      Melakukan penilaian lapangan;
4.      Melakukan penilaian administrasi dan teknis;
5.      Melakukan koordinasi internal tim;
6.      Menerbitkan berita acara hasil klasifikasi.

Klasifikasi dilakukan untuk menentukan kelas SIKEPIS INSTITUTE dalam katagori SIKEPIS INSTITUTE pemula, madya atau utama, dilakukan setiap 3 (tiga) tahun sekali. Hasil penilaian akan menentukan materi pembinaan SIKEPIS INSTITUTE untuk dapat meningkatkan klasifikasinya. Klasifikasi ini diinformasikan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan FK- SIKEPIS INSTITUTE kepada masyarakat agar dapat mengetahui kualitas SIKEPIS INSTITUTE yang ada.

B.     SERTIFIKASI SIKEPIS INSTITUTE

Sertifikat klasifikasi diberikan kepada SIKEPIS INSTITUTE yang memenuhi persyaratan standar minimal oleh Pondok Pesantren Petani Nusantara dalam bentuk Keputusan. Sertifikat menunjukkan kelas SIKEPIS INSTITUTE Pemula, Madya atau Utama. Sertifikat ditinjau kembali setiap 3 (tiga) tahun sekali.

MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN SIKEPIS INSTITUTE
A.     Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dilakukan oleh Tim Penilai Klasifikasi SIKEPIS INSTITUTE dalam bentuk kunjungan ke lokasi SIKEPIS INSTITUTE secara berkala dan/ atau pelaporan oleh SIKEPIS INSTITUTE untuk mengetahui:
1.      Kemajuan pelaksanaan penumbuhan dan pengembangan SIKEPIS INSTITUTE.
2.      Kapasitas SIKEPIS INSTITUTE dalam menyelenggarakan pelatihan/ permagangan bagi petani/masyarakat
3.      Permasalahan yang dihadapi SIKEPIS INSTITUTE dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
4.      Kapasitas SIKEPIS INSTITUTE dalam mengembangkan jejaring kerja, baik dalam usaha maupun dalam penyelenggaraan permagangan.
5.      Manfaat dan dampak keberadaan SIKEPIS INSTITUTE bagi petani dan masyarakat sekitar dalam percepatan penerapan teknologi maju dibidang pembangunan pertanian dan perdesaan.

B.     Evaluasi
Dari hasil monitoring dilakukan evaluasi dengan memberikan alternatif pemecahan masalah dan rekomendasi pengembangan SIKEPIS INSTITUTE selanjutnya.


C.     Pelaporan
Laporan pelaksanaan kegiatan dibuat oleh ketua SIKEPIS INSTITUTE dan disampaikan kepada kelembagaan yang menangani penyuluhan pertanian di kabupaten/ kota dengan tembusan kepada Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian melalui Kepala Pusat Pengembangan Pelatihan Pertanian setiap 6 (enam) bulan sekali, paling kurang memuat:
1)      Pelaksanaan permagangan bagi petani/ masyarakat.
2)      Hambatan yang dihadapi P4S dalam pelaksanaan kegiatannya.
3)      Pengembangan jejaring kerja, baik dalam usaha maupun dalam penyelenggaraan pelatihan/permagangan.
4)      Pemanfaatan dan dampak keberadaan petani dan masyarakat sekitar dalam percepatan penerapan teknologi maju di bidang pembangunan pertanian dan perdesaan.
5)      Upaya yang dilakukan guna mengatasi hambatan dalam pelaksanaan kegiatan.

Pedoman Pembinaan Kelembagaan Pelatihan Swadaya agar dapat dilaksanakan oleh para pemangku kepentingan dalam pemberdayaan masyarakat tani untuk diarahkan dan mewujudkan kelembagaan pelatihan petani yang profesional. Pedoman ini bersifat dinamis dan akan dilakukan perubahan sesuai dengan dinamika dan tuntutan perkembangan kelembagaan pelatihan petani.


6.      Dasa Usaha Tani

Konsep Pertanian Petani Kampung Yang Ortodok Sepertiku. Selama Ini Petani Sepertiku Hanya Di Kenalkan PANCA USAHA TANI dan SAPTA USAHA TANI, TIDAK pernah mendengar dari manapun dan dari siapapun Gerakan DASA USAHA TANI. 

Gagasan DASA USAHA TANI Lahir Dari Kampung, DASA USAHA TANI dilahirkan di Dusun Cibadak Desa Paledah Kecamatan Padaherang Kabupaten Pangandaran Jawa Barat. Dengan DASA USAHA TANI mari bersama kita Gaungkan dan Gerakan Serta Wujudkan Untuk Kemakmuran & Kesejahteraan Petani.

PANCA USAHA TANI DALAM PERTANIAN
1. Penggunaan Bibit ( Benih ) Unggul
2. Pengolahan Tanah Yang Baik
3. Pemilihan Pupuk Yang Lengkap dan Baik
4. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman
5. Pengairan Atau Irigasi Yang baik

SAPTA USAHA TANI DALAM PERTANIAN
1. Penggunaan Bibit ( Benih ) Unggul
2. Pengolahan Tanah Yang Baik
3. Pemilihan Pupuk Yang Lengkap dan Baik
4. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman
5. Pengairan Atau Irigasi Yang baik
6. Pasca Panen ( Setelah Panen )
7. Pemasaran Hasil Panen

DASA USAHA TANI DALAM PERTANIAN
1. Penggunaan Bibit ( Benih ) Unggul.
2. Pengolahan Tanah Yang Baik
3. Pemilihan Pupuk Yang Lengkap dan Baik
4. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman.
5. Pengairan Atau Irigasi Yang baik
6. Pasca Panen ( Setelah Panen )
7. Pemasaran Hasil Panen
8. Diversifikasi Pertanian
9. Mekanisasi Pertanian (Alat dan Mesin Pertanian)
10. Permodalan (Bank Pertanian)

DASA USAHA TANI DALAM PERTANIAN


1.              Penggunaan Bibit ( Benih ) Unggul.
Pemilihan bibit unggul adalah langkah pertama yang dilakukan oleh para petani pada sapta usaha tani. Bibit unggul adalah jenis bibit yang memiliki sifat-sifat menguntungkan bagi peningkatan produksi pangan. Pemilihan bibit sangat berpengaruh besar pada hasil panen yang akan dihasilkan nantinya. Berikut ini adalah beberap jenis bibit padi yang unggul dan berkualitas :
· IR, dan IR 64
· PB 5, dan PB 8
· Bramo
· Rajalele
· Cisadane
Pemilihan bibit unggul juga sangat menunjang akan hasil padi yang dihasilkan nantinya. Adapun ciri-ciri benih yang baik adalah sebagai berikut :
· Berlabel
· Bermutu tinggi
· VUTW (Varietas unggul tahan wereng)
· Kemampuan berproduksi tinggi.

2.    Pengolahan Tanah Yang Baik.
Proses kedua yang dilakukan pada DASA USAHA TANI adalah pengolahan tanah secara baik. Mengolah tanah bertujuan agar tanah yang ditanami dapat menumbuhkan tanaman secara baik dan membuahkan hasil yang berlimpah. Sebagai masyarakat agraris, bangsa Indonesia sejak zaman dahulu telah mengenal cara-cara mengolah tanah agar mendapatkan hasil pertanian untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Beberpa alat sederhana yang dulu digunakan diantaranya : cangkul, garu, garu tangan, bajak, landak, dan lain sebagainya.
Makin maju peradaban manusia, makin canggih pula alat alat-alat dan teknik yang digunakan untuk mengolah lahan pertanian. Pada zaman yang makin maju dewasa ini, pemakaian cangkul dan bajak sebagai alat untuk membalik tanah agar tanah menjadi gembur telah diganti dengan pemakaian traktor. Dengan demikian bercocok tanam di sawah lebih ringan, cepat, mudah dan hasilnya lebih sempurna. Namun, traktor juga mempunyai dampak negatif pada tanah yang dibajak, diantaranya: bajak yang terdapat pada traktor tidak dapat membalik tanah dengan sempurna dan bahan bakar minyak yang digunakan pada traktor dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Dikarenakan hasil panen juga dipengaruhi oleh kondisi tanah maka kita harus memilih tanah yang baik. Berikut ini adalah syarat-syarat tanah yang baik adalah: 
a) Memiliki cukup rongga udara, gembur, dan tidak padat.
b) Mengandung banyak unsur organic
c) Banyak mengandung mineral dan unsur hara
d) Mampu menahan air
e) Memiliki kadar asam dan basa tertentu.

3. Pemilihan Pupuk Yang Lengkap dan Baik.
Pemupukan
Memberikan pupuk pada tanaman pada prinsipnya adalah memberikan zat-zat makanan yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Secara alamiah, di dalam tanah telah terkandung beberapa unsur hara yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Namun masih perlu ditambah untuk mandapatkan jumlah unsur hara yang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Pemupukan harus dilakukan dengan tepat, baik dalam jumlah pupuk, masa pemupukan maupun jenis pupuknya. Hilangnya unsur hara dalam tanah bukan saja karena diserap oleh tumbuhan, tetapi juga mungkin karena erosi atau pengikisan tanah oleh air. Apabila erosi dibiarkan berlarut-larut, tanah akan menjadi kritis, yaitu tanah tidak lagi mengandung unsur hara sehingga tidak dapat ditanami oleh tumbuhan.
Pupuk dapat digolongkan menjadi beberapa jenis menurut proses terjadinya/cara pembuatanya, menurut asalnya, dan menurut unsur hara yang terdapat/terkandung di dalamnya. Berdasarkan proses terjadinya/proses pembuatannya pupuk dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:
· Pupuk Alami
Pupuk alami adalah pupuk yang terbentuk atau proses pembuatannya secara alamiah, yakni dari proses pembusukan yang dilakukan oleh mikroorganisme atau makhluk pengurai(Detrivor) yang menguraikan bangkai, sampah, atau kotoran hewan atau manusia menjadi tanah yang mengandung unsur-unsur hara yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Berikut ini adalah beberapa contoh daripada pupuk alami diantaranya :
· Pupuk kompos: Pupuk kompos adalah pupuk alamiah yang berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang bermacam-macam.
· Pupuk hijau: Pupuk hijau adalah pupuk alamiah yang berasal dari sisa-sisa tumbuhan terutama polong-polongan/kacang- kacangan, daun, batang,dan akar.
· Pupuk kandang: Pupuk kandang adalah pupuk alamiah yang berasl dari sisa-sisa penguraian mikroorganisme.
· Pupuk guano: Pupuk guano adalah pupuk yang berasal dari kotoran burung. 
· Pupuk Buatan
Pupuk buatan adalah pupuk yang sengaja dibuat di pabrik-pabrik pupuk dan mengandung zat-zat yang sesuai dengan keperluan pertumbuhan tanaman. Pupuk buatan ini ada yang khusus dibuat untuk pertumbuhan daun, khusus untuk bunga, atau khusus untuk bunga. Pemakaian pupuk buatan sangat praktis dan lebih berdaya guna dibandingkan dengan pupuk alami. Dalam penggunaanya, pupuk buatan dapat diatur seberapa besar zat yang dibutuhkan oleh tanaman. Berikut ini adalah beberapa pupuk yang tergolong sebagai pupuk buatan, diantaranya:
· NPK (Nitrogen Pospor Kalum)
· ZA (Zwafel Zuur Amonia)
· TSP (Triple Super Pospor)
· DSP (Double Super Pospor)
· ESP (Engkel Super Pospor)
Cara Pemberian pupuk yang Tepat
Pemupukan yang baik salah satunya dapat kita lakukan melalui cara pemupukan yang tepat 4 tepat, yaitu:
· Tepat Dosis jumlah pupuk yang diberikan sesuai dengan jumlah pupuk yang dibutuhkan tanaman (tidak boleh terlalu banyak atau terlalu sedikit)
· Tepat Jenis: pupuk yang diberikan sesuai dengan jenis tanaman.
· Tepat Waktu: pupuk yang diberikan sesuai dengan waktu pemberian pupuk bagi tanaman.
· Tepat Tempat: pupuk yang diberikan disesuaikan pada tempat dimana tumbuhan dapat menyerap dengan cepat. Pada tumbuhan padi tempat yang baik adalah di dekat akar.

4.    Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman.
Proses selanjutnya adalah pemberantasan hama,gulma,dan penyakit. Pada prinsipnya pemberantasaan hama,gulma,dan penyakit bertujuan untuk mencegah tanaman mati karena diserang oleh hama,gulma, atau penyakit tanaman. Serangan hama dan penyakit tanaman akan nmenurunkan tingkat produktifitas tanaman bahkan gagal sama sekali. Maka dari itu proses ini sangat diperhatikan. Berikut ini adalah beberapa hama dan penyakit yang dapat menyerang tanaman
Penyakit
Penyakit tanaman merupakan mikroorganisme yang merugilan dan mengganggu oleh virus, jamur,dan jasad renik lainnya yang perkembangbiakannya cepat. Berikut ini adalah beberapa jenis penyakit yang menyerng tanaman padi:
· Penyakit blas disebabkan oleh jamur Pyriclaria Oryzae yang menyerang padi gaga pada bagian daun, tangkai malai, maupun pada gabah berupa bercak-bercak.
· Penyakit Helminthosporium menyerang bagian daun dan menimbulkan bercak-bercak merah kecoklatan
Gulma
Gulma adalah organisme pengganggu yang berupa tumbuhan yang berkembangbiaknya cepat. Eceng gondok merupakan salah satu gulma air yang dapat merusak saluran irigasi pada tanaman karena akar eceng gondok dapat menyebabkan pendangkalan aliran air.
Hama
Hama adalah organisme pengganggu yang berupa hewan yang berkembangbiaknya cepat. Contoh hama antara lain adalah wereng, belalang, ulat,dan tikus.Cara pengendalian Hama, Gulma, dan Penyakit pada Tanaman Pada tahun1998, para petani didaerah Lampung dikejutkan oleh oleh meledaknya populasi belalang kembara yang menyerang tanaman padi. Para petani terpaksa membakar tanaman padi mereka untuk memusnahkan hama tersebut. Hal ini tentu sangat merugikan, baik bagi petani maupun bagi dunia pertanian lainnya.
Kejadian seperti diatas mungkin saja terjadi di daereh lain. Mungkin dengan hama yang sama atau hama yang berbeda, misalnya wereng atau tikus. Bahkan, sangat dimungkinkan panen gagal karena serangan penyakit dan gulma tanaman. Karena itu, hama, penyakit, dan gulma tanaman harus dikendalikan, baik secara biologi, fisis, mekanis, kimiawi,dan radiasi.
a.              Pengendalian secara Biologi
Pengendalian secara biologi adalah pengendalian hama dan penyakit dengan menggunakan pemangsa/predator hama atau penyakit tersebut. Misalnya, pengendalian tikus sawah menggunakan ular sawah. Pengendalian hama secara biologi tidak menimbulkan pencemaran lingkungan. Namun, pengendalian hama dengan cara ini juga mempunyai kelemahan yaitu dapat menimbulkan hama baru.
b.              Pengendalian secara Fisis
Pengendalian secara fisis adalah pengendalian hama dengan cara dipanaskan atau dibakar. Misalnya, pada padi yang telah dipanen batang padi yang tersisa dibakar. Pengendalian dengan cara ini menimbulkan efek buruk yaitu dengan timbulnya kabut asap hasil dari pembakaran.
c.              Pengendalian secara Mekanis
Pengendalian secara mekanis adalah pengendalian hama tanpa menggunakan bahan kimia maupun hewan pemangsa. Pengendalian secara mekanis sampai sekarang masih digunakan oleh para petani pada saat membasmi gulma disawah. Alat-alat yang digunakan diantaranya sabit, sorok, atau cangkul kecil. Namun kelemahannya adalah tidak dapat digunakan untuk lahan yang luas karena akan memakan banyak waktu
d.              Pengendalian secara Kimiawi
Pengendalian secara kimiawi adalah pengendalian dengan menggunakan bahan-bahan kimia atau obat-obatan pestisida yang meliputi:
•Herbisida untuk membasmi rumput dan tanaman liar
•Fungisida untuk membasmi jamur
•Algasida untuk membasmi ganggang
•Ovisida untuk membasmi telur suatu hama
•Larvasida untuk membasmi larva
•Insectisida untuk membasmi serangga
•Malakosida untuk membasmi siput
•Rodentisida untuk membasmi hewan pengerat.
Namun, pemakaiannya harus diatur dan dapat meusak lingkungan.
e.              Pengendalian secara Radiasi
Pengendalian secara radiasi adalah pengendalian hama dengan zat radio aktif. Namun, hal ini hanya dapat dilakukan terhadap hewan jantan.

5.    Pengairan Atau Irigasi Yang baik
Untuk meningkatkan produksi perlu diatur sistem irigasi atau pengairan yang baik karena air merupakan kebutuhan vital bagi tanaman. Selain membantu pertumbuhan tanaman secara langsung, air bagi lahan petanian juga berfungsi membantu mengurangi atau menambah kesamaan tanah. Air membantu pelarutan garam-garam mineral yang sangat diperlukam oleh tumbuhan. Akar tumbuhan menyerap garam-garam mineral dari dalam tanah dalam bentuk larutan. Pemberian air atau pengairan pada tumbuhan padi tidak boleh terlalu banyak maupun terlalu sedikit. Jika air yang diberikan terlalu banyak akan mengakibatkan pupuk atau zat makanan disekitar tanaman akan hilang terbawa oleh air. Sebaliknya, jika terlalu sedikit tumbuhan akan mati karena tidak mendapatkan air.

6.    Pasca Panen ( Setelah Panen )
Pascapanen adalah tahap penanganan hasil tanaman pertanian segera setelah pemanenan. Penanganan pascapanen mencakup pengeringan, pendinginan, pembersihan, penyortiran, penyimpanan, dan pengemasan. Karena hasil pertanian yang sudah terpisah dari tumbuhan akan mengalami perubahan secara fisik dan kimiawi dan cenderung menuju proses pembusukan. Penanganan pascapanen menentukan kualitas hasil pertanian secara garis besar, juga menentukan akan dijadikan apa bahan hasil pertanian setelah melewati penanganan pascapanen, apakah akan dimakan segar atau dijadikan bahan makanan lainnya.

Penanganan pascapanen berbeda dengan pengolahan pangan karena tidak mengubah struktur fisik dan susunan kimiawi primer dari hasil pertanian secara signifikan. Dalam bidang pertanian istilah pasca panen diartikan sebagai berbagai tindakan atau perlakuan yang diberikan pada hasil pertanian setelah panen sampai komoditas berada di tangan konsumen. Istilah tersebut secara keilmuan lebih tepat disebut pasca produksi (postproduction) yang dapat dibagi dalam dua bagian atau tahapan, yaitu pasca panen (postharvest) dan pengolahan (processing). Penanganan pasca panen (postharvest) sering disebut juga sebagai pengolahan primer (primary processing) merupakan istilah yang digunakan untuk semua perlakuan dari mulai panen sampai komoditas dapat dikonsumsi “segar” atau untuk persiapan pengolahan berikutnya. Umumnya perlakuan tersebut tidak mengubah bentuk penampilan atau penampakan, kedalamnya termasuk berbagai aspek dari pemasaran dan distribusi. Pengolahan (secondary processing) merupakan tindakan yang mengubah hasil tanaman ke kondisi lain atau bentuk lain dengan tujuan dapat tahan lebih lama (pengawetan), mencegah perubahan yang tidak dikehendaki atau untuk penggunaan lain. Kedalamnya termasuk pengolahan pangan dan pengolahan industri. Penanganan pasca panen bertujuan agar hasil tanaman tersebut dalam kondisi baik dan sesuai/tepat untuk dapat segera dikonsumsi atau untuk bahan baku pengolahan.

7.    Pemasaran Hasil Panen.
Langkah-langkah strategi pemasaran yang dapat diaplikasikan adalah : 
a)       Mengembangkan Strategi dan Rencana Pemasaran Pemasaran dan Nilai Pelanggan;
b)      Mengidenti!ikasi Segmen dan "arget Pasar;
c)       Mengumpulkan informasi dan Memindai Lingkungan.
d)      Komponen Sistem Informasi Pemasaran Modern;
e)       Melaksanakan Riset Pemasaran dan Meramalkan Permintaan;
f)        Membangun Nilai, (epuasan, )an %oyalitas Pelanggan;
g)       Menganalisis Pasar (onsumen;
h)       Membentuk Positioning Merek;
i)         Menghadapi Persaingan;
j)        Mengembangkan Strategi dan Program Penetapan Harga;
k)      Menentukan Strategi Produk;
l)         Merancang dan Mengelola Jasa;




8.    Diversifikasi Pertanian.
Diversifikasi Pertanian Adalah usaha penganekaragaman jenis usaha atau tanaman pertanian untuk menghindari ketergantungan pada salah satu hasil pertanian. Diversifikasi pertanian dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
Memperbanyak jenis kegiatan pertanian, misalnya seorang petani selain bertani juga beternak ayam dan beternak ikan. Memperbanyak jenis tanaman pada suatu lahan, misalnya pada suatu lahan selain ditanam jagung juga ditanam padi ladang.

Bagaimanapun, gejolak perubahan iklim akhir-akhir ini sangat berpengaruh terhadap sektor pertanian, terutama terhadap produksi dan produktivitas tanaman, baik itu komoditas tanaman pangan ataupun hortikultura. Petani pun harus menanggung resiko merugi akibat kemerosotan produksi maupun gagal panen. Menghadapi tantangan gejolak iklim memang tidak mudah. Perlu usaha serius dan juga kreatif untuk menyikapi banyak perubahan yang terjadi di sektor pertanian. Mengurangi ketergantungan pada satu komoditas melalui upaya diversifikasi usaha tani menjadi salah satu cara yang bijak untuk menyelamatkan usaha tani para petani.

9.    Mekanisasi Pertanian (Alat dan Mesin Pertanian)
Setiap perubahan usaha tani melalui mekanisasi didasari tujuan tertentu yang membuat perubahan tersebut bisa dimengerti, logis, dan dapat diterima. Diharapkan perubahan suatu sistem akan menghasilkan sesuatu yang menguntungkan dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Secara umum, tujuan mekanisasi pertanian adalah :
a.       Mengurangi kejerihan kerja dan meningkatkan efisiensi tenaga manusia;
b.      Mengurangi kerusakan produksi pertanian;
c.       Menurunkan ongkos produksi;
d.      Menjamin kenaikan kualitas dan kuantitas produksi;
e.       eningkatkan taraf hidup petani;
f.        emungkinkan pertumbuhan ekonomi subsisten (tipe pertanian kebutuhan keluarga) menjadi tipe pertanian komersil (comercial farming)
Tujuan tersebut di atas dapat dicapai apabila penggunaan dan pemilihan alat mesin pertanian tepat dan benar, tetapi apabila pemilihan dan penggunaannya tidak tepat hal sebaliknya yang akan terjadi (Rizaldi, 2006).

10.    Permodalan (Bank Pertanian)
Seiring disahkannya Rancangan Undang- undang (RUU) Perlindungan dan Pemberdayaan Petani (P3). Ada banyak hal positif yang diharapkan mampu mendukung era pemberdayaan petani di masa depan. Salah satunya adalah kewajiban pemerintah terkait pembiayaan perlindungan dan pemberdayaan petani melalui pendirian bank bagi petani maupun lembaga pembiayaan petani. Pembentukan bank petani tersebut ditujukan bagi pelaksanaan kegiatan penyaluran kredit bagi petani dengan persyaratan sederhana dan prosedur cepat.

Yang dimaksud dengan persyaratan sederhana adalah penjaminan agunan oleh pemerintah atau penyaluran kredit tanpa agunan. Ke depannya, selain melaksanakan penyaluran kredit, bank petani juga menyalurkan kredit bersubsidi dan/atau pembiayaan kepada petani melalui lembaga keuangan pertanian bukan bank dan/atau jejaring lembaga keuangan mikro agrobisnis. Ide dan wacana pendirian bank petani di Indoensia sebetulnya isu lama yang belum terealisasikan hingga kini. 
kalo di malaysia ada AgroBank (klik : 
agrobank.com).

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bank pertanian adalah bank atau lembaga keuangan yang mengkhususkan diri untuk memberikan pinjaman bagi petani dan nelayan. Bank pertanian dapat dimiliki oleh negara maupun dikelola oleh swasta.

Dalam sejarah, sistem perekonomian syariah mengkhususkan untuk memberikan pinjaman kepada petani, dan petani boleh membayarnya dengan hasil pertanian yang dipanennya. Sistem ini dikemukakan kembali oleh Syafi'i Antonio pada tahun 1999 untuk diimplementasikan di Indonesia.

BAB X

PENUTUP

Konsep pemberdayaan masyarakat  secara mendasar  berarti menempatkan masyarakat beserta institusi - institusinya  sebagai kekuatan dasar bagi pengembangan ekonomi, politik, sosial, dan budaya menghidupkan kembali berbagai pranata ekonomi masyarakat untuk dihimpun dan diperkuat sehingga dapat berperan sebagai lokomotif bagi kemajuan ekonomi merupakan keharusan untuk dilakukan ekonomi rakyat akan terbangun bila hubungan sinergis dari berbagai pranata sosial dan ekonomi yang ada didalam masyarakat dikembangkan kearah terbentuknya jaringan ekonomi rakyat.

Pemberdayaan petani menurut Kepala Badan SDMP dilakukan dengan 5 (lima) jurus yakni :
(1)   Kegiatan agrisbisnis harus berorientasi pasar (kuantitas, kualitas, dan kontinuitas);
(2)   Usaha agribisnis harus menguntungkan dan comparable dengan usaha lainnya;
(3)   Agribisnis merupakan kepercayaan jangka panjang;
(4)   Kemandirian dan daya saing usaha;
(5)   Komitmen terhadap kontrak usaha.

Pemberdayaan kelembagaan petani meliputi :
(1)    Petani sub sisten tradisional yang telah berubah menjadi petani moderen berwawasan agribisnis difasilitasi untuk membentuk kelembagaan petani melalui proses partisipatif dan “bottom-up”;
(2)     Untuk membentuk kelembagaan petani yang kokoh, perlu disusun suatu instrumen pemberdayaan kelompok tani.
(3)     Instrumen pemberdayaan kelompok tani yang perlu dipertimbangkan antara lain :
a.       Adanya interest/kepentingan yang sama di antara petani dalam kelompok;
b.       Adanya jiwa kepemimpinan dari salah satu petani di dalam kelompok;
c.       Adanya kemampuan manajerial dari petani di dalam kelompok;
d.       Adanya komitmen dari petani untuk membentuk kelembagaan petani;
e.       Adanya saling kepercayaan di antara petani di dalam kelompok.

Pemberdayaan usahatani meliputi kegiatan:
(1)    Fasilitasi kelompok usaha tani yang tidak feasible dan tidak bankable melalui bantuan langsung masyarakat untuk mengembangkan usaha agribisnis;
(2)    Mendorong kelompok usaha tani yang tidak feasible dan tidak bankable menjadi usaha yang feasible tetapi belum bankable;
(3)    Fasilitasi kelompok usaha tani yang feasible tetapi belum bankable dengan Kredit Kredit Usaha Rakyat ( KUR ) untuk mengembangkan usaha agribisnis;
(4)    Mendorong kelompok usaha tani yang feasible tetapi belum bankable menjadi usaha yang feasible dan bankable;
(5)    Untuk mendukung kelompok usaha tani yang feasible dan bankable, Pemerintah perlu menciptakan iklim usaha yang kondusif agar investasi domestik dan investasi asing masuk ke sektor agribisnis.

Petani SIKEPIS adalah Petani yang tidak menjual Padi, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya menjual komoditas SIKEPIS selain Padi, Demi Menjaga Ketahanan Pangan 100 Tahun.




Panembahan Agung Kajoran adalah Murid dari Sunan Gunung Jati Cirebon dan sering disebut sebut dalam Babad Cirebon dan Naskah Naskah Kuno Cirebon dengan nama Sunan Kajoran. Panembahan Agung Kajoran adalah cikal bakal seluruh wangsa Kajoran di Pulau Jawa yang banyak menurunkan ulama ulama besar yang menyebar di seluruh nusantara.

DI BAWAH INI ADALAH SILSILAH NASAB PANEMBAHAN AGUNG KAJORAN / SUNAN KAJORAN :

• Nabi Muhammad SAW
• Fatimah Az-Zahra
• Al-Husain putera Ali bin Abu Tholib dan Fatimah Az-Zahra binti Muhammad
• Al-Imam Sayyidina Hussain
• Sayyidina ‘Ali Zainal ‘Abidin bin
• Sayyidina Muhammad Al Baqir bin
• Sayyidina Ja’far As-Sodiq bin
• Sayyid Al-Imam Ali Uradhi bin
• Sayyid Muhammad An-Naqib bin
• Sayyid ‘Isa Naqib Ar-Rumi bin
• Ahmad al-Muhajir bin
• Sayyid Al-Imam ‘Ubaidillah bin
• Sayyid Alawi Awwal bin
• Sayyid Muhammad Sohibus Saumi’ah bin
• Sayyid Alawi Ats-Tsani bin
• Sayyid Ali Kholi’ Qosim bin
• Muhammad Sohib Mirbath (Hadhramaut)
• Sayyid Alawi Ammil Faqih (Hadhramaut) bin
• Sayyid Amir ‘Abdul Malik Al-Muhajir (Nasrabad, India) bin
• Sayyid Abdullah Al-’Azhomatu Khan bin
• Sayyid Ahmad Shah Jalal @ Ahmad Jalaludin Al-Khan bin
• Sayyid Syaikh Jumadil Qubro @ Jamaluddin Akbar Al-Khan bin
• Sayyid Maulana Malik Ibrahim Asmoroqandi / Syech Samsu Tamres bin
• Sunan Ampel Denta bin
• Pangeran Tumapel / Syech Kambyah / Pangeran Lamongan bin
• Sayyid Kalkum Wotgaleh / Panembahan Agung Adipati Ponorogo Kaping 2 bin
• Pangeran Maulana Mas Kajoran / Panembahan Agung Kajoran / Sunan Kajoran bin
• K Drewak
• K Kedungpane (Nayadiwangsa)
• NY Anggadiwangsa 
• NY Wagen
• NY Do
• NY Nawintana
• NY Wanadirana + K Wanadirana
• NY Jemasih + Sakarya
• Warino Ma'ruf Abdulloh ( Warino SiKepis )

ERA TASHAWWUF SOCIETY 6.0

Sosialisasi : GENERASI BARU ABAD 21 ERA TASHAWWUF SOCIETY 6.0 (Ki Ageng Sapujagat Al Kajorani Al Jawi) > Revolusi Industri 4.0 mengg...