Sabtu, 08 Mei 2021

PETANI SUFI SIKEPIS NUSANTARA

Hanya Tasawuf Yang Bisa Memperbaiki Rusaknya Moralitas Bangsa Di Nagari Telas Kahanan.
Untuk Ngaji Tasawuf Salah Satu Kitab Untuk Kajiannya Yakni Al Hikam.

Arti kata Tasawuf menurut KBBI
tasawuf [ta·sa·wuf] Kata Nomina (kata benda)
Arti: Ajaran (Cara Dan Sebagainya) Untuk Mengenal dan Mendekatkan Diri Kepada Allah Sehingga Memperoleh Hubungan Langsung Aecara Sadar Dengan-Nya.

Contoh : 'Ilmu Tasawuf, Mengaji Tasawuf, Orang Tasawuf'.

Ahli Tasawuf :
1) Orang Yang Mahir Dalam Ilmu Tasawuf;
2) Orang Yang Menganut dan Melaksanakan Tasawuf;

Tokoh-Tokoh Tasawuf

Mazhab-Mazhab Tasawuf Beserta Tokoh-tokohnya

Jarang sekali dibahas seperti apakah Mazhab atau aliran-aliran yang ada di dunia Tasawuf. Mungkin kita hanya akrab dengan mazhab-mazhab di dalam Fiqih dan Ilmu Kalam. Dengan mengetahui mazhab/aliran di dunia Tasawuf, kita akan mudah mengidentifikasi pemikiran, gerakan mahupun amaliah khas dari seorang tokoh Sufi. Dalam Tulisan kali ini, yang akan dibahas hanyalah Mazhab-mazhab Tasawuf berserta tokoh-q di kalangan Sunni.

Adapun mengenai Syiah, lebih tepat bila diulas pada pembahasan tersendiri.

A. Mazhab/Aliran Dalam Tasawuf 

Dunia Tasawuf dalam Islam setidaknya ada tiga macam aliran/mazhab, diantaranya:

> Tasawuf Akhlaqi—Perbaikan akhlak—Al–Ghazali
> Tasawuf Falsafi—Wahdatul wujud, Hulul, dan lain-lain—Ibn Arabi, al-Hallaj, dan Hamzah Fansuri
> Tasawuf Irfani—Makrifat—Dzun nun al–Misri dan Jalaluddin rumi

Adapun menurut versi pengasuh Dar al-Hasani di Kairo-Mesir, Syeikh Dr Rohimuddin Nawawi dalam Seminar Tasawuf, beliau mengatakan bahawa tasawuf sejak munculnya sampai hari ini terbahagi dalam empat macam Mazhab, diantaranya:

> Tasawuf Sunni
> Tasawuf Falsafi
> Tasawuf Amali (Thariqat)
> Tasawuf Salafi.

Tasawuf Sunni dulunya dinamakan Tasawuf teori (nazhori). Kerana belum menjadi bentuk Tarekat. Ajarannya berawal dari Zuhud, kemudian Tasawuf dan berakhir pada Akhlak. Mereka adalah sebahagian Sufi abad ke 2 dan setelahnya sampai abad ke 4 H.

Mazhab berikutnya adalah Tasawuf Falsafi. Tokoh-tokohnya mengadunkan antara zauq sufi dengan pandangan logika, dalam ungkapan - ungkapan dzauqiyah digunakan istilah filsafat yang disadur dari berbagai sumber. Akhirnya mereka berakhir pada akidah-akidah yang diperselisihkan terutama Hulul dan Wihdatul wujud. Perlu diketahui, tokoh-tokoh mazhab falsafi tidak mempunyai madrasah dan pengikut yang ramai seperti Tasawuf Sunni.

Selanjutnya Mazhab Tasawuf Amali (Tarekat). Dinamakan tasawuf amali adalah kerana sisi amal di dalamnya lebih dominan dari sisi nazhori (teori), akan tetapi tidak bermakna tasawuf ini kosong dari teori. Ciri khasnya ditandai dengan janji (Bai’at) antara Syeikh dan muridnya untuk bertaubat, istiqomah, masuk kepada jalan Allah, senantiasa dzikir, beramal dengan dasar-dasar tarekat yang harus diikuti serta melaksanakan wirid-wirid (rutin), hizib-hizib Syeikh pada waktu-waktu yang telah ditentukan.

Jalalluddin Rumi
Terakhir adalah Mazhab Salafi. Dijelaskan oleh Dr Rohimudin Nawawi, Tasawuf jenis ini mirip dengan tasawuf Sunni (nazhori) dalam berbagai hal, tetapi berbeza dengan tasawuf sebelumnya (tasawuf amali/kolektif). Berorientasi mengembalikan tasawuf kepada model tasawuf salaf Sunni yang berjalan secara individu. Tasawuf seperti ini ternyata diadopsi oleh Imam Syahid Hasan al-Banna dalam Jamaahnya ”Ikhwanul Muslimin”.

B. Tokoh Tasawuf yang Pertama

 Bila diajukan sebuah pertanyaan, siapakah Tokoh Tasawuf pertama dalam Peradaban Islam? Sebahagian orang dengan spontan akan menjawab Al-Ghazali, Abdul Qadir Jailani (Pendiri Tarekat Qadiriyah) bahkan Ibn Athoillah (pengarang Kitab al-Hikam). Padahal Jauh sebelum mereka itu ada tokoh sekaliber Abu Dzar al-Ghifari. Abu Dzar ini sahabat Nabi Muhammad saw yang kaya raya namun perilakunya Zuhud. Abu Dzar ini selalu mengulang-ulang pesannya, dan bahkan diulang-ulang juga oleh para pengikutnya, seolah lagu perjuangan. “Beritakanlah kepada para pengumpul harta, yang menumpuk emas dan perak. Mereka akan diseterika dengan seterika api neraka, menyeterika kening dan pinggang mereka di hari kiamat!“. Abu Dzar telah mencurahkan segala tenaga dan kemampuannya untuk melakukan perlawanan secara damai dan menjauhkan diri dari segala kehidupan dunia. Ia menjadi maha guru dalam seni menghindarkan diri dari godaan jabatan dan harta kekayaan.

Hamzah Al-Fansuri
Tokoh Tasawuf setelah Abu Dzar adalah Hasan al-Bashri. Oleh Prof Abubakar Aceh dia ditahbiskan sebagai “pioneer” atau susuk yang mula-mula merancang ilmu Tasawuf dan mengajarkannya kepada murid-muridnya seperti Malik bin Dinar, Sabit al-Banani, Muhammad bin wasi’, Farqad as-Sanji, dll. Hasan al-Basri belajar Tasawuf dari Huzaifah bin Yaman.

Lantas siapakah Tokoh yang mempopularkan sebutan “Sufi”? Jawabnya adalah Abu Hasyim as-Sufi, mahaguru sufi yang berasal dari Kufah, Mawlana Abd ar-Rahman al-Jami menetapkannya sebagai orang yang pertama kali memakai kata Sufi. Belum ada orang sebelumnya yang memakai sebutan demikian. Paling tinggi, generasi sebelumnya hanya disebut ahli zuhud, wara’i dan ahli tawakkal.

Satu lagi yang tidak boleh kita abaikan adalah Dzun nun al-Misri (165-245 H). Beliau inilah yang pertama kali membahas teori makrifat secara detail.

C. Tokoh–Tokoh Tasawuf Wanita

 Dunia Tasawuf tidak selalu didominasi peranan lelaki, tetapi di sana terdapat peranan wanita juga. Siapapun yang pernah mendalami ilmu Tasawuf akan hafal dengan sosok Rabiah al-Adawiyah. Kerana beliau dikenal sebagai pelopor teori Mahabbah (cinta). Di samping itu, Rabiah adalah saripati dari kaum wanita Sufi. Maka dari itu, Abu Abdurrahman As-Sulami mengawali bukunya yang membahas profil 82 Sufi wanita dengan susuk Rabiah.

Akan tetapi Tokoh Tasawuf wanita pertama bukanlah Rabiah, melainkan Mu’adzah binti Abdullah al-Adawiyah. Beliau ini hidup di Bashrah sekitar 100 tahun sebelum Rabiah al-Adawiyah. Mu’adzah al-Adawiyah sepanjang hidupnya terbiasa berjaga sepanjang malam untuk sholat. Manakala rasa ngantuk menyerang dirinya, dia akan bangun dan berjalan sekeliling rumah sambil berkata, “Wahai diri (nafs), tidur abadi ada dihadapanmu. Jika aku mati, tidurmu di kuburan akan lama, baik itu tidurmu yang menyedihkan atau menyenangkan!”. Dia akan terus-menerus begitu sampai pagi tiba.

Selain 82 sufi Wanita yang dibahas oleh as-Sulami, masih ada tokoh Sufi lainnya seperti Sayyidah Nafisah. Beliau adalah cucu perempuan tertua dari Hasan bin Ali bin Abi Thalib. Menurut Syeikh Fadhlala Haeri, Nafisah adalah seorang wanita yang sangat masyhur kerana kesolehan, asketisme serta dikenal luas kerana ibadah malamnya. Nafisah adalah susuk yang berhati-hati (wara’), tak terkecuali soal makanan. Ia tidak pernah memakan apa pun kecuali dari harta suaminya. Ini berdampak pada kekuatan doa yang ia panjatkan. Doa Nafisah terkenal mujarab. Konon, Imam Ahmad bin Hanbal pernah sengaja meminta doanya. Konsep dan pola tasawuf yang ia tekuni tidak anti sosial. Tokoh yang telah berhaji sebanyak 30 kali ini adalah susuk yang peduli sesama, suka memberi, dan menolong mereka yang memerlukan atau teraniaya. Ia pernah menolong seorang hartawan yang dirampas haknya oleh pemerintah. Ia menentang keras kezaliman tersebut dan berjuang agar hak tersebut dikembalikan. Perjuangannya terkabul, hartawan itu akhirnya memberikan hadiah 100 ribu dirham. Ini sebagai ucapan terima kasih. Ia terima hadiah itu dan membahagikannya untuk fakir miskin biarpun ia sendiri hidup serba kekurangan. Wallahu’allam bishowwab

Ilmu Tasawuf : 
Ilmu Tentang Kesucian Diri Secara Lahir Dan Batin Untuk Mengenal Dan Mendekatkan Diri Kepada Allah Guna Mencapai Makrifat Allah;

Mengaji Tasawuf : 
Belajar Atau Melatih Diri Dalam Menjalankan Tasawuf;








terimakasih atas respon anda. admin

ERA TASHAWWUF SOCIETY 6.0

Sosialisasi : GENERASI BARU ABAD 21 ERA TASHAWWUF SOCIETY 6.0 (Ki Ageng Sapujagat Al Kajorani Al Jawi) > Revolusi Industri 4.0 mengg...