Rabu, 15 Mei 2019

MENGENAL 7 ( TUJUH ) LATIFAH

terimakasih atas respon anda. admin

Lathifah


Lathifah diciptakan di alam amri (perintah) dan berasal dari Nurullah. Dia merupakan substansi yang sangat lembut yang berada di dalam tubuh manusia rohani maupun manusia jasmani sehingga memungkinkan manusia untuk berhubungan dengan berbagai alam dari mana latifah berasal. Terdapat lima alam di dalam Alam Amar yang merupakan asal usul kesemua Lataif. Latifah Qalb berasal dari Alam Malakut, Latifah Ruh berasal dari Alam Arwah atau Jabarut, Latifah Sirr berasal dari Alam Lahut, Latifah Khafi berasal dari Alam Bahut dan Latifah Akhfa berasal dari Alam Hahut.
Alam Malakut adalah Alam Para Malaikat.
Alam Arwah atau Jabarut adalah Alam Para Roh .
Alam Lahut adalah Alam Bayangan Sifat-Sifat Allah.
Alam Bahut adalah Alam Sifat-Sifat Allah dan merupakan alam yang tersembunyi.
Alam Hahut adalah Alam Hadhrat Zat Yang Suci dan merupakan alam yang lebih tersembunyi

Latifah erat terkait dengan sifat positif maupun sifat yang negatif tertentu. Latifah pada hakekatnya adalah pancaindera rohani. Melalui latifah manusia dapat melihat, mendengar dan merasakan segala sesuatu yang berasal dari ruh dan dari alam dari mana dia berasal. Semakin tinggi pertumbuhan atau perkembangan latifah semakin peka dan semakin tajam fungsi latifah ( melihat, mendengar dan merasakan ). Orang menjadi makrifat. Tingkat kelembutan kesadaran manusia berbanding lurus dengan kualitas perkembangan latifah. Kualitas latifah menentukan derajad kemuliaan dan kecerdasan seseorang.
Lathifah merupakan kendaraan media bagi ruh untuk menyalurkan Rahmad dan Kemurahan Allah.
Latifah yang berfungsi sebagai pancaindera menangkap, melihat, mendengar dan merasakan segala signal perubahan kemudian disalurkan ke hati untuk diproses dan ditindaklanjuti oleh jiwa sehingga menjadi sebuah aktiviats. Latifah qalb yang berfungsi untuk mengetahui sifat-sifat Allah. Latifah ruh berfungsi untuk mencintai Allah, dan latifah sirr berfungsi untuk melihat Allah.
Keadaan latifah dapat berubah setiap saat tergantung dari keadaan jiwa dan qolbu. Jiwa, qolbu dan latifah secara bersama menentukan kualitas rohani seseorang.

Menumbuhkan latifah
Seiring dengan ihtiyar pembersihan hati latifah akan semakin tumbuh dan berkembang. Latihan dan upaya untuk menumbuhkan latifah banyak dipelajari dan dikerjakan oleh para pengikut tareqat. Dan bisa dibaca dibanyak referensi. Intinya adalah berupaya untuk: pertama, pensucian jiwa, artinya mensucikan diri dari berbagai kecenderungan buruk, tercela, dan hewani serta menghiasinya dengan sifat sifat terpuji dan malakuti; kedua, pensucian kalbu yang berarti menghapus dari hati kecintaan akan kenikmatan duniawi yang sifatnya sementara dan kekhawatirannya atas kesedihan, serta memantapkan dalam tempatnya kecintaan kepada Allah semata; ketiga, takhalliyah as Sirr atau pengosongan jiwa dari segenap pikiran yang bakal mengalihkan perhatian dari dzikir atau ingat kepada Allah; keempat, tajalliyah ar Ruh atau pencerahan ruh, berarti mengisi ruh dengan cahaya Allah dan gelora cintanya. Upaya ini tidaklah mudah memerlukan kesungguhan yang amat sangat, rutinitas dan waktu yang panjang.
Kebanyakan amalan yang dilakukan berupa dzikir dengan bacaan tertentu dan jumlah tertentu dibawah bimbingan mursid. Secara pribadi kami sangat hormat dan salut kepada mereka atas ihtiyarnya untuk mendapatkan kedekatan dan cinta kepada Allah.

MENGENAL 7 ( TUJUH ) LATIFAH

Bismillahir rohmanir rohim …………
Perang melawan hawa nafsu berlaku bagi semua umat manusia di dunia. Di dalam perang ini musuhnya tidak tampak oleh mata, musuhnya sangat halus (latif).

↝Tempat Iblis Bersemayam Dan Berkuasa Dalam Tubuh Manusia:

Didalam wadah maksiat mereka bersemayam.
Didalam wadah Amarah mereka bersemayam,
Didalam wadah takabbur mereka bertengger,
dan banyak lagi tempat mereka dapat membangun kerajaannya.

Makanya jangan heran apabila pada diri peribadi seorang manusia akan terkandung sifat-sifat tercela yang mengotori jiwa seperti:
☑Hasad atau Iri hati
☑Haqad atau Dengki / benci
☑Suuzzan atau Prasangka buruk
☑Kibir atau Sombong
☑Ujub atau Merasa sempurna diri dari orang lain
☑Riya atau Mempamerkan kelebihan Suma’ atau Cari-cari nama atau kemashuran
☑Bukhul atau Kikir
☑Hubbul mal atau Cinta kebendaan
☑Tafahur atau Membanggakan diri
☑Ghadab atau Pemarah
☑Qhibah atau Pengupat
☑Namimah atau Bicara ngelantur dibelakang orang
☑Kijib atau Dusta
☑Khianat atau Munafik

↝Istana Iblis Dimana?
Subhanallah… Istananya adalah diri peribadi seorang manusia.

↝Tempat Masuknya Iblis
•Melalui mata mereka merasuk,
•melalui telinga mereka menusuk,
•melalui hidung mereka berjalan,
•melalui mulut mereka berkendaraan dengan kencangnya.
Dan seterusnya segala lubang ditubuh seseorang jadi sarana masuknya iblis keistana.

✗Mulut jalan masuk memakai kendaraan dusta dan qhibah
✗Mata jalan masuk memakai kendaraan melihat yang haram
✗Telinga jalan masuk kendaraan biasa mendengar cerita kosong
✗Hidung jalan masuk kendaraan biasa menimbulkan rasa benci
✗Tangan jalan masuk kendaraan merusak
✗Kaki jalan masuk kendaraan biasa berjalan
berbuat maksiat
✗Perut jalan masuk biasa diisi makanan haram
✗Kemaluan dan dubur jalan masuk syahwat juga berjina.

Di dalam tubuh manusia ada 7 (tujuh) tempat yang disebut Latifah sebagai tempat bersarangnya hawa nafsu yang harus dibersihkan dengan Asma Allah.

Konsep tujuh latifah ini pertama kali di ajukan oleh Syekh Ahmad Naqsyabandi, seorang sufi pada abad ke 11.

Ajarannya disebut tareqat Naqsyabandiyah. Acuan dalam pengamalan tarekat bertumpu kepada tradisi dan akhlak nubuwah (kenabian), dan mencakup secara esensial tentang jalan sufi dalam melewati maqomat dan ahwal
tertentu.

1. Qasrun = Merupakan unsur jasmaniah, berarti istana yang menunjukan betapa keunikan struktur tubuh manusia.
2. Sadrun = (Latifah al-nafs) sebagai unsur jiwa
3. Qalbun = (Latifah al-qalb) sebagai unsur rohaniah
4. Fuadun = (Latifah al-ruh) Unsur rohaniah
5. Syagafun = (Latifah al-sirr) unsur rohaniah
6. Lubbun = (Latifah al-khafi) unsur rohaniah
7. Sirrun = (Latifah al-akhfa) unsur rohaniah

Hal ini relevan dengan firman Allah SWT dalam hadist qudsi :
“Aku jadikan pada tubuh anak Adam (manusia) itu qasrun (istana), di situ ada sadrun (dada), di dalam dada itu ada qalbu (tempat bolak balik ingatan), di dalamnya ada lagi fu’ad (jujur ingatannya), di dalamnya pula ada syagaf
(kerinduan), di dalamnya lagi ada lubbun (merasa terlalu rindu), dan di dalam lubbun ada sirrun (mesra), sedangkan di dalam sirrun ada “Aku”.

Pada dasarnya lathifah-lathifah tersebut berasal dari alam amri (perintah) Allah :
“Kun fayakun”,
yang artinya:
“jadi maka jadilah” (QS : 36: 82)
merupakan al-ruh yang bersifat immaterial.

Semua yang berasal dari alam al-khalqi (alam ciptaan) bersifat material.

Karena qudrat dan iradat Allah ketika Allah telah menjadikan badan jasmaniah manusia, selanjutnya Allah menitipkan kelima lathifah tersebut ke dalam badan jasmani manusia
dengan keterikatan yang sangat kuat.

Lathifah-lathifah itulah yang mengendalikan kehidupan batiniah seseorang, maka tempatnya ada di dalam badan manusia.

Lathifah ini pada tahapan selanjutnya merupakan istilah praktis yang berkonotasi tempat.

Bahkan didalam al Qur’an tergambarkan ketika ruh sampai ke lutut, maka Adam sudah tergesa gesa ingin berdiri.
Sebagaimana firman Allah :
“Manusia tercipta dalam ketergesa-gesaan” (Q.S.21:37).

Pada proses penciptaan anak Adam pun juga demikian, proses bersatunya ruh kedalam badan melalui tahapan.

Ketika sperma berhasil bersatu dengan ovum dalam rahim seorang ibu, maka terjadilah zygot (sel calon janin yang diploid ).

Ketika itulah Allah meniupkan sebagian ruhnya (QS : 23 : 9), yaitu ruh al-hayat.

Pada tahapan selanjutnya Allah menambahkan ruhnya, yaitu ruh al-hayawan, maka jadilah ia potensi untuk bergerak dan berkembang, serta tumbuh yang memang sudah ada bersama dengan masuknya ruh al-hayat.

Sedangkan tahapan selanjutnya adalah peniupan ruh yang terakhir, yaitu ketika proses penciptaan fisik manusia telah sempurna (bahkan mungkin setelah lahir).
Allah meniupkan ruh al-insan.
Maka dengan ini, manusia dapat merasa dan berpikir. Sehingga layak menerima taklif syari’ (kewajiban syari’at) dari Allah dan menjadi khalifah Nya.

Aktivitas spiritual itu mengalir di dalam kerangka makna dan fungsi rahmatan lil ‘alamin;

Tradisi kenabian pada hakekatnya tidak lepas dari mission sacred, misi yang suci tentang kemanusiaan dan kealam semestaan untuk
merefleksikan asma Allah.


Manusia di ciptakan Allah SWT sebagai mahkluk yang paling mulia diantara mahkluk lainnya, namun di balik ini semua banyak juga yang merendahkan derajatnya sebagai makhluk yang paling mulia.

Manusia bisa melebihi malaikat dalam beribadah dan bisa menjadi setan dan bahkan
lebih parah dari binatang.

Di dalam diri manusia terdapat tujuh tempat lahir dan batin, adapun yang lahir seperti
1. mata
2. telinga
3. hidung
4. mulut
5. tangan
6. kaki
7. syahwat sampai perut.

Sedangkan yang batin di kenal dengan nama latifah adalah sebagai berikut :
1. Latifah Qalbi letaknya berada dua jari di bawah susu kiri, di sinilah terletak sifat-sifat kemusrikan, kekafiran, tahayul dan sifat iblis.
Jika latifah ini di sucikan maka akan terisi Iman, Islam, Ihsan, dan Ma’rifat.

*Latifatul-qolby
Di sini letaknya sifat-sifat syetan, iblis, kekufuran, kemusyrikan, ketahayulan dan lain-lain, letaknya dua jari dibawah susu sebelah kiri, cara membersihkannya dengan cara dzikir (allah…allah) sebanyak-banyaknya, Insya Allah pada tingkat ini diganti dengan Iman, Islam, Ihsan, Tauhid dan Ma’rifat.

Latifiah al-qalb bereksistensi di dalam jantung jasmani manusia, maka jantung fisik manusia ibaratnya sebagai pusat gelombang, yang dinyatakan sebagai letaknya lathifah al-qalb adalah ibarat “channelnya”.

↝Wilayahnya Nabi Adam A.S,
↝tempatnya nafsu Lawwamah,
↝bersifat: Suka mencela, menuruti hawa nafsu, bohong, menganiaya, bangga diri, menggunjing, pamer, bangga diri,
↝Warnanya : kuning

Jika seseorang ingin berhubungan dengan lathifah ini, maka ia harus berkonsentrasi pada tempat ini.


2. Latifah Ruhi letaknya berada dua jari di atas susu kanan, di sinilah terletak sifat binatang jinak yaitu sifat yang menuruti hawa nafsu.
Jika latifah ini di sucikan maka akan membuang sifat menuruti hawa nafsu yang selalu mengajak kepada kejahatan namun selalu berada dalam ketaatan kepada Allah SWT.

*Latifatul-roh
Di sini letaknya sifat bahimiyah (binatang jinak) menuruti hawa nafsu, letaknya dua jari dibawah susu sebelah kanan, cara membersihkannya dengan dzikir (allah…allah) sebanyak-banyaknya InsyaAllah di isi dengan khusyu’ dan tawadhu’.

Demikian juga dengan lathifah al-ruh, dia bukan ruh atau hakikat ruh itu sendiri. Tetapi lathifah al-ruh adalah suatu identitas yang lebih dalam dari lathifah al-qalb.

Dia tidak dapat diketahui hakikatnya, tetapi dapat dirasakan adanya, dan diketahui gejala dan karakteristiknya.

Lathifah ini terletak di bawah susu kanan jarak dua jari dan condong ke arah kanan.

Selain tempatnya sifat-sifat yang baik.
Dengan lathifah ini pula seorang salik akan
merasakan fana al-sifat (hanya sifat Allah saja yang kekal), dan tampak pada pandangan batiniah

↝Wilayahnya: Nabi Ibrahim A.S dan Nabi Nuh A.S.
↝tempatnya Nafsu Mulhimah,
↝bersifat: Lapang dada, dermawan, merendah, sabar, taubat, qonaah, tahan menghadapi kesusahan.
↝Warnanya : merah

3. Latifah Sirri letaknya berada dua jari di atas susu kiri, di sinilah terletak sifat binatang buas yaitu sifat zholim, pemarah, pendendam,
Jika latifah ini di sucikan maka akan terisi sifat kasih sayang dan ramah tamah.

Latifatus-sirri
Di sini letaknya sifat-sifat syabiyah (binatang buas) yaitu sifat zalim atau aniaya, pemarah dan pendendam , letaknya dua jari diatas susu sebelah kiri, cara membersihkannya dengan dzikir (allah…allah) sebanyak-banyaknya Insya Allah diganti dengan sifat kasih sayang dan ramah tamah.

Lathifah al-sirri merupakan lathifah yang paling dalam,
terutama bagi para sufi besar terdahulu yang kebanyakan
hanya menginformasikan tentang tiga lathifah manusia,
yaitu qalb, ruh dan sirr.

Sufi yang pertama kali mengungkap sistem interiorisasi lathifah manusia adalah Amir Ibn Usman Al Makki (w. 904 M), yang menurutnya manusia terdiri dari empat lapisan kesadaran, yaitu raga, qalbu, ruh dan sirr.

Dalam temuan Imam al Robbani al Mujaddid, lathifah ini belum merupakan latifiah yang terdalam.
Ia masih berada di tengah tengah lathifah al ruhaniyat manusia.

Tampaknya inilah sebabnya sehingga al Mujaddid dapat merasakan pengalaman spiritual yang lebih tinggi dari para sufi sebelumnya, seperti Abu Yazid al Bustami, al-Hallaj (309 H), dan Ibnu Arabi (637 H).

Setelah ia mengalami “ittihad” dengan Tuhan, ia masih
mengalami berbagai pengalaman ruhaniah, sehingga pada
tataran tertinggi manusia ia merasakan sepenuhnya, bahwa abid dan ma’bud adalah berbeda, manusia adalah hamba, sedangkan Allah adalah Tuhan.

↝Wilayahnya: Nabi Musa A.S,
↝tempatnya Nafsu Mutmainah,
↝bersifat: Senang ibadah, bersyukur, ridho,
tawakal, sayang dengan sesama makhluk, takut melanggar larangan Allah/Waro.
↝Warnanya : Putih

4. Latifah Khafi letaknya berada dua jari di atas susu kanan, di sinilah terletak sifat pendengki, khianat.
Jika latifah ini di sucikan maka akan terisi sifat syukur dan sabar.

↝Wilayahnya Nabi Isa A.S,
↝tempatnya Nafsu Rodiyah,
↝bersifat: baik budi, welas asih, menjalankan kebaikan, berserah diri, sayang sesama makhluk, merasa manis dengan hal-hal pahit serta tidak terkejut dengan datangnya musibah.
↝Warnanya : Hitam

5. Latifah Akhfa letaknya berada di tengah-tengah dada, di sinilah letaknya sifat riya’, sombong, mebanggakan diri, memamerkan kebaiakn diri, takabur.
Jika sifat ini di sucikan maka akan terisi sifat ikhlas, khusu’, tawadhu.

↝Wilayahnya Nabi Muhammad SAW,
↝tempatnya Nafsu Mardiyah,
↝bersifat: Terlihat jelas keridoan Allah swt berupa karomah, ikhlas dan nikmat dalam zikir, ilmu yakin, ainul yakin, haqqul yakin, sebagai langkah awal dalam makrifat dan terlihat tajalli af’al.
↝Warnanya : Hijau

6. Latifah Nafsu Natiqo letaknya berada diantara dua kening, di sinilah terletak nafsu amarah yaitu nafsu yang selalu mendorong pada kejahatan.
Jika latifah ini di sucikan maka akan terisi sifat tentram dan pikiran tenang.

↝Tempatnya nafsu Amarah,
↝bersifat: Serakah, takabur, khianat, pelit, syahwat.
↝Warnanya : merah, kuning, hijau, biru (dominan merah)

7. Latifah Kullu Jasad terletak di seluruh tubuh jasmani, disinilah terletak sifat jahil, malas beribadah.
Jika latifah ini di sucikan maka akan terisi ilmu dan amal.

Untuk mensucikan latifah ini tentunya harus banyak beristiqfar mohon ampun kepada Allah dan berdzikir, adapun dzikir yang di gunakan seperti dzikir Nafi Isbat “ Laa Ilaaha Illallah“

Tempatnya Nafsu Kamilah,
bersifat: Tajalli asma dan tajali sifat, laduni, irsad, ikmal,
baqobillah, berangkat bersama kehendak Alloh dari Alloh dan kepada ALLOH.


meniadakan ( nafi ) seluruh bentuk tuhan seperti :
Tuhan hawa napsu, patung-patung, jin, berhala, thagut, syirik dan menetapkan (isbat ) bahwa tiada tuhan yang berhak di sembah melainkan Allah.

Selain itu ada Dzikir Ismuzat “ Allah “ Tentunya dalam hal pemahaman dan pengamalan ini perlu belajar pada orang-orang yang benar-benar faham dan mengerti agar tidak keliru untuk mencapai tauhid yang sesungguhnya serta mencapai derajat kemulian.

Lathifah-lathifah itulah yang mengendalikan kehidupan batiniah seseorang, maka tempatnya ada di dalam badan manusia.

Lathifah ini pada tahapan selanjutnya merupakan istilah praktis yang berkonotasi tempat.

Umpamanya lathifah al-nafsi sebagai tempatnya al-nafsu al-amarah.

Lathifah al-qalbi sebagai tempatnya nafsu
allawamah.

Lathifah al-Ruhi sebagai tempatnya al-nafsu
al-mulhimmah, dan seterusnya.

Dengan kata lain bertempatnya lathifah yang bersifat immaterial ke dalam badan jasmani manusia adalah sepenuhnya karena kuasa
Allah.

Lathifah sebagai kendaraan media bagi ruh bereksistensi dalam diri manusia yang bersifat barzakhiyah (keadaan antara kehidupan jasmaniah dan rohaniah).

Pada hakekatnya penciptaan ruh manusia, tidak melalui sistem evolusi.
Ruh ditiupkan oleh Allah ke dalam jasad
manusia melalui proses.

Ketika jasad Nabi Adam a.s telah tercipta dengan sempurna, maka Allah memerintahkan ruh Nya untuk memasuki jasad Nabi Adam a.s.
Maka dengan enggan ia menerima perintah
tersebut. Ruh memasuki jasad dengan berat hati karena harus masuk ke tempat yang gelap. Akhirnya ruh mendapat sabda Allah:
“Jika seandainya kamu mau masuk dengan senang, maka kamu nanti juga akan keluar
dengan mudah dan senang, tetapi bila kamu masuk dengan paksa, maka kamupun akan keluar dengan terpaksa”.

Ruh memasuki melalui ubun-ubun, kemudian
turun sampai ke batas mata, selanjutnya sampai ke hidung, mulut, dan seterusnya sampai ke ujung jari kaki.

Setiap anggota tubuh Adam yang dilalui ruh menjadi hidup, bergerak, berucap, bersin dan memuji Allah.

Dari proses inilah muncul sejarah mistis tentang karakter manusia, sejarah shalat (takbir, ruku dan sujud), dan tentang struktur ruhaniah manusia (ruh, jiwa dan raga). 

Tidak ada komentar:

ERA TASHAWWUF SOCIETY 6.0

Sosialisasi : GENERASI BARU ABAD 21 ERA TASHAWWUF SOCIETY 6.0 (Ki Ageng Sapujagat Al Kajorani Al Jawi) > Revolusi Industri 4.0 mengg...